Dulu aku pernah memaksa hati ini agar mau menerima kehadirannya
Abai dengan segala kekurangan dan menganggap itu semua sebagai kelebihan
Nyatanya? tak cukup aku bertindak. Setelah semua yang telah dia berikan dengan mudahnya
Ia pergi meninggalkan. Hanya sebatas untaian "maaf" apa ini cukup menguatkan?Â
Dia yang paling mencintai datang dengan segala perjuangan, membelai hati dan pikiran kemudian pergi mencampakkan
Dia yang paling menghawatirkan kini berbalik menjadi dia yang paling menakutkan
Dia yang paling mencintai mengisi kekosongan hati hingga tumbuh pundi-pundi cinta bersemi
Sekarang semuanya sudah berubah. Dia yang paling segalanya menjadi dia yang paling apa adanya
Kehadirannya nyaris selalu ku tunggu. Menunggu waktu tuk mengatakan kapan kita bertemu?Â
Itu dulu, sebelum aku memilih berhenti berjuang dengan segala pertikaian
Jujur saja, aku lelah dengan semua ini. Menyalahkan seolah tak dapat di hindari atas segala keegoisanÂ
Dia yang dulu lembut kian berjalan waktu menjadi dia yang egois, kepala batu seiring di makan waktu
Lemah Ayu, Kertasemaya, Indramayu
Rabu, 29 Juli 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H