Mohon tunggu...
Nabila Khairunnisa
Nabila Khairunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - --Just Ordinary Account--

Tak perlu menjadi orang lain, cukup menjadi diri sendiri saja.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Emosi Anak Usia Dini (5 Tahun)

14 Desember 2021   14:06 Diperbarui: 14 Desember 2021   14:10 1367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pengantar 

Adanya teknologi seperti gadget yang semakin meningkat dan berkembang yang dapat memberikan dampak positif dan negatif untuk manusia terutama pada anak. Maka diperlukan pendampingan dan pengarahan pada saat menggunakannya agar dapat berfungsi sebagaimana fungsinya. Karena banyak pengguna anak usia dini yang menggunakan gadget  sehingga lupa waktu, lebih senang menyendiri dan kurang bersosialisasi. Artikel ini berupaya untuk mengupas pengaruh gadget terhadap perkembangan emosi anak dengan tujuan agar orang tua membatasi waktu anak dalam menggunakan gawai serta bijak dalam menggunakan gawai.

Pengertian Gawai

Teknologi dari tahun ke tahun tak bisa dipungkiri bahwa akan selalu mengalami peningkatan dan perkembangan, salah satunya pada teknologi komunikasi yaitu gawai. Menurut Iswidharmanjaya (7:2014) menyatakan "Gadget adalah alat atau perangkat elektronik dengan tujuan dan fungsi yang praktis, terutama untuk menunjang tenaga kerja manusia". Gawai terbagi dari beberapa macam yaitu : smartphone, laptop, tablet pc, dan video game. Sehingga tidak asing lagi oleh para generasi muda sekarang, karena hampir di setiap umur dan kalangan memiliki salah satu gadget tersebut.

Hal ini didukung dari banyaknya macam merk, tipe, harga di berbagai tempat penjualan gadget, Sehingga para masyarakat tertarik untuk memilikinya, (KPAI, 2020). Oleh karena itu, gawai memainkan banyak peran pendukung dalam gaya hidup saat ini. Berdasarkan data KOMINFO pada tahun 2021 pengguna internet di Indonesia meningkat 11 persen dari tahun sebelumnya, yaitu dari 175,4 juta menjadi 202,6 juta pengguna, (Aptika.Kominfo). Hal ini menunjukkan bahwa banyak orang tua yang memberikan gawai kepada anak. Tanpa orang tua sadari, anak sudah kecanduan terhadap gawai dan menganggap hal tersebut adalah hal biasa. (Pendidikan et al., 2020)

Adapun himbauan kepada orang tua dan masyarakat sekitarnya yang terdapat anak, karena menurut para ahli yaitu Williams dan Guggenheim mengatakan bahwa "anak yang diberikan gawai, dapat menyebabkan terjadinya kesenjangan dalam bermasyarakat. Karena pemberian gawai pada anak usia terlalu dini dapat menyebabkan dampak negatif terhadap perkembangan anak". (Chikmah & Fitrianingsih, 2018)

fungsi dan manfaat yang terdapat pada gawai apabila digunakan dengan bijak, (Salis Hijriyani & Astuti, 2020) diantaranya ialah; 1) Sosial, berbagai aplikasi dan fitur di gawai yang dapat digunakan dengan mudah. Manfaatnya yaitu dapat berkomunikasi dengan orang lain tanpa harus membuang waktu untuk bisa berbagi kabar. Hal ini juga dapat mempermudah para pengguna dalam mencari relasi pertemanan di berbagai bidang. 2) Komunikasi, dapat berkomunikasi dengan cepat, praktis dan mudah. 3) Pendidikan, menurut Puji dalam Hijriani bahwa mudahnya dalam mengakses berbagai ilmu pendidikan, Sehingga pengguna gawai tidak perlu keluar dari suatu tempat untuk mendapatkan buku yang berada di tempat jauh untuk dijangkau.

Di sisi lain, penggunaan gawai dapat memberikan dampak buruk lebih cepat terutama kepada anak apabila tidak digunakan dengan bijak. Untuk itu perlu adanya pengawasan dari orang tua serta peraturan untuk membatasi penggunaan gawai pada anak agar terhindar dari hal yang tidak menyenangkan.

Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Perkembangan Emosi Anak

Membahas mengenai perkembangan emosi. Menurut pendapat Goleman (Radliya et al., 2017) mengemukakan bahwa "emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak yang didasarkan pada perasaan, keadaan biologis dan psikologis".

Kemampuan mengenali emosi diri Menurut Wiyani (Maulinda et al., 2020) adalah kesadaran diri dalam mengenali perasaan suatu itu terjadi dari waktu ke waktu dalam kehidupanya. Masa ini terjadi pada usia 3 -- 6 tahun, dimana anak akan mulai merasakan perasaannya dan mulai merasakan apa yang menjadi penyebab munculnya emosi dalam dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun