Mohon tunggu...
Nabila Shobawa
Nabila Shobawa Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Focus on the positives and be grateful

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Repetisi Hati

6 Juli 2020   13:20 Diperbarui: 6 Juli 2020   13:35 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kala hati menjadi sebuah ironi dengan mudahnya para laki-laki menanam kasih tanpa tau apa itu sakit hati

Pergi tanpa alasan yang pasti tidakkah membuat hati terasa tercabik-cabik 

Lalu dengan mudahnya dia kembali dan mengisi hati tanpa ada kesadaran diri untuk tidak mengulangi

Lantas bagaimana aku harus bersikap? Menerimamya kembali meski hati terus tersakiti? 

Tersakiti menjadikan diri frustasi hingga ingin menggangtung diri?

Atau cukup dengan mengabaikannya dan merancang sekaligus menata kembali hati? 

Lantas bagaimana dengan perasaan yang masih sayang meski berkali-kali hati menjadi pelampiasan? 

Pelampiasan yang diberikan membuat mata sekaligus pikiran buta akan indahnya cinta

Setidaknya hati ini pernah merasa kebahagiaan diperlakukan sebagai wanita seutuhnya meski hanya beberapa saat

Saat dia mendua dan mengumbarkan cintanya bukankah hati ini akan terasa panas perih? 

Jikalau saja ku gondol ubi di perut sudahlah matang tanpa perlu di bakar. Apakah ini yang dinamakan repetisi hati? 

Indramayu,  6 Juli 2020





Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun