Mohon tunggu...
KKN UNS 41
KKN UNS 41 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNS Kelompok 41 Desa Adiraja, Cilacap Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Desa Adiraja : Memelihara Tradisi dalam Kehidupan Masyarakat

12 Agustus 2024   23:15 Diperbarui: 17 Agustus 2024   22:04 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ADIRAJA - Desa Adiraja merupakan salah satu desa yang terletak di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Pada tahun 2023, jumlah penduduk Desa Adiraja tercatat sebanyak 7.082 jiwa dan sekitar 3.500 diantaranya menganut agama islam dengan tetap melestarikan kegiatan adat yang telah dilaksanakan secara turun temurun. Terdapat 13 sesepuh Desa Adiraja yang  menjadi ketua dari masing-masing kelompok, yang mana anggota dari masing-masing kelompok berjumlah sekitar 200 orang.

Tempat yang digunakan oleh masyarakat Desa Adiraja untuk mengadakan berbagai kegiatan adat disebut dengan Rumah Pasemuan. Rumah Pasemuan tersebut terbuat dari kayu yang beratapkan daun nipah. Selain Rumah Pasemuan, terdapat juga Pacabakan yang menjadi tempat untuk mengadakan kegiatan adat apabila Rumah Pasemuan tidak mencukupi. 

Pelaksanaan berbagai kegiatan adat di Desa Adiraja diorganisir oleh PRKJ (Paguyuban Resik Kubur Jero tengah) Desa Adiraja. Semua kegiatan adat yang dilaksanakan di Desa Adiraja berjalan dengan swadaya murni dari masyarakat setempat atau dengan kata lain menyesuaikan kemampuan ekonomi masing-masing warga masyarakat dan apabila dana yang dibutuhkan berjumlah besar maka akan diadakan musyawarah di masing--masing kelompok sejak jauh hari, minimal 40 hari sebelum acara dilaksanakan.

Berbagai kegiatan adat di Desa Adiraja dilaksanakan pada bulan besar seperti Suro, Mulud, Sadran, dan Syawal. Pelaksanaan kegiatan adat pada bulan Suro, Syawal, Mulud, dan Sadran bertempat di Pasemuan, sedangkan kegiatan adat pada bulan Besar dilaksanakan di Pekuncen Kendran. 

Terdapat beragam kegiatan adat yang dilaksanakan di Desa Adiraja, salah satunya yaitu Tradisi Suran. Tradisi Suran dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan keberkahan serta sebagai wujud rasa syukur atas nikmat Tuhan. Namun Tradisi Suran tersebut tidak dilaksanakan bertepatan pada malam satu Suro, hal tersebut dikarenakan sudah menjadi tradisi turun temurun. 

Dalam Tradisi Suran, tiap-tiap keluarga akan menyiapkan berbagai jenis makanan dari hasil bumi mulai dari tumpeng, jenang, wajik, ketan, ampyang, leper, pala pendhem, pala gumantung, hingga buah-buahan yang nantinya dikumpulkan di Rumah Pasemuan untuk didoakan oleh Petugas Darai Pemerintahan Desa Adiraja (Kayim) dan akhirnya akan dibagikan kepada masyarakat.

Tidak ada ketentuan mengenai jumlah makanan yang harus disiapkan oleh masing-masing keluarga. Dengan kata lain, jumlah makanan yang harus disiapkan menyesuaikan kemampuan masing-masing keluarga karena hal tersebut bersifat sukarela sehingga tidak boleh memberatkan.

Pada bulan Suro juga terdapat kegiatan adat lainnya yaitu Sedekah Laut. Tradisi Sedekah Laut dilakukan sebagai wujud ucapan rasa syukur para nelayan dan masyarakat  terhadap Tuhan dan para penguasa laut selatan atas rezeki berupa hasil laut yang telah didapatkan selama satu tahun terakhir. Sedekah Laut dilakukan dengan melakukan pelarungan "Jolen" yang telah dibuat oleh para kelompok nelayan. Jolen tersebut berisi tumpeng, ayam tulak (harus dalam kondisi hidup), pakaian, kain jarik, kaca, parfum, sisir, peralatan rias, dan jarum. Tahun ini pelaksanaan Sedekah Laut Desa Adiraja jatuh pada tanggal 2 Agustus 2024. Terdapat pelaksanaan kirab jolen Sedekah Laut yang dilaksanakan sebelum kegiatan pelarungan, yang mana kegiatan tersebut tidak hanya diikuti oleh para nelayan saja melainkan juga oleh masyarakat umum. Setelah pelaksanaan kirab, jolen Sedekah Laut akan dinaikkan ke atas kapal dan dibawa ke Pantai untuk didoakan oleh perwakilan dari ke-13 sesepuh Desa Adiraja agar selanjutnya dapat dilakukan proses pelarungan. Kemudian acara dilanjutkan dengan makan bersama di tempat pelaksanaan pelarungan Jolen Sedekah Laut Desa Adiraja. Tradisi Sedekah Laut tersebut ditutup dengan pagelaran wayang semalam suntuk yang dilaksanakan pada malam harinya.

Selain kedua tradisi yang telah disebutkan di atas, masih banyak tradisi lain yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa Adiraja, seperti Tradisi Nyadran yang dilakukan dengan berziarah atau napak tilas dengan berjalan kaki ke Pekuncen Bonokeling, Jatilawang, Banyumas. Kegiatan napak tilas tersebut dilakukan dengan membawa bekal makan berupa bahan mentah dan bekal untuk selametan serta terdapat larangan untuk menggunakan perhiasan selama pelaksanaan kegiatan napak tilas. Selametan dilakukan pada saat napak tilas bertujuan untuk  memohon keselamatan serta sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan.

Kemudian terdapat acara adat lainnya, seperti Tradisi Sedekah Bumi yang dilaksanakan pada bulan Apit sebagai wujud rasa syukur atas rezeki yang telah dilimpahkan oleh Tuhan melalui pertanian. Rasa syukur tersebut diwujudkan dengan kegiatan bersih lingkungan, bersih makam, dan selametan. Dalam pelaksanaan Tradisi Sedekah Bumi Desa Adiraja akan dilakukan penyembelihan kerbau sebagai hasil dari swadaya masyarakat, yang mana nantinya akan dibagikan kembali kepada masyarakat secara merata melalui ke-13 sesepuh Desa Adiraja. Kegiatan selametan pada Tradisi Sedekah Bumi tersebut tidak  dilaksanakan secara bersamaan di satu tempat melainkan dilakukan di masing-masing wilayah dengan pusatnya terdapat di Balai Desa Adiraja. Kegiatan selametan tersebut akan dipimpin oleh orang yang dituakan di masing-masing wilayah, yang mana selanjutnya akan dilaksanakan acara ruwatan wayang kulit pada siang harinya dan pada malam harinya akan dilaksanakan resepsi berupa pagelaran wayang kulit.

Selain itu, terdapat juga selametan untuk memperingati Maulid Nabi yang dilaksanakan pada Bulan Mulud dengan dihadiri oleh para anggota dari Pekuncen Bonokeling, Jatilawang, Banyumas. Selametan tersebut menjadi salah satu perayaan adat besar-besaran yang dilaksanakan di Desa Adiraja, sehingga diperlukan perencanaan sejak jauh-jauh hari yaitu kurang lebih 40 hari sebelum pelaksanaan kegiatan tersebut. Selain itu terdapat juga kegiatan rutin berupa bersih makam atau resik kubur yang dilaksanakan setiap hari Minggu dan Rabu. Kegiatan tersebut tetap dilestarikan untuk mengingatkan manusia akan kematian serta menjaga silsilah keluarga dengan cara mengenal leluhurnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun