Kesehatan mental saat ini sedang ramai dibicarakan oleh masyarakat luas terutama di kalangan mahasiswa, karena banyak terjadinya kasus mahasiswa bunuh diri di tingkat universitas entah itu karena tekanan dari tugas, keluarga, ataupun teman sehingga menyebabkan korban merasa tertekan dan merasa sendirian sehingga tidak punya tempat untuk bercerita.Â
Bahkan saya sendiri pun tak jarang mendengar cerita bahwa seseorang yang sedang mengalami tekanan jika bercerita kepada orang lain respond mereka ada yang bagus dan ada yang jelek.Â
Contoh respond yang bagus itu seperti memberi saran ataupun semangat, dan respond yang jelek seperti meremehkan cerita tersebut atau bahkan membandingkan tingkat tekanan yang dialami.
Dalam kehidupan seorang mahasiswa pastinya ada berbagai macam masalah yang muncul, sehingga masalah tersebut lama kelamaan menjadi menumpuk  dan menjadi beban pikiran. Masalah yang muncul itu datang dari kegiatan yang kita alami setiap harinya secara terus berulang dengan kejadian yang berbeda-beda, sehingga bisa menyebabkan konflik. Dari konflik tersebut bisa menyebabkan seseorang depresi, gelisah, stres, cemas, dan over thinking yang berlebihan.
Seorang mahasiswa bisa merasakan stres yang berlebihan karena tidak cocok dengan lingkungannya sehingga harus terus menerus memaksakan diri agar bisa adaptasi dengan lingkungan yang baru.Â
Selain itu juga tugas yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa terkadang terasa berat, bisa jadi tugas tersebut di luar kemampuan mahasiswa sehingga menyebabkan stres dan para mahasiswa tidak memiliki waktu yang banyak untuk istirahat dan kurangnya waktu untuk bersantai sehingga pola makan dan tidur pun ikut terganggu.Â
Selain tugas yang memberatkan mahasiswa, teman juga bisa menjadi salah satu alasan dampak seseorang merasakan stres karena kurangnya bersosialisasi.
Teman bisa menjadi salah satu alasan seseorang menjadi stres. Contohnya adalah jika diberi tugas kelompok oleh dosen yang di mana kelompoknya itu diacak, pasti ada beberapa yang tidak ikut berpatisipasi dalam mengerjakan tugas tersebut.Â
Yang di mana itu mempengaruhi mental seseorang karena harus mengerjakan tugas kelompok menjadi tugas individu dan tugas tersebut bisa dibilang cukup berat untuk dikerjakan secara individu.Â
Maka dari itu banyak mahasiswa yang lebih senang jika diberi tugas kelompok dan dibebaskan dalam memilih kelompoknya. Karena jika dapat memilih teman kelompok sendiri kita bisa berdiskusi, bekerja sama dan mengerjakan tugasnya sesuai pembagiannya masing-masing.
Dampak dari pikiran stres secara terus menerus akan membawa efek negatif bagi seseorang karena ketidak stabilan pikiran sehingga bisa menyakiti diri sendiri. Maka dari itu kesehatan mental cukup penting bagi seorang karena dapat mempengaruhi kondisi fisik.Â
Oleh karena itu penting untuk kita selalu menjaga kesehatan mental, Â jika merasa banyak pikiran ataupun banyak tekanan jangan dipendam sendirian. Karena jika dipendam sendirian akan terasa berat.
Jika pikiran kita sedang kacau atau penuh tekanan, kita bisa cerita ke teman yang dapat diandalkan agar pada saat bercerita teman tersebut bisa memberikan nasehat ataupun pendapat mengenai bagaimana cara kita mengambil keputusan dengan benar. Jangan asal cerita ke teman karena mungkin saja dia tidak bisa memberikan pendapat sesuai seperti yang kita inginkan.Â
Jika sudah bercerita kepada teman namun belum menemukan keputusan tepat cerita ke psikolog adalah satu hal yang tepat agar emosi atau perasaan yang kita rasakan bisa jauh lebih terkontrol.
Selain itu kita harus terus berusaha berpikir positif agar tidak di kontrol oleh pikiran yang jelek yang nantinya bisa menyakiti diri sendiri. Kita harus selalu memberikan kata-kata yang positif kepada diri sendiri karena bisa mengurangi pikiran negatif.Â
Dan dengan kita sering memberikan kata yang positif kita bisa menambah rasa percaya diri, mengurangi rasa cemas yang berlebihan, meningkatkan kesehatan karena selalu berpikiran yang positif, dan bisa memberikan kenyamanan kepada diri sendiri.
Salah satu tips untuk menjaga kesehatan mental sebagai seorang mahasiswa adalah kita harus bisa memilih teman yang satu frekuensi dengan diri kita sendiri karena dapat memudahkan untuk bertukar pikiran, nyambung untuk diajak berdiskusi tentang apapun, bisa menjadi teman yang suportif jika kita sedang tidak baik-baik saja, selalu mendengarkan keluh kesah yang kita alami. Dan yang paling penting adalah dia selalu menemani kita dan selalu mendengarkan dan juga memberikan nasehat jika kita sedang stres.
Jika kita sedang stres kita harus mencari teman dan usahakan jangan sendirian karena jika sendirian takutnya pikiran kita sudah terkontrol oleh pikiran yang negatif dan kita bisa saja melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan.Â
Oleh karena itu penting untuk memilih teman yang satu frekuensi karena nantinya dia yang akan selalu menemani dan memberikan pendapat jika kita sedang tidak baik-baik saja.
Dan diri kita juga seharusnya terbuka kepada orang lain tidak menutup diri, agar pikiran negatif kita bisa kita buang jauh dan diganti oleh pikiran yang positif.Â
Pikiran yang positif itu bisa datang dari kata yang diberikan oleh orang lain atau dari diri sendiri, yang nantinya akan membangun pikiran kita menjadi lebih terbuka lagi.Â
Maka dari itu jika kita sedang stres kita harus bercerita kepada teman yang kita percaya karena dengan itu kita bisa mengurangi rasa stres itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H