Mohon tunggu...
Nabila Nurrahmah
Nabila Nurrahmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasisiwa

Membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Melejitkan Bisnis Syariah: Panduan Lengkap dari Konsep Halal hingga Strategi Alokasi Modal

19 November 2024   16:16 Diperbarui: 19 November 2024   16:21 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

https://www.muamalahnews.com/2022/10/budaya-iklan-di-lihat-dari-sudut.html

Konsep halal dan haram dalam pengelolaan keuangan bisnis syariah memiliki peranan yang sangat penting dalam memastikan bahwa setiap transaksi dan investasi dilakukan sesuai dengan prinsip syariat Islam. Halal merujuk pada segala aktivitas yang diperbolehkan, sementara haram adalah yang dilarang. Dalam bisnis syariah, setiap transaksi harus memenuhi prinsip-prinsip ini, termasuk adanya akad yang jelas dan produk yang bebas dari unsur terlarang seperti riba (bunga), gharar (ketidakjelasan), dan maysir (perjudian).

 

Untuk menilai kehalalan suatu instrumen investasi, ada beberapa langkah yang perlu diikuti, di antaranya adalah memahami prinsip syariah yang melarang riba, gharar, dan maysir. Selain itu, penting untuk memeriksa fatwa dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) yang menyatakan kehalalan instrumen tersebut, serta menganalisis sektor usaha yang akan diinvestasikan agar sesuai dengan prinsip Islam. Instrumen investasi syariah yang populer antara lain saham syariah, sukuk, reksa dana syariah, deposito syariah, dan emas.

 

Strategi alokasi modal yang sesuai dengan syariah dapat meningkatkan pertumbuhan bisnis dengan beberapa pendekatan. Diversifikasi portofolio menjadi salah satu kunci untuk menyebarkan risiko dan memaksimalkan potensi keuntungan melalui berbagai instrumen syariah. Selain itu, fokus pada sektor halal, inovasi produk investasi, dan peningkatan literasi keuangan syariah juga penting untuk melibatkan lebih banyak investor dalam pasar modal syariah.

 

Perbedaan mendasar antara laba yang diperoleh dari kegiatan halal dan haram terletak pada sumber dan cara perolehannya. Laba halal dihasilkan dari aktivitas bisnis yang sesuai dengan prinsip syariah, seperti penjualan barang halal dan jasa yang bermanfaat, sedangkan laba haram berasal dari aktivitas yang dilarang, seperti perjudian dan perdagangan barang haram. Laba halal tidak hanya mendukung kesejahteraan masyarakat tetapi juga memberikan keberkahan, sedangkan laba haram dapat menimbulkan masalah sosial dan spiritual.

 

Dalam konteks pembiayaan, terdapat perbedaan signifikan antara pembiayaan konvensional dan syariah. Pembiayaan konvensional sering kali mengandalkan bunga sebagai imbalan atas pinjaman, yang dapat menyebabkan utang yang lebih besar bagi peminjam. Sebaliknya, pembiayaan syariah berbasis pada prinsip yang melarang riba, gharar, dan maysir, dengan imbalan yang diperoleh melalui bagi hasil atau margin keuntungan yang jelas. Selain itu, akad dalam pembiayaan syariah seperti murabahah, mudharabah, dan ijarah bersifat transparan dan saling menguntungkan, yang berbeda dengan pembiayaan konvensional yang umumnya tidak memiliki akad yang jelas.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun