Menurut pendapat lazarus (1991) dalam Mashar, kondisi emosi terdiri dari dua kategori, yaitu emosi negatif dan positif. Emosi negatif yaitu keadaan yang tidak membuat seseorang nyaman untuk berada di suatu tempat, sedangkan emosi positif yaitu kondisi yang menguntungkan untuk diri sendiri. Berbagai reaksi emosi negatif yang muncul seperti marah, kecemasan, rasa malu dsb. Sedangkan untuk emosi positif maka akan muncul seperti rasa bangga, cinta, perasaan terharu dsb.
Penggunaan gawai dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap perkembangan pada anak. Pengaruh positif jika anak menggunakan gawai dengan bijak antara lain; dapat beradaptasi mengikuti perkembangan teknologi, meningkatkan kreativitas digital, mendukung aspek akademis dan non akademis, dan mengurangi tingkat stres.
Namun, Jika anak menggunakan gawai tidak bijak, maka akan berdampak negatif seperti; Menjadi pribadi yang tertutup, kesehatan otak terganggu, jam tidur menjadi tidak teratur, pudarnya kreativitas baik digital maupun non digital, anggota tubuh mudah terpapar radiasi, dan Adanya ancaman cyber bullying.
Pengaruh emosi positif yang didapat pada saat menggunakan gawai dengan bijak yaitu salah satunya timbul perasaan bahagia, dengan bermain game dan menonton film kesukaannya yang dapat menambah wawasannya secara sadar tidak sadar. Sedangkan emosi negatif pada anak salah satunya timbul perasaan marah, dikarenakan terbiasa bermain gawai tanpa batasan waktu, sehingga pada saat anak tidak diberikan gawai oleh orang tua, akan terjadi ketidakstabilan dalam mengendalikan emosi.
     Â
Pengawasan Orang Tua Terhadap Penggunaan Gawai Pada Anak
Perlunya pengawasan orang tua pada anak, walau terkadang orang tua sulit membagi waktu. Namun tetap harus memperhatikan anak. (Sunita & Mayasari, 2018) menyatakan bahwa anak merupakan tumpuan dan harapan di masa depan, maka orang tua harus senantiasa memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak serta mengubah perilaku anak-anaknya. Terlebih lagi Anak mudah terjerumus ke dalam hal yang negatif karena mereka peniru unggul. Oleh karena itu, orang tua harus memberikan pendidikan di era digital seperti sekarang yaitu memberikan pendampingan dalam penggunaan teknologi pada anak, sebab orang tua dapat mengawasi anak dan mengarahkan konten-konten positif bagi anak untuk menggunakan teknologi secara tepat dan sesuai dengan tumbuh kembang anak, (Paulo, 2019).
Aturan Penggunaan Gawai Pada AnakÂ
Adanya aturan penggunaan gawai pada anak, agar terhindar dari kecanduan terhadap gawai, karena akan berdampak buruk kepada anak untuk kedepannya, seperti dapat menghambat berbagai aspek tumbuh kembang anak. Berbagai macam aturan penggunaan gawai yang harus diterapkan pada anak antara lain; 1) Penggunaan gawai pada anak usia dini, hanya 1 jam per hari, 2) Mengatur fitur pada gawai agar anak terhindar dari situs berbahaya yang dapat menghambat perkembangannya, 3) Menempatkan anak di ruang terbuka, agar dapat dijangkau oleh orang tua, 4) Membuat kesepakatan dengan anak dalam melakukan segala aktivitas.
Cara Mengatasi Agar Anak Tidak Kecanduan Terhadap Gawai Serta Memiliki Emosi Yang Stabil
      Kegiatan yang harus dilakukan untuk meminimalisir penggunaan gawai oleh anak, yaitu antara lain; 1) Membatasi waktu penggunaan gawai, 2) Membuat ruangan bebas dari gawai. 3) Meluangkan waktu bersama anak. 4) Melakukan berbagai kegiatan, yang melibatkan anak seperti membantu memasak, membuat sesuatu dengan memanfaatkan barang yang sudah tidak terpakai 5) Mengajak anak keluar rumah seperti pergi ke tempat wisata kebun binatang, pantai, pegunungan dsb.