Mohon tunggu...
nabila mutiara sani
nabila mutiara sani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya adalah mahasiswa jurusan Teknik Informatika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran SDLC Dinamis dalam Meningkatkan Keberhasilan Proyek Teknologi Informasi

9 Oktober 2024   14:15 Diperbarui: 9 Oktober 2024   14:18 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peran SDLC Dinamis dalam Meningkatkan Keberhasilan Proyek Teknologi Informasi

Perkembangan teknologi informasi telah mempengaruhi hampir setiap aspek dari organisasi modern, termasuk bagaimana mereka merancang dan mengimplementasikan sistem informasi. Pendekatan Siklus Hidup Pengembangan Sistem atau System Development Life Cycle (SDLC) menjadi landasan dalam pengembangan banyak sistem informasi selama beberapa dekade. Namun, dalam lingkungan bisnis yang dinamis seperti sekarang, di mana perubahan dapat terjadi secara mendadak dan seringkali tidak terduga, pendekatan tradisional SDLC yang linier menjadi kurang relevan. Charles A. Snyder dan James F. Cox dalam artikel mereka yang berjudul A Dynamic Systems Development Life-Cycle Approach: A Project Management Information System (1985) menunjukkan bagaimana pendekatan SDLC yang fleksibel dapat menjadi jawaban terhadap tantangan ini.

Artikel ini terbit di Journal of Management Information Systems pada volume 2, isu 1, dan menekankan pentingnya model SDLC yang mampu merespons perubahan, seperti perubahan dalam regulasi, teknologi, dan kebutuhan pelanggan. Sebagai contoh, mereka menyebutkan kegagalan sistem pelacakan produksi karena perubahan yang tiba-tiba dalam kebutuhan pelaporan kemajuan pekerjaan (Snyder & Cox, 1985). Kasus seperti ini menyoroti bahwa pendekatan SDLC tradisional yang seringkali kaku dan mengikuti urutan tahapan yang ketat, seperti analisis, desain, dan implementasi, tidak memungkinkan ruang untuk melakukan penyesuaian berdasarkan kondisi baru yang muncul selama proyek berjalan.

Snyder dan Cox mengusulkan pendekatan dinamis dalam SDLC yang mengintegrasikan elemen manajemen proyek dengan tujuan memberikan fleksibilitas lebih dalam desain sistem informasi. Pendekatan ini memungkinkan pengguna dan desainer untuk secara bersama-sama memonitor perubahan di lingkungan bisnis dan memastikan bahwa desain sistem dapat disesuaikan sesuai dengan perkembangan kebutuhan.

***

Pendekatan dinamis dalam SDLC yang diusulkan oleh Charles A. et al. (1985) tidak hanya relevan untuk lingkungan bisnis yang terus berubah, tetapi juga memberikan beberapa keunggulan signifikan dibandingkan model tradisional. Dalam artikel mereka yang diterbitkan pada tahun 1985, penulis menunjukkan bagaimana ketidakfleksibelan model SDLC tradisional seringkali menyebabkan kegagalan sistem informasi untuk memenuhi kebutuhan pengguna setelah proyek selesai. Sebagai contoh, sistem pelacakan produksi yang dipasang oleh kontraktor pemerintah gagal memenuhi kebutuhan baru untuk pelaporan kemajuan pekerjaan pada berbagai tahap. Hal ini terjadi karena desain sistem yang sudah dibekukan dan tidak dapat diubah setelah tahap analisis awal selesai (Snyder & Cox, 1985).

Dalam pendekatan tradisional, setelah spesifikasi sistem dibekukan, proses pengembangan menjadi kurang responsif terhadap perubahan lingkungan bisnis yang cepat, seperti perubahan regulasi atau pergeseran strategi organisasi. Hal ini menimbulkan risiko besar, terutama bagi organisasi yang beroperasi dalam industri dengan volatilitas tinggi, seperti teknologi atau layanan publik. Dalam penelitian mereka, Snyder dan Cox juga menyoroti bagaimana pendekatan dinamis dapat membantu meminimalkan risiko ini dengan memungkinkan penyesuaian desain sistem sepanjang proyek berlangsung. Dengan mengintegrasikan sistem manajemen proyek, pengguna dan desainer dapat bersama-sama mengidentifikasi faktor lingkungan yang kritis dan mengantisipasi perubahan yang dapat mempengaruhi desain sistem. Misalnya, dalam sebuah kasus nyata yang disebutkan, perubahan regulasi dan kebijakan di lima negara bagian mengharuskan revisi sistem dalam enam bulan pertama pengembangan proyek.

Keuntungan besar dari pendekatan dinamis ini adalah fleksibilitas yang memungkinkan proyek-proyek besar dan kompleks tetap relevan dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis. Snyder dan Cox mencatat bahwa dengan mengadopsi pendekatan ini, perusahaan dapat memonitor elemen-elemen seperti kebijakan pemerintah, kondisi pasar, dan teknologi yang berubah, serta segera mengadaptasi sistem untuk mengakomodasi perubahan tersebut. Ini sangat penting dalam industri yang mengalami perkembangan teknologi cepat seperti IT dan manufaktur. Angka-angka menunjukkan bahwa sekitar 50% proyek teknologi informasi gagal memenuhi kebutuhan pengguna karena spesifikasi sistem yang tidak sesuai dengan perubahan kondisi bisnis selama masa pengembangan (Standish Group, 2015). Pendekatan dinamis ini juga memungkinkan perusahaan untuk menunda keputusan desain akhir hingga data terbaru tersedia, meminimalkan kemungkinan desain yang salah dan meningkatkan keberhasilan proyek.

Lebih jauh lagi, Snyder dan Cox menyarankan agar organisasi menetapkan sistem manajemen informasi proyek untuk memantau perubahan secara berkelanjutan dan memberikan umpan balik kepada tim desain. Dengan sistem umpan balik dan feedforward, organisasi dapat membuat keputusan berdasarkan data terbaru tanpa mengganggu proses pengembangan. Strategi ini tidak hanya mengurangi waktu dan biaya yang terbuang, tetapi juga membantu memastikan bahwa sistem yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna akhir, meskipun ada perubahan yang tidak terduga.

***

Pendekatan dinamis yang diusulkan oleh Charles A. et al. (1985) dalam pengembangan sistem informasi membawa angin segar bagi dunia teknologi informasi, terutama di era modern yang penuh ketidakpastian dan perubahan cepat. Dengan integrasi elemen manajemen proyek dalam Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC), pendekatan ini menawarkan fleksibilitas yang memungkinkan sistem informasi tetap relevan dan adaptif terhadap perubahan lingkungan bisnis. Data dari Standish Group (2015) yang menunjukkan bahwa sekitar 50% proyek TI gagal karena ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan perubahan, semakin menekankan pentingnya fleksibilitas dalam desain sistem.

Organisasi yang mengadopsi pendekatan dinamis ini tidak hanya dapat meminimalisir risiko kegagalan, tetapi juga meningkatkan peluang keberhasilan dengan memastikan sistem mereka tetap relevan, meskipun berada dalam lingkungan yang terus berubah. Oleh karena itu, di masa depan, model dinamis ini perlu menjadi standar dalam pengembangan sistem informasi untuk organisasi yang ingin tetap kompetitif dan adaptif dalam menghadapi dinamika bisnis yang semakin kompleks.

Referensi

Snyder, C. A., & Cox, J. F. (1985). A dynamic systems development life-cycle approach: A project management information system. Journal of Management Information Systems, 2(1), 61-76. https://doi.org/10.1080/07421222.1985.11517724

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun