Bulan ramadhan telah berlalu, dan semua orrang menyambut hari kemenangan, dengan memakai baju terbaiknya untuk sholat idul fitri, dan membuat makanan khas yang tidak pernah lupa yakni ketupat, beserta kue kering yang memenuhi toples diatas meja, dan setiap anak mendapat THR dari para keluarga,tetangga dan tamu yang datang. Kita diperintahkan mengumandangkan takbir ketika malam idul fitri hingga berakhirnya khutbah idul fitri. Hari itu merupakan hari kemenangan hari yang membahagiakan.
Kebahagian itu terus berlanjut hingga setelah lebaran. Saya sangat bahagia karena mendapatkan banyak THR dari saudara,tetangg, dan tamu yang datang kerumah, dalam pikiran saya adalah ''uang ini untuk apa yaa?'' saya berniat sebagian akan saya tabung dan sebagian lainnya saya belanjakan. Tapi nyatanya itu hanya kebahagiaan yang semu.
Seminggu setelah lebaran, tepat hari ini,  saya berniat membeli lauk untuk makan siang di warung makan nasi padang, saat saya ingin memesan ikan bakar, ternyata sang penjual sedang asik membakar ikannya dipanggangan, alhasil saya harus menunggu sejenak. Disaat menunggu, saya melihat dihadapan saya seorang laki-laki  umurnya sekitar  40 tahun bersama seorang gadis kecil, ia mengenakan celana jeans pendek dan baju kaos hitam  yang mempunyai beberapa bolongan cukup besar, sebenarnya kaos itu tidak layak pakai, dengan membawa sebuah karung besar berwarna putih berisi botol plastik diletakannya diluar warung makan itu ,sedangkan gadis kecil itu menggenakan kaos yang warnanya sedikit kusam. Tapi ia sangat manis dengan jepitan ungu dirambutnya.
Dengan mimik wajah yang bahagia namun sedikit ragu, terlihat dari tangannya yang tidak berhenti memegang uang sambil melihat lauk yang ada di depan etalase warung itu, ia pun memasuki warung makan bersama dengan anaknya, sambil melihat-lihat lauk yang ada dietalase, ia bertanya kepada anaknya "kamu mau yang mana? Anaknyapun lalu menjawab "yang itu, dan itu" sambil menunjuk gulai nangka dan telur dadar.Â
Pada saat yang bersamaan itu juga pesanan saya sudah selesai, saya membayar pesanan saya,dan penjual itu memberikan uang kembaliannys, saya pun mengurungkan niat untuk membantu bapak itu, karena saya hanya membawa uang yang sedikit, tidak cukup untuk membayar makanannya, setelah itu saya pulangdengan perasaan sedikit kecewa tidak bisa membantunya.
Diperjalanan saya bertanya kepada diri saya sendiri, apakah lebaran itu seperti kelihatan kebanyakan orang,membayar zakat, baju baru, ketupat,berbagi THR dan silaturahmi, Tapi apakah setelah lebaran ketika banyak anak mendapatkan uang lebih apakakah mereka akan saling berbagi? Atau hanya sekedar memikirkan keinginannya saja?
Kejadian hari ini sangat menampar saya, bagaimana lupanya saya atas nikmat Allah yang tidak saya syukuri dan enggannya saya berbagi ketka rezeki saya lapang, astagfirullah, saya sangat bersyukur Allah menegur saya dengan cara seperti ini semoga kita dijauhkan dari sifat kufur nikmat tersebut, semoga kita senantiasa berbagi dalam keadaan senang maupun susah Aamiin yaa Allah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H