Apa kriteria pasanganmu? Â Apakah untuk laki-laki hanya mengandalkan wanita yang cantik?
Apakah wanita dengan kriteria kulit putih, hidung mancung, langsing menjadi kriteria wanita sebagai pendamping hidupmu?Â
Jika pemikiranmu masih seperti ini patut dipertimbangkan lagi. Â Dalam sebuah toko seorang paru baya menyatakan carilah wanita yang mau diajak susah jangan hanya senangnya saja. Â
Menjalin hubungan dengan lawan jenis wajar-wajar saja, hanya saja ada batasannya. Saat ini aku menjalin hubungan dengan laki-laki berkumis tipis asal kota hujan. Â Kami dipertemukan dalam acara pembukaan mall di salah satu perbelanjaan di kota metropolitan. Â
Beberapa kali bertemu tanpa sengaja ia memberiku tumpangan mengantarkan pulang menuju kosan. Berusaha menolak namun tetap saja ia memaksaku dan membuka pintu mobilnya. Â Sepanjang perjalanan diiringi pembicaraan seputar pekerjaan. Sesampainya di depan kosan tak lupa ku ucapkan kata terimakasih karena telah mengantarkanku.Â
Beberapa bulan kemudian ia sering mengabariku baik melalui telpon maupun hanya melalui pesan singkat. Â Akhir-akhir ini ia sering mengajakku pergi meski hanya makan malam di akhir pekan. Â Ia menyatakan isi hati dan aku pun menerimanya.Â
Meski terpisah oleh jarak antara kota hujan dan kota metropolitan tak memyurutkan niatnya untuk selalu mengunjungiku di akhir bulan. Tak ada yang berbeda dari pasangan lain dalam menjalin hubungan ldr.Â
Menjelang annyversary yang ketiga tak biasanya ia melupakan untuk mengucapkan perayaan hubungan. Mungkin dia sibuk pikirku setelah melihat hp.Â
Sudah dua bulan ia tak menemuiku. Â Sesaat setelah makan siang, Â hp bergetar. "aku tunggu di kafe dekat kantormu".
Ia telah memesan makanan juga minuman kesukaanku, bercerita tentang perjalanannya mengunjungi tempat sebagai lokasi pembangunan yang akan menjadi tempat untuk ditanami pohon sawit di pulau seberang. Saat makanannya terjatuh mengenai baju yang dipakainya segera ia menuju kamar mandi untuk membersihkannya.Â
Hp yang berada di hadapan mataku, membuaku tak ingin melewatkan momen ini. Â Segera ku buka isi pesan yang masuk di hp nya kebetulan ia tak pernah mengunci layar hp nya. "Pesan dari Nita" itulah yang ada di layar hp nya. Segera ku letakkan kembali hp di posisi semula.Â
"Sayang, maaf ya aku harus kembali. Â Nanti malam aku telpon," ucapnya sambil memasukkan hp ke dalam saku celana.Â
Sudah tiga tahun aku bersamanya tapi namaku di kontaknya masih sama "Nita" tapi saat bersama ia memanggilku dengam sebutan "sayang" juga dalam bertukar pesan.Â
Seperti biasanya pulang kerja sekitar 19.00 wib segera ku beresakan tempat tidur dan menuju kamar mandi. Saat hendak mematikan lampu ia menelpon dan mengajak vidio call. Â Di tengah pembicaraan terdengar suara ibunya menuju ke kamarnya. Seperti biasa ia menutup vidio call sementara lalu melanjutkan kembali.
Sepasang kekasih tentu ada rasa keinginan terhadap pasangannya untuk menami nama pasangan dengan nama yang sering ia ucapkan. Tidak hanya itu, Â seorang pasangan juga menginginkan foto dirinya di pajang baik di hp atau di kamarnya. Â Bukan cuma itu hubungan yang bertahun-tahun di jalani tentu ingin berkahir ke jenjang yang lebih serius karena itulah perlu yang namamya kepastian dan restu dari kedua orang tua.
Akhir-akhir ini sikapnya berubah, Â ia jarang memberiku kabar. Setelah sekian lama menanti kabar darinya ia mengajakku untuk bertemu di dekat tempat kosku. Saat kuihat meja yang di pesan, Â kupastikan jika nomor meja yang dikirimkan benar tempatnya. Â
Kubtanyakan kepada pelayan di kafe jika benar itu meja nomor 23. "permisi," ucapku pada wanita yang sedang duduk di meja yang telah dipesan oleh kekasihku. Tak lama kekasihku datang. Â Aku senang rasanya bisa melihatnya secara langsung. Â
Ia tersenyum padaku sembari memandamg wanita di sampingnya. Â "Nita, Â ini Rani calon pendamping hidupku yang telah dipilihkan mamah, " ucapnya sembari memegang tangan wanita di sampingnya.Â
Aku terkejut mendengarnya, sedih, kecewa ingin rasanya ku pukul diriku sendiri di hadapannya. Â Dengan menahan tangis ku lontarkan senyum dan mengatakan "terimakasih" lalu bergegas pergi.
Mengapa aku sebodoh ini. Â Mencintai laki-laki lima tahun tanpa pasti, membuang-buang waktu tanpa arti, membuatku sakit hati. Inikah balasanmu padaku setelah lima tahun bersama. Apa Karen ia sempurna hingga rela kau korbankan kesetianku begitu saja???Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI