Mohon tunggu...
Nabila Ayu Wulandari
Nabila Ayu Wulandari Mohon Tunggu... Atlet - pelajar

senang bermain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Percobaan Indikator Asam Basa yang Diekstrak dari Bahan Alami

18 Juni 2024   10:12 Diperbarui: 19 Juni 2024   21:52 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : LKPD Kelompok

Pengertian Indikator Asam Basa

Indikator asam basa adalah suatu zat atau bahan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan bereaksi terhadap sifat asam dan basa suatu larutan. Dengan ini, kita bisa menentukan suatu zat bersifat asam, basa, ataupun netral. Jika suatu bahan indikator diuji dengan larutan asam basa, maka akan terjadi perubahan warna untuk menentukan sifat larutan tersebut.

Indikator asam basa juga terbagi dari 4 jenis, yaitu indikator alami, indikator universal, kertas lakmus, dan pH meter. Nah disini akan dijelaskan mengenai indikator asam basa yang menggunakan indikator alami.

Indikator Alami

Indikator alami ini adalah indikator yang menggunakan bahan alami atau misal tumbuh-tumbuhan sebagai bahan untuk menentukan sifat larutan. Tidak semua tumbuhan dapat digunakan sebagai indikator, hanya tumbuhan yang ekstraknya dapat berubah warna ketika diteteskan larutan asam atau basa. (sumber : ruangguru, jurnal)

Nah setelah mengetahui apa itu indikator asam basa dan indikator alami, yuk lanjut ke percobaan indikator asam basanya.

Percobaan Indikator Asam Basa dengan Bahan Alami/Indikator Alami

A. Alat dan Bahan

- Alat : cutter, lumpang dan alu, gelas kimia, spatula

- Bahan : Bawang Merah, Bawang Putih, Kunyit, Lengkuas, Pepaya, Jeruk, HCl, NaOH

B. Langkah Kerja

1. Siapkan Alat dan Bahan.

2. Cuci bersih bahan yang digunakan.

3. Tumbuk bahan menggunakan lumpang dan alu.

4. Masukkan hasil tumbukkan ke dalam plat tetes.

5. Tambahkan air pada bahan yang masih di dalam lumpang dan alu, lalu masukkan ke dalam plat tetes di tiga tempat yang berbeda;

- plat 1 : bahan alami,

- plat 2 : bahan yang telah diekstrak,

- plat 3 : bahan yang telah diekstrak untuk ditambahkan asam,

- plat 4 : bahan yang telah diekstrak untuk ditambahkan basa.

6. Beri label pada setiap percobaan.

7. Tambahkan 3 tetes HCl pada plat 3.

8. Tambahkan 3 tetes NaOH pada plat 4.

9. Amati perubahan warna yang terjadi.

10. Ulangi langkah yang sama untuk bahan yang lainnya.

C. Analisis Perubahan Warna Yang Terjadi

1. Bawang Merah

Bawang merah memiliki warna asli ungu muda, dengan ekstrak ungu muda. Ketika ekstrak diberi asam, warna berubah menjadi ungu. Ketika ekstrak diberi basa, warna tidak berwarna.

Maka dapat disimpulkan bahwa bawang merah merupakan indikator asam basa, karna terjadi perubahan warna pada asam nya.

2. Bawang Putih

Bawang putih memiliki warna asli putih, dengan ekstrak warna putih. Ketika ekstrak diberi asam, warna berubah menjadi kuning muda. Ketika ekstrak diberi basa, warna berubah menjadi kuning tua.

Maka dapat disimpulkan bahwa bawang putih merupakan indikator asam basa.

3. Kunyit

Kunyit memiliki warna asli kuning, dengan ekstrak warna kuning. Ketika ekstrak diberi asam, warna berubah menjadi merah. Ketika ekstrak diberi basa, warna berubah menjadi orange muda.

Maka dapat disimpulkan bahwa kunyit merupakan indikator asam basa.

4. Lengkuas

Lengkuas memiliki warna asli kuning keruh, dengan ekstrak warna kuning keruh. Ketika ekstrak diberi asam, warna berubah menjadi   oranye keruh. Ketika ekstrak diberi basa, warna berubah menjadi coklat.

Maka dapat disimpulkan bahwa lengkuas merupakan indikator asam basa.

5.  Pepaya
Pepaya memiliki warna asli merah, dengan ekstrak berwarna merah. Ketika ekstrak diberi asam, warna tetap merah (tidak berubah). Ketika ekstrak diberi basa, warna juga tetap merah (tidak berubah).

Maka dapat disimpulkan bahwa pepaya bukan merupakan indikator asam basa karena tidak adanya perubahan warna yang terjadi.

6. Jeruk

Jeruk memiliki warna asli oranye, dengan ekstrak berwarna oranye. Ketika ekstrak diberi asam, warna tetap oranye (tidak berubah). Ketika ekstrak diberi basa, warna tetap oranye (tidak berubah).

Maka dapat disimpulkan bahwa jeruk bukan merupakan indikator asam basa.

Tabel Pengamatan


Nah, seperti itu teman-teman untuk proses percobaannya. Untuk kesimpulan yang kita dapat adalah:

Indikator asam basa pada indikator alami ditentukan dengan adanya perubahan warna atau reaksi yang terjadi pada bahan (ekstrak) ketika diberi asam atau basa. Berdasarkan hasil percobaan, dapat dilihat kelompok bahan yang bisa dijadikan sebagai indikator asam basa adalah bawang merah, bawang putih, kunyit, dan lengkuas. Sedangkan yang tidak bisa dijadikan indikator asam basa adalah jeruk dan pepaya.

Ekstrak bahan alam dapat digunakan sebagi indikator asa basa dikarenakan adanya kandungan antosanin yang berasal dari pigmen warna merah-ungu pada suatu tanaman, dapat bereaksi dengan asam basa dan berubah warna (kandungan zat pada tanaman sensitif terhadap pH).

Cukup segitu untuk pembahasan mengenai percobaan indikator asam basa yang diekstrak dengan bahan alami. Sampai bertemu di kegiatan selanjutnya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun