Globalisasi membuka pintu untuk bertukar informasi dan budaya, tetapi juga membawa tantangan berupa lunturnya sikap positif salah satunya toleransi. Anak-anak sering kali terpapar konten negatif, seperti konflik antarbudaya yang ada di media sosial. Sikap intoleran dapat muncul akibat kurangnya pemahaman terhadap perbedaan. Dalam situasi ini, peran pendidikan menjadi penting, terutama untuk menanamkan nilai-nilai toleransi sejak dini. Salah satu pendekatan yang relevan adalah melalui sastra anak. Karya sastra yang menghibur sekaligus mendidik dapat menjadi jembatan untuk memperkenalkan nilai-nilai keberagaman dan penghormatan.
Sastra anak adalah karya sastra yang ditujukan untuk anak-anak dengan tema, bahasa, dan isi yang sesuai dengan perkembangan mereka. Contohnya termasuk dongeng, cerita fantasi, dan fabel. Berdasar fungsinya sastra anak bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga alat pendidikan yang menyampaikan nilai-nilai moral, sosial, dan multikultural.
Kisah yang ada dalam sastra anak sering kali menampilkan tokoh-tokoh yang beragam latar belakangnya, baik budaya, agama, maupun karakter. Hal ini memberikan gambaran langsung kepada anak tentang pentingnya menghormati keberagaman. Contohnya, cerita fabel yang menampilkan berbagai jenis hewan yang hidup harmonis bersama dapat dijadikan ilustrasi nilai toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
Maka dari itu kita sebagai guru perlu memahami dan mendalami fungsi dari sastra anak untuk pembelajaran siswa, karena memiliki dampak yang luar biasa positif. Adapun peran guru disini untuk mengimplementasikan pembelajaran sastra anak kepada siswa bisa sebegai berikut :
- Memilih bacaan yang relevan kepada siswa. Pastikan cerita yang dipilih mengandung nilai-nilai toleransi dan sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
- Bermain peran/Roleplay. Hal ini dapat memberi mereka sudut pandang yang berbeda.
- Diskusi interaktif. Libatkan anak-anak dalam diskusi tentang cerita, terutama mengenai nilai-nilai toleransi yang tepat.
- Membuat cerita sendiri. Meminta siswa untuk membuat cerita sendiri terutama yang berkaitan dengan toleransi.
Sastra anak adalah media yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan terutama toleransi antar sesama sejak dini. Dengan cerita yang sederhana namun kaya makna, anak-anak dapat belajar menerima perbedaan, bekerja sama, dan hidup damai dalam keberagaman. Mengingat sastra anak dikemmas dengan menyenangkan dan bersifat fantasi, sehingga membuat anak betah dan senang saat membacanya.
Referensi :
Resmini, N. (2010). Sastra anak dan pengajarannya di sekolah dasar. Diakses dari: file. upi. edu/... SASTRA.../SASTRA_ANAK_DAN_PENGAJARANNYA_DI_SEKOLAH_DASAR.
Kamal, K. K. A. (2023). Implementasi Sikap Toleransi Siswa di Sekolah Dasar. Jurnal Gentala Pendidikan Dasar, 8(1), 52-63.
Dewi, N. K. (2022). Toleransi Otentik dalam Sastra Anak sebagai Implementasi Wawasan Multikultural. Jurnal Ilmiah Telaah, 7(1), 78-84.
Hafizah, H., Rahmat, A., & Rohman, S. (2022). Pembelajaran sastra anak dalam membentuk karakter di sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Metalingua, 7(2), 137-144.
Oktasari, A. F., & Kasanova, R. (2023). Pembentukan karakter siswa sekolah dasar melalui sastra anak. Journal on Education, 5(4), 12017-12025.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H