Mohon tunggu...
Nabila Paputungan
Nabila Paputungan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Studi Tentang Landasan Kependidikan

12 Desember 2022   12:25 Diperbarui: 2 Januari 2023   20:14 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

STUDI TENTANG LANDASAN KEPENDIDIKAN
Nabila Paputungan¹, Novianty Djafri²
Manajemen pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo

ABSTRAK
Pendidikan adalah sebuah proses pemartabatan manusia menuju puncak optimasi potensi kognitif, afektif, dan psikotomorik yang dimilikinya, dan pendidikan juga merupakan proses membimbing, melatih, memandu manusia agar terhindar dari kebodohan dan pembodohan, pendidikan juga dapat dijadikan sebagai proses elevasi yang dilakukan secara nondiskriminasi, dinamis dan intensif menuju kedewasaan individu, yang dilakukan secara kontinyu dengan sifat yang adaptif dan nirlimit atau tiada akhir. Tugas dan fungsi utama pendidikan adalah membangun manusia yang beriman, cerdas dan kompetitif. Selain itu, fungsi pendidikan harus menanamkan keyakinan kepeda peserta didik bahwa untuk mencapai kemajuan bangsa yang lebih baik dimasa yang akan datang haruslah dengan ilmu pengetahuan. Secara teknis dan kelembagaan, pendidikan berfungsi untuk memfasilitasi proses pembelajaran bagi peserta didik, sehingga ia mampu mentransmisi pengetahuan yang diperolehnya dengan baik dan efektif. Tujuan pendidikan adalah untuk mengmbangnkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa,berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab.

PENAHULUAN
Semua informasi ilmiah, terutama yang berbahasa Indonesia, perlu ditingkatkan mutunya. Salah satunya yang mendesak adalah informasi tentang landasan kependidikan, sebab informasi ini melandasi pengembangan teori dan pratik pendidikan dalam rangka mewujujudkan ilmu pendidikan seperti ini dibutuhkan mengingat bahasa Indonesia memiliki kebudayaan, jiwa, semangat, dan kebiasaan hidup tersendiri, hidup dalam wilayah geografi tersendiri, serta memiliki filsafat hidup Pancasila yang tidak dimiliki oleh bangsa lain.
Penelitian kepustakaan ini berusaha mengungkapkan konsep-konsep baru, terutama berkaitan dengan era gobalisasi sekarang, dan dengan kemungkinan terbentuknya filsafat pendidikan dan ilmu pendidikan yang bercorak Indonesia, serata dalam upaya mempercepat tercapainya tujuan pendidikan nasional yang menginginkan perkembangan manusia Indonesia seutuhnya yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila.


METODE

Seperti biasanya dalam penelitian keputusan, data diambil dengan cara membaca  dan mencatat informasi-informasi yang relavan dengan kebutuhan. Bahan-bahan bacaan mencakup buku-buku teks, jurnal-jurnal atau majalah-majalah ilmiah, dan hasil-hasil penelitian. Bacaan-bacaan ini diambil dari beberapa perpustakaan, dengan jumlah sebanyak mungkin, diutuamakan yang terbaru.
Data yang dijangkau ini kemudian dianalisis dengan cara sebagai berikut: (1) dikelompokan menurut landasan pendidikan ditambah dengan pendidikan dan profisionalisasi pendidik sebagai bahan penyempurna; (2) masing-masing kelompok tersebut kemudian dipilih-pilih menjadi bagian-bagian yang lebih kecil; (3) setiap akhir analisis kelompok dilengkapi dengan dampak konsep pendidikan yang mungkin dapat dimanfaatkan dalam menyusun ilmu pendidikan yang bercorak Indonesia.
Laporan penilitian yang dihasilkan adalah berbentuk buku teks Landasan Kependidikan. Memenag tujuan penelitian keputusan ini adalah untuk menyusun buku teks yang akan digunakan sebagai bahan kuliah di perguruan tinggi.


