Mohon tunggu...
Nabila Shobawa
Nabila Shobawa Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Focus on the positives and be grateful

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bola-bola di Penghujung Jalan

1 Mei 2020   13:01 Diperbarui: 1 Mei 2020   12:54 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rini kembali bekerja ke tempat duduk menghadap komputer setelah jam istirahat berlalu, wajahnya sumringah seolah tak ada sesuatu yang terjadi menyelimuti hatinya. Selang beberapa waktu hp nya bergetar, ia sengaja mengabaikan pesan yang ada di hp untuk fokus terhadap pekerjaannya. 

Rini bekerja di salah satu perusahaan di kota metropolitan. Ia tinggal bersama dua rekannya di rumah dinas setelah kenaikan jabatan yang diraihnya beberapa bulan lalu. Jauh dari orang tua menjadikannya sebagai wanita yang tumbuh dengan pribadi yang mandiri dan keatif. 

Seperti biasanya setiap malam selasa di kantornya mengadakan kegiatan makan bersama sebagai wujud kekeluargaan. Beberapa anggota staf menyarankan untuk makan di makanan Jepang dan sebagian lagi menyarankan untuk makan di tempat biasa. Hp Rini terus bergetar selama perjalanan lagi-lagi ia masih belum sempat membuka isi pesan di hp lantaran ia harus fokus menyetir. 

Sesampainya di tempat makanan Jepang, ketujuh rekannya sengaja masuk terlebih dahulu untuk memesan makanan sedangkan Rini tampaknya masih berada di dalam mobil. wahajnya tertunduk saat melihat hp yang di gengggam tangan kanannya. 

"Apa karena jabatanmu sudah tinggi hingga kamu lupa akan kehadiranku,"

"Kamu sudah tau konsekuensi apa yang akan terjadi jika kita menjalin LDR,"

"Mungkin sestelah ini kamu akan menjalin kedekatan dengan laki-laki lain yang mampu membahagiakanmu,"

"Aku tidak tau mengapa semenjak kenaikan jabatan, kamu hanya membaca isi pesan tanpa membalas pesanku,"

"Apa kamu lupa perjuanganku selama ini, apakah akan kau anggap sebagai angin lalu yang mudah untuk kamu lupakan?"

Begitulah isi pesan Rudi laki-laki yang sedang dekat dengan Rini. Rini menjalin kedekatan dengan Rudi hampir dua tahun setelah mereka memutuskan untuk menjalin kedekatan meski dengan jarak jauh. Saat itu Rini sedang mengetik pesan hanya saja tiba-tiba Aldo menelponnya.

"Nyasar dimana Rin, kita sudah memesankan makanan untukmu,"

"Baiklah, aku segera kesana," jawab Rini sambil membuka pintu mobil.

Tanpa terasa waktu menunjukkan pukul 22.00 wib. Rini sengaja memilih pulang lebih cepat dari biasanya. Segera ia memesan ojek online menuju rumah dinasnya. Setelah mengganti pakaian ia menuju tempat tidur dan membuka hp, saat ia sedang mengetik pesan Rudi tiba-tiba saja Rudi menelpon.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Rudi sedikit canggunng tanpa memanggil nama Rini atau nama panggilan kesayangannya (prinses)

"Kabarku baik, bagaimana denganmu?" ucap Rini menanyakan kembali kabar Rudi.

Hampir setiap malam Rudi menelpon Rini entah itu menanyakan kabar ataupun bercerita tentang kejadian hari ini yang dialaminya. Di akhir pembicaraan Rudi, ada kalimat yang membuat Rini terdiam saat itu. 

"Aku tak ingin jika kamu terus berdekatan dengan Aldo staf yang selalu beramamu,"

"Aku juga tak ingin jika kamu selalu mengikuti kegiatan rutin di malam selasa makan bersama staf lain," ucap Rudi.

"Sudah ku katakan berulang kali, ini hanyalah profesional kerja," ucap Rini.

"Baiklah, jika kamu terus mengatakan hal demikian sudah saatnya mana yang kamu pulih apakah pekerjaanmu atau aku!" ucap Rudi.

"Selama ini tampaknya kesabaranku tak pernah dilihatnya. Kecurigaan dan cemburunya tampaknya lebih menyelimuti dirinya," gerutu Rini seesaat setelah menutup telpon.

"Maafkan aku bola-bola, kali ini aku tak lagi bisa bersamamu," ucap Rini dengan memanggil sapaan kesayangan nya kepada Rudi.

Sambil menyalakan lagu dan mematikan lampu kamar Rini bergegas tidur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun