Mohon tunggu...
Nabila Rusadi
Nabila Rusadi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi

Mahasiswi STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh (Aceh Barat) Pelatih renang akuatik lisensi D

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pulang Kampung Modal Nekat

14 Desember 2024   11:16 Diperbarui: 14 Desember 2024   11:24 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber Ilustrasi: PEXELS/Lara Jameson

Hari raya idul fitri kurang hikmat jika belum berkumpul dengan sanak saudara di kampung halaman. Momen yang paling ditunggu-tunggu adalah memakai baju coupel bersama keluarga, banyak aneka makana, dan saling maaf-memaafkan. Itulah yang ada dibenak saya saat di rantauan. Walaupun saya sekarang tinggal bersama ibu dan kakak saya di Meulaboh, Aceh Barat, tetapi saya asli orang Medan. Lahir dan dibesarkan disana.

  Seminggu memasuki hari raya idul fitri kami memutuskan untuk pulang kampung. Sebisa mungkin kami meminimkan pengeluaran karena yang kami pikirkan lauk pauk setelah kami di balik ke Meulaboh lagi. Hal hasil hanya ibu saya yang pulang kampung dengan travel, terus apakah saya dan kakak saya tidak pulkam? Oh tentu saja pulang kampung dong. Hanya saja kami berdua naik motor. Ya naik motor dari Meulaboh ke Medan. Ide yang sangat nekat, tetapi orang tua saya mengizinkannya walaupun ya Allah ya Allah sepanjang perjalanan kami. Sebelumnya saya bulan lalu beli motor sendiri dari hasil kerja keras saya selama dua tahun terakhir, tenang kok itu masih cicilan, Alhamdulillah. Tentu saja sudah ada SIM C yang saya persiapkan untuk pulang kampung.

  Puasa terakhir kami berangkat, malamnya saya tidur dengan pulas karena saya harus menjaga stamina untuk sampai ke tujuan dengan selamat, ya dengan selamat. Pikiran saya bekerja keras memikirkan perjalanan yang luar biasa ini dengan sendirian, maksudnya sendiri mengendarai motor, sebab kakak saya belum bisa di lepas sendiri. Pernah sesekali saya ajarkan tetapi saya sendiri yang jantungan dibuatnya. Akan tetapi, semangat untuk jumpa keluarga saya sangatlah besar sampai saya tidak sabar menantikannya.

   Jangan panik dulu, mohon bersabar karena sebelum itu kami booking hotel di Banda Aceh. Seperti kata pepatah, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Belum pernah saya ke Banda Aceh, terlalu sibuk bekerja dan kuliah, jadi ini saatnya kita menikmati Kota Banda Aceh.

   Pukul 06.30 kami berangkat dari Meulaboh menuju Banda Aceh. Minyak motor sudah terisi penuh dan siap untuk berangkat.  Cuaca yang dingin menyelimuti diri ini, tebalnya jaketpun tidak terasa. Sahur tadi kami langsung siap-siap melihat kembali perlengkapan agar tidak ada yang ketinggalan. Perjalanan yang menegangkan dengan gunung-gunung yang tinggi menjulang dan desiran ombak di pinggir perjalanan. Saya takut saat melihat air pantai yang dipinggir jalan tersebut, imajinasi pikiran aneh saya muncul, haruskah motor ini saya belokan, melintasi pantai dan tenggelam. Apa hanya saya saja yang terkadang terlintas pikiran aneh?

   Puncak gunung Geurutee, akan menjadi tempat terfavorit saya untuk saat ini, sangat disayangkan jika tidak berhenti menikmati tenangnya air pantai dari atas sini. Puncak Geurutee merupakan kawasan pegunungan yang sering dijadikan sebagai persinggahan para pengendara, untuk menuju kesana kita harus melewati jalan yang berkelok-kelok. Rasanya letih saya hilang saat tiba di atas sini melihat luasnya samudera di ujung sana. Enak ya duduk disini apalagi ada makanan yang hidangan,namun sayangnya hari ini kami puasa. Tidak lama waktu istirahat kami disini, kami juga mengejar waktu untuk tiba di Banda Aceh agar bisa istirahat.

  Tibalah kami di penginapan jam 12.00 WIB tidak butuh waktu lama untuk mencari alamat sebab kakak saya ini pinter baca maps. Bukankankah kami saling melengkapi, ah indahnya perkakak adikan ini. Walaupun kami harus bayar 50 ribu karena lebih awal masuk dari waktu yang ditentukan, tidak masalah dengan harga penginapan 130 ribu satu kamar. Sudah lama sekali saya tidak tidur di tempat senyaman ini, AC yang super adem, kamar mandi yang bersih, dan tempat tidur yang luas. Bukannya tidur tetapi saya melihat Google Maps tak sabar untuk ke masjid yang selama ini saya lihat di televisi pada masa kecil.

    Jalan-jalan sore itu mamang menyenangkan ya apalagi disambut dengan malamnya seruan takbiran. Kami membeli beberapa takjil dan minuman untuk di bawa ke Masjid Baitul Rahman. Hari sudah semakin gelap dengan awan yang mulai menghitam dan angin yang cukup kencang, syukurnya kami sudah tiba di Masjid. Saya sempat berpikir akan sepi tapi salah masjid ini tak pernah sepi pengunjung, hujan badai sekalipun saya rasa tidak akan mempengaruhi pengujung, lihatlah saya salah satunya yang berasa di sini meskipun hujan. Parahnya kami berbuka puasa di luar masjid, tidak hanya sendiri bahkan ramai sekali jadi berasa bukber bareng keluarga. Luas dan megahnya bangunan masjid ini, masjid yang terkenal dengan keajaiban sang Maha Kuasa. Selesai sholat magrib kami segera balik ke penginapan takut terjebak hujan yang deras dan juga saya kami harus tidur cepat untuk perjalan esok. Allahu kabar Allahu akbarlaa ilaaha illallaahu wallahu akbar, allahu akbar wa illaah ilhamd. Tak sadar jika air mata ini mengalir dengan sendirinya, entah itu mengingat banyaknya dosa, kematian, atau mungkin kehilangan orang yang kita sayangi. "Selamat hari raya idul fitri mamaku sayang", ucapku di telepon.

   Setelah dipikirkan panjang kali lebar kali tinggi, akhirnya kami tidak sholat idul fitri mengingat 605 kilometer atau 12 jam perjalanan yang akan kami tempuh. Itu berdasarkan Google belum tentu segitu bukan?

   Minyak motor ini selalu penuh untuk dimulainya awal perjalanan baru. Pagi-pagi buta kami chek out setelah sholat subuh, sekitar jam 05.40 kami berangkat dengan jaket yang saya ganti super tebal namun masalah memang selalu ada disetiap kehidupan. Tidak perlu panik, kacamata saya hilang. Malam itu masih ada kacamata saya tetapi pagi ini tidak tau wujudnya kemana. Tidak mau memakan waktu, kamipun berangkat dengan mata saya rabun jauh minus satu.

  Siapkan popcorn dulu agar lebih nikmat membacanya, akan banyak kejutan lainnya yang akan saya cerita disini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun