Mohon tunggu...
Nabila Sayida M
Nabila Sayida M Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB

Be Kind

Selanjutnya

Tutup

Money

Makmur dengan Bertani Singkong

4 Maret 2020   08:59 Diperbarui: 4 Maret 2020   09:30 1341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

CISEENG, KAMIS (27/02/2020) - Kecamatan Ciseeng dikenal sebagai kawasan minapolitan, yaitu daerah yang berbasis bisnis perikanan. Selain terkenal dengan budidaya perikanannya, daerah ini juga terkenal dengan hasil pertanian. Ubi kayu alias singkong menjadi komiditas andalan warga Kecamataan Ciseeng.

"Di Kecamatan Ciseeng terdapat 10 Desa, dimana setiap desa banyak lahan yang ditanami pohon singkong. Hal ini dikarenakan perawatan pohon singkong yang relatif mudah", kata Ema, penyuluh pertanian Kecamatan Ciseeng saat ditemui di kantor UPT Balai Penyuluhan Pertanian/Perikanan & Kehutanan Ciseeng, Kamis (27/02/2020).

Untuk meningkatkan kualitas singkong, tim penyuluh pertanian Kecamatan Ciseeng melakukan kunjungan secara rutin ke lahan petani singkong di Kecamatan Ciseeng. Kunjungan itu dilakukan untuk menanyakan apa saja kendala yang mereka hadapi dan kebutuhan yang mereka perlukan. Umumnya kebutuhan yang diperlukan oleh petani Singkong di Ciseeng berupa traktor untuk membajak sawah. Selain itu, UPT Ciseeng juga terbuka lebar bagi para petani yang ingin datang untuk melakukan konsultasi mengenai budidaya singkong.

Di Desa Ciseeng para petani singkong dibuatkan wadah oleh penyuluh berupa sebuah kelompok yang beranggotakan para petani singkong di Kelurahaan Ciseeng. Kelompok itu dipimpin oleh Supriadi yang merupakan petani sukses dibidang pertanian singkong.

"Budidaya singkong ini sangatlah mudah dan sederhana. Pertama pohon singkong yang di tanam diberi pupuk kandang, lalu saat mencapai umur 1 bulan pohon diberi pupuk urea dan ketika mencapai umur 5 bulan pohon diberi pupuk poska. Pohon singkong tidak perlu perawatan khusus karena singkong ternggolong jenis tanaman yang tidak rewel. Pohon singkong yang ditanam akan dipanen dalam kurun waktu 9 bulan", kata Supriadi, ketua kelompok petani Ciseeng  saat ditemui di kantor UPT Balai Penyuluhan Pertanian/Perikanan & Kehutanan Ciseeng, Kamis (27/02/2020).

Supriadi saat ini memiliki lahan seluas 5 hektar yang ditanami 50.000 pohon singkong di Ciseeng karikhil, Kec. Ciseeng, Kab. Bogor, Jawa Barat. Dari setiap pohon yang ditanam oleh Supriadi, bisa menghasilkan singkong sebanyak 2 kilogram. Selain menjual singkong dari hasil panennya sendiri ia juga menerima singkong lainnya dari petani kecil.

"Saya mengambil untung 1.000 rupiah per kilonya. Jadi, saya beli dari petani dengan harga 1.500 rupiah kemudian saya  jual dengan harga 2.500 rupiah", kata Supriadi, ketua kelompok petani ciseeng saat ditemui di kantor UPT Balai Penyuluhan Pertanian/Perikanan & Kehutanan Ciseeng, Kamis (27/02/2020).

Setiap harinya Pak Supriadi bisa menjual hingga 40 ton singkong. Jika dihitung, pendapatan yang diperoleh Pak supriadi dalam sehari bisa mencapai 100 juta rupiah dengan keuntungan 40 juta rupiah. Hal ini tentu menunjukan betapa menguntungkannya budidaya singkong, dengan perawatan yang mudah dan sederhana kita bisa meraup banyak keuntungan. Singkong juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan seperti mengobati diare, melancarkan pencernaan dan menambah energi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun