AKIBAT MARRIED BY ACCIDENT (MBA)
Oleh: Nabila Putri Dina Ramadhan
Penulis: Rathu Yamazaih
Penerbit: CV. Madani Berkah Abadi
Waktu Terbit: Oktober 2020
Halaman: 575
Apa yang terjadi ketika menikah karena sebuah kesalahan? Kesalahan yang bahkan tidak kamu lakukan. Kesalahan yang membuat hidupmu berubah sembilan puluh derajat.
Kenyataan tersebut dialami oleh pemeran utama dalam novel Fauzan. Novel ini menggunakan sudut pandang orang ketiga. Kisahnya bermula ketika Metta menemukan Fauzan dalam keadaan mabuk karena dijebak oleh seseorang. Mereka berdua tanpa sadar melakukan hal yang seharusnya tidak mereka lakukan. Apalagi mereka masih seorang siswa sekolah menengah atas.Â
Novel tersebut menyuguhkan konflik yang cukup rumit. Dimana Metta, sang pemeran utama, dinyatakan positif garis dua. Hal itu membuat Metta shock dan menemui Fauzan lagi setelah kejadian malang yang lalu. Naasnya, Fauzan enggan bertanggung jawab dan menyalahkan Metta. Sehingga Metta memutuskan untuk tidak lagi berhadapan dengan Fauzan dan memilih putus sekolah untuk membesarkan janin yang ada di dalam kandungannya. Namun ketika Metta sudah pasrah dengan sikap tidak bertanggung jawab milik Fauzan, laki-laki itu tiba-tiba datang dan berkata bahwa dia akan bertanggung jawab. Namun tidak semudah membalikkan tangan, Fauzan diusir dari rumah karena dicap merusak reputasi keluarga. Hal ini menyebabkan Fauzan harus bisa sekolah dan bekerja dalam waktu yang bersamaan.Â
Penulis dalam novelnya ini menegaskan bahwasanya menikah karena kesalahan bukanlah jalan yang mudah untuk ditempuh. Hal ini juga memberi pesan kepada pembaca untuk berpikir terlebih dahulu ketika akan berbuat sesuatu. Target dari novel ini adalah para remaja. Masa remaja merupakan masa-masa yang labil. Remaja sering terjerumus ke hal yang salah ketika dia tidak punya pedoman yang kuat.Â
Dalam novel ini, nilai tentang tanggung jawab diajarkan oleh tokoh Metta dan Fauzan. Metta bertanggung jawab dengan tidak menggugurkan janinnya dan Fauzan bertanggung jawab atas perbuatannya dengan menikahi Metta. Meskipun risiko yang mereka ambil cukup berat, tetapi mereka tetap melakukannya atas dasar tanggung jawab. Bahkan ketika ekonomi mereka sedang tidak baik, mereka tetap menjalaninya. Mereka berdua berusaha untuk menerima keadaan yang sepatutnya tidak dijalani oleh remaja seumuran mereka. Nilai pengorbanan juga diajarkan oleh tokoh Metta dan Fauzan. Metta yang rela untuk putus dari sekolah dan Fauzan yang lapang dada ketika diusir dari rumah. Selain itu pertumbuhan emosional dan kedewasaan juga diajarkan oleh mereka. Mereka dipaksa untuk menjadi lebih dewasa, belajar memprioritaskan keluarga, dan mengatasi masalah yang muncul dalam rumah tangga mereka.Â
Rathu Yamazaih, sang penulis, agaknya menulis cerita ini untuk mengingatkan para remaja tentang beratnya pernikahan bagi mereka yang belum siap secara mental ataupun finansial. Zaman sekarang banyak sekali kejadian MBA atau Married by Accident dalam lingkup remaja. Para remaja berpikir bahwa apa yang mereka perbuat tidak begitu berisiko untuk kedepannya. Penulis berharap dengan novel yang beliau terbitkan membuat pandangan para remaja dapat terbuka lebar. Meskipun dalam novel ini berakhir bahagia, tidak memungkiri bahwa apa yang mereka lalui bukanlah hal yang mudah.Â
Kelebihan novel ini adalah novel ini memberikan sudut pandang orang ketiga. Sehingga pembaca dapat mengerti dan memahami posisi para tokoh yang sedang diceritakan. Selain itu, novel ini juga mengangkat isu yang kerap terjadi di masyarakat yaitu Married by Accident. Novel ini membuat para tokoh yang menjadi pelaku dari Married by Accident tersebut tidak semerta-merta langsung hidup bahagia. Para tokoh mengalami banyak sekali cobaan dalam kehidupannya. Hal itu mengajarkan bahwa pernikahan yang didasarkan kesalahan, tidak akan mendatangkan kebahagiaan secara instan. Butuh beberapa waktu untuk penyesuaian dengan keadaan yang sedang terjadi. Novel ini pun memiliki alur dan penulisan yang rapi sehingga pembaca cukup nyaman ketika membaca.
Kekurangan dalam novel ini adalah penggunaan kata kasar yang sering diucapkan beberapa tokoh. Para pembaca dapat meniru jika mereka tidak selektif. Selain itu, ada juga perilaku seorang anak yang tidak sopan kepada orang tua dalam novel tersebut. Sehingga para pembaca berpikir bahwa ketidaksopanan terhadap orang tua merupakan hal yang wajar. Dalam novel ini juga terdapat geng dan juga perkelahian. Sehingga para pembaca terkhususnya remaja memiliki keinginan untuk membentuk geng ataupun terlibat perkelahian karena dianggap keren.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H