Mohon tunggu...
Nabila Shobawa
Nabila Shobawa Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Focus on the positives and be grateful

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ngerumpi Masih Saja Menjadi Tradisi

2 Juli 2020   19:30 Diperbarui: 4 Juni 2021   13:23 2326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ngerumpimenjadikan sesorang memiliki banyak relasi.

Siapa yang tak kenal dengar kata "ngerumpi". Ngerumpi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terdiri dari beberapa orang guna membicarakan aib orang lain atau masyarakat sekitar umumnya menyebut "gibah". 

Biasanya ngerumpi didominasi oleh kalangan ibu-ibu, namun tak dipungkiri kaum bapak-bapak juga ada yang hobi ngerumpi juga loh. 

Maysarakat di desa khususnya ibu rumah tangga yang tak memiliki kesibukkan umumnya mendatangi rumah warga lainnya guna mengisi kekosongan waktu. Bermula membicarakan mengenai urusan dapur, perkembangan anak. 

Baca juga : Tips Jauhi Dosa Ngerumpi

Entah di sengaja atau tidak tetangga yang lain ikut gabung jadilah yang namanya ngerumpi atau menggunjing jika dalam bahasa Jawa. 

Ngerumpi itu memang renyah rasanya hingga memunculkan berbagai pertanyaan tak ketinggalan pula pengetahuan bagi orang yang super duper kepo mengenai pribadi orang lain, menambah informasi, buktinya warga yang satu tak pernah ngobrol namun dengan mengikuti ngerumpi akhirnya memiliki banyak relasi. 

Umumnya, ngerumpi menjadi salah satu tradisi yang masih di lestarikan sampai saat ini.  Jika dalam bahasa Jawanya "midang bari rerasan" namun,  tradisi ini di nilai kurang baik,  karena kegiatan ngerumpi umumnya kerumunan orang akan membicarakan kejelakan juga aib orang lain tanpa tau kebenarannya. 

Baca juga : Mengubah Budaya "Ngerumpi" Menjadi Kegiatan Produktif

Selain itu, bisa saja omongan orang lain bisa di lebih-lebihkan hingga orang lain bisa naik pitam hingga mengakibatkan permusuhan. 

Sebagai masyarakat Indonesia yang memiliki banyak keberagaman,  tentu akan lebih baik jika memegang teguh tradisi dan bisa melestarikannya.  Tapi,  tradisi ngerumpi bukalah kegiatan yang baik karena dapat melukai orang yang di rumpi. 

Rumpi itu asik. Semakin di korek justru semakin menarik untuk dibicarakan. Namun, pernahkah kalian berpikir,  bagaimana rasamya ketika Anda berada di posisi yang sedang Anda rumpikan? 

Baca juga : Kebiasaan Ngerumpi di Balik Meja Kerja

Janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain.  Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang telah mati?  Tentulah kalian merasa jijik kepadanya.  Bertakwalah kepada Allah.  Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubag lagi Maha Penyayang. " (Al-Hujurat: 12).

Jika tak mau terlibat dalam kegiatan ngerumpi, cukuplah untuk berdiam diri mengisi hari-hari dengan hal yang positif misalnya mengisi hari dengan hal yang produktif di rumah dengan membuat kerajinan yang nantinya dapat mendatangkan pundi-pundi penghasilan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun