Mohon tunggu...
Nabila Shofiyah
Nabila Shofiyah Mohon Tunggu... Guru - Guru SDIT Al-Hidayah

Seorang guru yang selalu belajar dan mengajar, suka jalan-jalan serta menyukai dunia anak-anak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengatasi Ketakutan Siswa terhadap Matematika melalui Metode Kreatif

5 Januari 2025   09:53 Diperbarui: 5 Januari 2025   09:52 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Pembelajaran di SDIT Al-Hidayah, Sumenep

Matematika kerap kali dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang "menakutkan" bagi siswa. Ketakutan ini dapat berasal dari berbagai faktor, seperti metode pengajaran yang kurang interaktif, stigma sosial bahwa matematika adalah pelajaran sulit, hingga kurangnya pemahaman dasar. Namun, seiring berkembangnya pendekatan pendidikan, guru kini memiliki banyak cara untuk membuat pelajaran matematika lebih menarik dan mudah dipahami, salah satunya dengan menggunakan alat peraga. Meskipun tidak semua materi mudah dijelaskan melalui alat peraga, pendekatan ini dapat membantu siswa memahami konsep yang sering kali dianggap abstrak.

Saat mengajar di SDIT Al-Hidayah ada beberapa alasan yang sering saya terima dari siswa berkaitan dengan kenapa mereka sering merasa kesulitan dalam belajar matematika, diantaranya adalah:

1. Metode Pengajaran Tradisional Pendekatan pengajaran yang terlalu kaku dapat membuat siswa merasa bosan atau bahkan cemas. Ketika konsep abstrak tidak disampaikan dengan cara yang menarik, siswa cenderung mengalami kesulitan memahami materi.

2. Kurangnya Pemahaman Dasar Matematika adalah mata pelajaran yang bersifat kumulatif. Jika siswa tidak memahami konsep dasar, mereka akan kesulitan mengikuti materi yang lebih kompleks.

3. Tekanan dari Nilai dan Ujian Matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran "penentu" dalam banyak ujian. Tekanan untuk mendapatkan nilai tinggi dapat menimbulkan rasa cemas yang memperkuat persepsi negatif terhadap pelajaran ini.

4. Stigma Sosial Anggapan umum bahwa matematika sulit dapat memengaruhi pola pikir siswa. Mereka merasa bahwa kegagalan dalam pelajaran ini adalah hal yang wajar, sehingga enggan berusaha lebih keras.

Setelah saya berdiskusi baik dengan guru mapel maupun siswa, saya terpikir beberapa solusi untuk mengatasi hal tersebut. Salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi ketakutan siswa terhadap matematika adalah penggunaan alat peraga. Alat peraga memberikan pengalaman visual atau konkret yang membantu siswa memahami konsep abstrak. Namun, penerapannya tentu harus disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Misalnya, bagaimana cara menjelaskan materi seperti penjumlahan pecahan dengan alat peraga?

Penjumlahan pecahan, terutama dengan penyebut yang berbeda, sering kali menjadi tantangan bagi siswa. Namun, dengan kreativitas, konsep ini dapat dijelaskan melalui beberapa cara:

1. Menggunakan Kertas Berwarna atau Potongan Lingkaran

  • Potong lingkaran (atau persegi) menjadi bagian-bagian yang mewakili pecahan, seperti 1/2, 1/4, atau 1/8.
  • Siswa dapat menyusun bagian-bagian ini untuk melihat bagaimana pecahan dijumlahkan. Misalnya, untuk menambahkan 1/4 dan 1/2, siswa dapat menyusun potongan-potongan tersebut hingga menjadi satuan utuh.

2. Papan Pecahan atau Fraction Bars

  • Fraction bars terdiri dari bilah-bilah yang mewakili pecahan tertentu.
  • Dengan menyusun bilah-bilah ini, siswa dapat memahami bahwa penyebut perlu disamakan sebelum pecahan dapat dijumlahkan. Sebagai contoh, untuk menambahkan 1/3 dan 1/4, bilah dapat menunjukkan bahwa hasil akhirnya adalah 7/12 setelah penyebut disamakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun