"Cukup, pak! Â Cukup!"
"Kasihan ibu!"Â
Pak Roni menyesal telah menghianati cinta sejati bu Dun. Wajahnya terus berlinang air mata sembari mengatakan "Maafkan saya Dun,"Â
"Dun, aku merasa beruntung pernah menjadi suamimu meski tidak sampai maut memisahkan. Dunia milikku, kan tetap milikku. Wanita dengan segala kesabaran dan ketangguhan yang rela mengorbankan sisa hidupnya hanya untuk berbakti kepadaku suami yang tak tau diri."
"Bodohnya aku yang telah tega meninggalkanmu hingga membuatmu seperti in!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H