Mohon tunggu...
Nabila Proletariati Azzura
Nabila Proletariati Azzura Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Just an accounting freshman

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perekonomian di Indonesia Saat Pandemi Covid-19

3 Oktober 2024   14:45 Diperbarui: 3 Oktober 2024   15:06 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

           Pada awal tahun 2020 warga dunia digemparkan oleh munculnya virus Corona yang begitu mematikan, termasuk tanah air kita, tanah air Indonesia. Tepat dua bulan setelah mencuatnya kasus tersebut tercatat bahwa jumlah kematian akibat Covid-19 di Indonesia hingga pertengahan Oktober 2021 mencapai 187.905 jiwa. Data ini berasal dari pemerintah kabupaten/kota yang masih mencatatkan perkembangan kasus Covid-19. Dampak yang diakibatkan dari covid-19 sangtlah banyak. Tidak hanya mental, karena di tinggalkan oleh orang terdekat kita. Namun, juga berdampak terhadap perekonomian Indonesia.

           Pandemi Covid-19 telah berdampak buruk pada ekonomi nasional sepanjang tahun 2020 lalu kendati mulai triwulan tiga 2020 mulai membaik. Kondisi ekonomi nasional itu dapat dilihat dari sejumlah indikator perekonomian, seperti pertumbuhan ekonomi, Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), Indeks Manufaktur (PMI), Retail Sales Index, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), dan jasa keuangan. Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) mengatakan ketahanan ekonomi Indonesia masih sangat kuat di tengah berbagai gejolak dan ketidakpastian yang muncul dari global. "Ketahanan ekonomi Indonesia saya rasa masih sangat kuat" ucapnya. Pernyataan tersebut berbalik dengan kenyataan sesungguhnya yang mengatakan bahwa angka pengangguran dan kemiskinan di Indonesia semakin meningkat.

           Kondisi ini juga memicu penurunan perdagangan bahkan perdagangan internasional. Di Indonesia sendiri berbagai sektor seperti pabrik-pabrik harus menghentikan proses operasi karena kondisi tidak memungkinkan. Kementerian ketenagakerjaan sendiri melaporkan ada 2,9 Juta karyawan yang di PHK. Tidak hanya PHK secara massal, dari bagian pemilik usaha sendiri juga mendapati kerugian. Selain PHK, permintaan, suplies, dan produksi, menjadi tersendat.

           Dari sisi Outlook APBN, pada tahun 2020 anggaran Indonesia mengalami deficit secara drastis. APBN pada tahun 2020 dinyatakan sebagai deficit. Deficit terjadi karena pendapatan negara yang tidak sebanding dengan pengeluaran. Anggaran deficit pada tahun 2020 mencapai hingga 947,7 triliun. Mengapa bisa sebanyak itu? Tentu saja jawaban nya karena negara Indonesia sibuk menyiapkan vaksin untuk waraga nya dan dengan banyaknya waraga Indonesia yang di PHK menyebabkan pendapatan yang menurun.

           Secara perlahan pemerintah mencoba mencari cara untuk memulihkan perekonomian pada tahun ini. Walaupun tindakan pemulihan ekonomi menjadi hal yang harus segera dicanangkan, tidak dapat dipungkiri apabila dalam upaya pemulihan tersebut menemui rintangan. Upaya pemulihan ini bukan perkara yang mudah. Penopang pertumbuhan ekonomi cenderung rendah, dilihat dari rendahnya konsumsi rumah tangga. Selain itu, daya beli, dan minat belanja masyarakat juga menurun

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun