Mohon tunggu...
Nabila Anindya Novianty
Nabila Anindya Novianty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa jurusan Ilmu Hubungan Internasional di UPN 'Veteran' Yogyakarta

Go out and do your magnificent things.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perbedaan Kepemimpinan Tempat Kerja di Selandia Baru dan Hongkong

5 Juni 2023   15:03 Diperbarui: 5 Juni 2023   15:40 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Penafsiran ini didukung oleh pengetahuan tentang budaya Hong Kong (di mana bawahan jelas tidak dapat diterima untuk mengkritik atasan mereka). Humornya jauh lebih sedikit daripada di sesi Selandia Baru, dan pemimpin sering kali mengontrol situasi. Selain itu, bawahan umumnya tidak menanggapi humor bos mereka yang mencela diri sendiri dengan suara keras karena hal ini dapat dianggap bahwa mereka menyetujui dan karenanya dapat dianggap sebagai mengancam muka, dan anggota tidak pernah menggunakan bos mereka sebagai sasaran lelucon mereka saat dia ada.

Perbedaan dalam perilaku pemimpin yang dapat diterima ini dapat dijelaskan (setidaknya sebagian) oleh ekspektasi budaya yang beragam. Orang-orang dalam budaya Tionghoa dituntut untuk memahami tugasnya dan mengikuti aturan perilaku peran yang baik. Individu yang berada pada posisi yang lebih rendah, seperti anak-anak dan bawahan, diharapkan untuk patuh dan menghormati mereka yang berada pada posisi yang lebih tinggi, dan mereka yang berada pada posisi sosial yang lebih tinggi memiliki hak dan kewajiban untuk mengajari bawahannya bagaimana caranya untuk berperilaku 'benar'. Namun, dalam budaya Barat di mana individualisme sering dihormati, campur tangan seperti itu hampir pasti dianggap salah.

Sementara pemimpin Selandia Baru menggunakan humor untuk menggambarkan dirinya sebagai "salah satu dari mereka", tampaknya pemimpin Hongkong tidak ragu lagi bahwa dia masih "orang yang bertanggung jawab". Mereka berdua menggunakan humor untuk menanggapi ekspektasi budaya atas kinerja kepemimpinan sambil tetap berpegang pada standar budaya tertentu dan konvensi hubungan kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun