Mohon tunggu...
Nabilah Farah
Nabilah Farah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jadi Konselor Profesional Sejak Muda

11 Oktober 2017   21:42 Diperbarui: 11 Oktober 2017   22:11 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo sahabat kompasiana semua, gimana kabar kalian? Hmm, pasti macam-macam nih jawabannya. Udah sahabat, bagi kalian yang lagi punya masalah gak usah galau terus. Ngomong-ngomong soal galau nih, pasti banyak dari sahabat semua yang sering jadi tempat curhat. Nah bagi si "tempat curhat" nih, pasti kalian ingin memberikan solusi terbaik untuk masalah teman kalian itu.

Atau kalian ingin jadi seorang pendengar yang benar-benar terbaik bagi teman kalian. Nah gimana sih biar jadi tempat curhat yang baik itu, simak yuk beberapa tips di bawah ini siapa tau dari seorang tempat curhat kalian bisa jadi seorang konselor yang professional walaupun di usia yang masih muda.

 1. Jadilah cermin untuk teman kalian

Jika kalian melihat cermin, pasti di cermin tersebut akan tampak bayangan yang sama dengan kenyataannya. Nah sama seperti cermin, cobalah menjadi sosok yang sama dengan teman kalian. Bukan berarti kalian harus berubah seratus persen seperti teman kalian. Tapi posisikan diri kalian sedang dalam masalah yang sama. Jika kalian sudah merasa sedang dalam masalah yang sama, coba pikirkan apa yang akan kalian lakukan jika dalam masalah itu. Pikirkan secara bijak solusi yang diambil untuk masalah itu, setelah itu utarakan dengan lembut dari hati ke hati ke teman kalian.

 2. Jangan menghakimi, tapi dengarkan

 Nih bagi kalian yang gampang tersulut emosi, sabar dulu ya kalau ingin jadi seorang konselor yang professional. Biarkan teman kalian menceritakan secara detail masalahnya, jika dia tiba-tiba berhenti menceritakan, coba tanyakan hal-hal yang sifatnya lebih mendalam tentang masalahnya dengan lembut. Perlahan-lahan dia akan menceritakan kembali hal yang sebenarnya ingin ditutupi. Untuk itu jangan menghakimi terlebih dahulu, karena bisa-bisa dia jadi berhenti cerita dan bukan menyelesaikan masalah malah makin memperparah dengan menambah beban pikiran buat dia.

 3. Berikan empati bukan simpati

Selama ini kita cenderung memberikan rasa simpati jika melihat teman kita sedang dalam masalah. Tapi sebenarnya yang teman kita butuhkan itu empati bukan simpati. Apa sih sebenarnya beda simpati dan empati itu? Jadi, simpati itu adalah sikap yang menggambarkan belas kasihan dan rasa kasihan. Sedangkan empati itu adalah sikap yang memungkinkan bagi kita untuk menempatkan diri pada posisi orang-orang yang menderita dan berbagi secara langsung dalam kesedihan mereka. Jadi sama seperti di poin yang pertama, intinya kalian cobalah untuk berada dalam masalahnya, agar bisa menemukan solusi yang tepat.

Jadi, itu tadi sedikit tips yang bisa aku berikan buat kalian yang ingin jadi konselor yang baik. Semua tips-tips di atas berdasar ilmu yang aku dapat dari dosen dan juga menurut pengalaman dan pengamatanku selama ini. Semoga bermanfaat ya...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun