Statistik dari berbagai studi mendukung argumen van der Molen mengenai meningkatnya ancaman malware. Pada tahun 2009, Symantec menciptakan hampir 3 juta tanda tangan kode berbahaya baru, yang mewakili 51% dari total tanda tangan kode berbahaya yang pernah dibuat oleh perusahaan tersebut.Â
Data ini menggarisbawahi bagaimana malware terus berkembang dengan kecepatan yang luar biasa, didorong oleh ketersediaan alat-alat pembuat virus yang dapat diakses dengan mudah dan murah di internet (Symantec Global, 2009).Â
Lebih lanjut, pada tahun 2010, sekitar 95% dari kerentanan perangkat lunak yang ditemukan diklasifikasikan sebagai kerentanan dengan tingkat keparahan sedang, dan 44% dari kerentanan tersebut tidak memiliki tambalan (IBM, 2011). Angka-angka ini menunjukkan bahwa banyak organisasi masih rentan terhadap serangan yang memanfaatkan kerentanan yang tidak diperbaiki.
Van der Molen juga menggarisbawahi pentingnya diversifikasi perangkat lunak sebagai langkah untuk mengurangi penyebaran malware. Dalam dunia di mana mayoritas komputer menggunakan sistem operasi yang sama, seperti Windows, malware dapat menyebar dengan cepat karena mereka ditargetkan secara khusus pada kelemahan dalam perangkat lunak tersebut.Â
Dengan mengadopsi perangkat lunak alternatif, seperti Linux atau MacOS, dan memastikan adanya standar terbuka untuk interoperabilitas, organisasi dapat mengurangi jumlah komputer yang rentan terhadap serangan. Model matematis yang digunakan oleh penulis menunjukkan bahwa semakin besar tingkat diversifikasi perangkat lunak, semakin lambat penyebaran malware.
 Misalnya, jika 20% dari populasi komputer beralih ke perangkat lunak alternatif, tingkat infeksi dapat berkurang secara signifikan, memberikan waktu lebih bagi industri perangkat lunak untuk merespons ancaman baru.
Artikel ini juga menyoroti pentingnya pembaruan perangkat lunak secara berkala untuk mengurangi infeksi malware. Menurut van der Molen, jika perangkat lunak di semua komputer diinstal ulang setiap tahun, risiko infeksi dapat ditekan hingga mendekati nol. Hal ini menunjukkan bahwa, selain diversifikasi perangkat lunak, pemeliharaan rutin dan manajemen sistem yang baik adalah kunci untuk mempertahankan jaringan yang aman.
***
Secara keseluruhan, artikel Henk-Jan van der Molen menawarkan perspektif yang sangat penting dalam upaya menghadapi ancaman malware yang terus berkembang. Melalui analisis model epidemiologi SIS dan data empiris tentang penyebaran malware, penulis memberikan argumen kuat mengenai perlunya diversifikasi perangkat lunak dan pembaruan sistem secara rutin.
Mengandalkan satu jenis perangkat lunak di seluruh jaringan global hanya akan memperbesar peluang bagi malware untuk berkembang biak dan menyebar dengan cepat.
 Dengan meningkatkan keragaman perangkat lunak dan menggunakan standar terbuka, organisasi dapat meminimalkan risiko infeksi dan memperlambat penyebaran malware secara signifikan.