HASIL PEMBAHASAN
Profesi pendidikan baik guru maupun dosen secara formal telah diakui dengan disebutnya sebagai pejabat profisional yang tunjangan profesionalnya dibayar. Namun dalam pratik ternyata bnyak pekerjaan mendidik dilakukan oleh petugas-petugas yang tidak profesional dalam pendidikan, misalnya dosen dan instruksi kursus yang tidak beijazah guru.
Untuk mengatasi hasil di atas dan sekaligus menantang para pendidik agar bekerja lebih keras sesuai dengan predikat yang disandangny, yaitu ptugas profesional, maka pengertian dan pelaksana mendidik prlu direvisi. Pengertian mendidik yang diajukan adalah membuat kesempatan dan menciptakan situasi yang kondusif agar peserta didik mau dan dapat belajar atas dorongan sendiri untuk mengembangkan bakat, pribadi, da potensi-potensi lainnya. Sudah tentu bimbingan tetap diperlukan manakala peserta didik mendapatkan kesuliatan. Dengan demikian tujuan mendidik pertama-tama adalah mengembangkan afeki yang positif: dari sini diharapkan agar terjadi pengembangan kondidi dan psikomotor, yang pada gilirannya kelak tercapai seutuhnya.
Bekenan dengan ketimpangan pelaksanaan pendidikan sekarang, yaitu pengembangan afeksi, khusunya agama, moral Pancasila dan kewarganegaraan yang tidak dilaksanakan seintensif pengembangan kognisi dan psikomotor yang dapat megakibatkan kenakalan remaja, maka studi ini memang patut mengemukakan konsep inovasi dalam bidang ini. Mengembangkan peserta didik menjadi manusia ekonomi belum diperhatikan. Padahal pembentukan manusia ekoomi pada masa pertambahan penduduk yang pesat ini sangant penting artinya untuk menghemat bahan-bahan konsumsi dan biaya kehidupan. Karenanya, masalah ini memang perlu digalakkan dalm dunia pendidikan. Mereka dapat belajar dari negara lain tentang cara mencukupi biaya pendidikan sendiri, anatara lain degan mencari dana melalui sembangan orang tua, keuntungan kantin, toko pakaian seragam, penjualan barang-barang jadi buatan siswa, mengadakan bazar, mengadakan malam kesenian, menyewakan aula, bunga tabungan di bank, dan komisi mencari nasabah bank.
Stufi ini juaga menuliskan strategi penidikan dalam mengahdapi dampak globalisasi. Penekanan ilmu dan teknologi dalam pendidikan memang keharusan karena globalisasi dipacu oleh ilmu dan teknologi. Namun Indonesia tidak boleh tenggelam dalam arus globalisasi, melainkan tetap mempertahankan identitas diri dengan budaya tersendiri. Umar Kayam telah merencanakan bagaimana seharusnya budaya Indonesia yang baru itu, yang mencakup segala aspek kehidupan yang positif.
Mengendalikan lembaga pendidikan juga perlu ditingkatkan mengingat manajer merupakan ujung tombak proses pendidikan berdasarkan hasil-hasil survei kemampuan dasae manajemen berkualitas dan pendidikan yang berkualitas merupakan dua aspek yang saling berkaitan. Yang suadah ada adalah filsafat negara yaitu Pancasila dan yang baru ditangani adalah pratik pendidikan di jalur pendidikan sekolah.
   Ini terjadi karena pratik pendidikan terlepas dari teori pendidikan dan filsafat pendidikan yang    berperan sebagai pengendali. Karena peran filsafat pendidikan dan teori pendidikan atau ilmu pendidkan yang bercorak indonesia sangat penting untuk meluruskan arah pendidikan dalam   mencapai tujuan pendidikan nasional yang dicita-citakan, maka perlu segera ada dua upaya penyiapannya melalui penelitian-penelitian.

DAFTAR REFERENSI
Anita L. 1996. Tantangan Pendidikan dalam Era Pascamodern. Sinergino. 2.
 Arbi, S.Z. 1988. Pengantar kepada Filsafat Pendidikan. Jakarta: P2LPTK,
            Depdikbud.
Broom, L. 1981. Sociology. New York: Harper and Row, Publishers.
Buchori. M. 1990. Menyongsong Globalisasi. Mimbar Pendidikan, no. 4, tahun
                IX.
Buchori, M. 1996. Menuju Madrasah Unggul. Transformasi Pendidikan di Indonesia
        dan Tantangannya di Masa Depan. Jakarta: IKIP Muhammadiyah Jakarta Press.
Coleman, J.W ., dan Crassey. D.R. 1984. Social Problems. New York: Harper
       and Row,    Publishers.
Gaffar, M.F. 1995. Status Pengelola Satuan Pendidikan: Antara Kenyataan dan
       Harapan.     Makalah pada Temu Ilmiah Nasional Manajemen Pendidikan di Padang.
ISPI. 1989. Perkembangan Ilmu Pendidikan di Indonesia dalam Kurun waktu
      1965-1985. Jurnal Pendidikan, nomor 2.
Jasin, S.A. 1994. Survai Sampel Keperluan dan Keharusan Ilmu Pendidikan.
       Proceeding    Seminar Hasil Penelitian Perguruan Tinggi, Buku I: Ilmu Pendidikan.
        Jakarta: Dirbinlatabmas,   Ditjen Dikti Depdikbud.
Kamars, D. 1995. Penyiapan Tenaga Manajemen Pendidikan Tingkat Pascasarjana.
        Makalah Temu Ilmiah Nasional Manajemen Pendidikan di Padang
Makalah pada Simposium Nasional, Yogyakarta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun