Â
Nama Kelompok 5 :
Dina Alfiyah (230103110006)
Nabila Nur Afrina (230103110088)
Husna Amalia Suaidah (230103110136)
Fika Nur Khoiriyah (230103110109)
Ahmad Rozan Nur Mahdi Rokhmatullah (230103110131)
Gunung Kelud yang terletak di Jawa Timur, Indonesia, meletus dengan sangat dahsyat pada 13 Februari 2014. Sebelum meletus, aktivitas vulkanik Gunung Kelud telah menngkat, dengan gempa bumi dan keluarnya asap vulkanik yang menjadi tanda-tanda awal. Letusan terjadi pada pagi hari dan disertai dengan semburan abu vulkanik yang mencapai ketinggian hingga 17 kilometer ke atmosfer.Â
Abu yang tebal menyebar ke berbagai daerah, termasuk kota-kota besar seperti Kediri, Blitar, dan Malang, yang menyebabkan gangguan serius pada transportasi udara dan kesehatan masyarakat.
 Dampak dari letusan gunung kelud yaitu menyebabkan kerusakan infrastruktur dan lahan pertanian, menggangu kehidupan sehari-hari masyarakat, aktivitas ekonomi terhenti dan menimbulkan kekhawatiran akan potensi letusan susulan dan dampak jangka panjang terhadap lingkungan.
Sebelum letusan Gunung Kelud pada 2014, langkah mitigasi pra-bencana telah dilakukan untuk meminimalkan resiko dan dampak dari aktivitas vulkanik. Pemantauan dilakukan oleh PVMBG, yang memantau aktivitas seismik dan geologi gunung. Edukasi masyarakat tentang tanda-tanda letusan dan pentingnya kesiapsiagaan juga dilakukan melaui sosialissasi dan pelatihan.Â
Ketika terjadinya letusan gunung kelud pada 13 Februari 2014, langkah-langkah mitigasi langsung diambil untuk melindungi masyarakat. Tim tanggap darurat dikerahkan untuk membantu proses evakuasi, memastikan bahwa masyarakat dapat mengungsi dengan aman. Setelah letusan, upaya mitigasi pasca bencana difokuskan pada pemulihan dan rehabilitasi.Â
Pemerintah bersama dengan lembaga bantuan melakukan pembersihan area terdampak, termasuk pengangkutan abu vulkanik dari jalan dan lahan pertanian.Â
Bantuan logistik dan kebutuhan dasar disalurkan kepada pengungsi serta adanya program rehabilitasi untuk memulihkan infrastruktur yang rusak seperti jalan dan fasilitas umum, evaluasi juga dilakukan untuk meningkatkan rencana mitigasi di masa depan.
Saran dan Pertanyaan dari Kelompok 4 (Hilina Nadlifatuzzahra) : Apakah daerah yang jauh dari area sekitar gunung perlu diadakan penyuluhan kepada masyarakatnya ?
Jawab :Â
Ya, penyuluhan kepada masyarakat di daerah yang jauh dari area sekitar gunung tetap sangat penting. Berikut beberapa alasan mengapa penyuluhan diperlukan:
Kesadaran dan Kesiapsiagaan: Masyarakat di daerah yang jauh mungkin tidak menyadari potensi risiko yang ditimbulkan oleh aktivitas vulkanik. Penyuluhan dapat meningkatkan kesadaran mereka tentang tanda-tanda aktivitas gunung berapi dan langkah-langkah yang perlu diambil jika terjadi keadaan darurat.
Mitigasi Risiko: Meskipun tidak berada di zona bahaya langsung, daerah yang jauh tetap dapat terpengaruh oleh dampak letusan, seperti hujan abu vulkanik atau gangguan transportasi. Penyuluhan dapat membantu masyarakat memahami cara melindungi diri dan properti mereka.
Koordinasi dan Komunikasi: Dalam situasi bencana, komunikasi yang efektif antara daerah terdampak dan daerah yang lebih jauh sangat penting. Masyarakat yang teredukasi dapat berpartisipasi dalam upaya mitigasi dan tanggap darurat, termasuk membantu dalam distribusi informasi dan bantuan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI