Mohon tunggu...
Nabila Shobawa
Nabila Shobawa Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Focus on the positives and be grateful

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Memilih Ia yang Sempurna Dibanding Seseorang yang Telah Setia

28 Mei 2020   13:04 Diperbarui: 28 Mei 2020   13:07 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sayang, maaf ya aku harus kembali.  Nanti malam aku telpon," ucapnya sambil memasukkan hp ke dalam saku celana. 

Sudah tiga tahun aku bersamanya tapi namaku di kontaknya masih sama "Nita" tapi saat bersama ia memanggilku dengam sebutan "sayang" juga dalam bertukar pesan. 

Seperti biasanya pulang kerja sekitar 19.00 wib segera ku beresakan tempat tidur dan menuju kamar mandi. Saat hendak mematikan lampu ia menelpon dan mengajak vidio call.  Di tengah pembicaraan terdengar suara ibunya menuju ke kamarnya. Seperti biasa ia menutup vidio call sementara lalu melanjutkan kembali.

Sepasang kekasih tentu ada rasa keinginan terhadap pasangannya untuk menami nama pasangan dengan nama yang sering ia ucapkan. Tidak hanya itu,  seorang pasangan juga menginginkan foto dirinya di pajang baik di hp atau di kamarnya.  Bukan cuma itu hubungan yang bertahun-tahun di jalani tentu ingin berkahir ke jenjang yang lebih serius karena itulah perlu yang namamya kepastian dan restu dari kedua orang tua.

Akhir-akhir ini sikapnya berubah,  ia jarang memberiku kabar. Setelah sekian lama menanti kabar darinya ia mengajakku untuk bertemu di dekat tempat kosku. Saat kuihat meja yang di pesan,  kupastikan jika nomor meja yang dikirimkan benar tempatnya.  

Kubtanyakan kepada pelayan di kafe jika benar itu meja nomor 23. "permisi," ucapku pada wanita yang sedang duduk di meja yang telah dipesan oleh kekasihku. Tak lama kekasihku datang.  Aku senang rasanya bisa melihatnya secara langsung.  

Ia tersenyum padaku sembari memandamg wanita di sampingnya.  "Nita,  ini Rani calon pendamping hidupku yang telah dipilihkan mamah, " ucapnya sembari memegang tangan wanita di sampingnya. 

Aku terkejut mendengarnya, sedih, kecewa ingin rasanya ku pukul diriku sendiri di hadapannya.  Dengan menahan tangis ku lontarkan senyum dan mengatakan "terimakasih" lalu bergegas pergi.

Mengapa aku sebodoh ini.  Mencintai laki-laki lima tahun tanpa pasti, membuang-buang waktu tanpa arti, membuatku sakit hati. Inikah balasanmu padaku setelah lima tahun bersama. Apa Karen ia sempurna hingga rela kau korbankan kesetianku begitu saja??? 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun