Kedua, KDRT merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan perceraian. Oleh karena itu, sebaiknya hindari tindakan kekerasan dalam bentuk apapun terhadap pasangan. Â Â Â Â Ketiga, jangan selalu memikirkan kepentingan sendiri dan mengabaikan kepentingan pasangan. Selalu berusaha memahami dan memperhatikan kebutuhan pasangan untuk menjaga keharmonisan rumah tangga.Â
Keempat, jika terjadi konflik atau kesepakatan dengan pasangan, sebaiknya segera perbaiki kesalahan tersebut dengan jujur dan tulus. Penting bagi pasangan untuk belajar mengelola konflik dengan bijak. Ini melibatkan menghindari perilaku yang merusak, seperti mengumpat atau mempermalukan pasangan Anda, dan belajar mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang lebih konstruktif dan mengambil langkah untuk mencapai solusi yang saling menguntungkan. Â Â Kelima, pasangan suami istri harus memahami bahwa perceraian bukanlah satu-satunya penyelesaian masalah dalam pernikahan. Mereka harus berkomitmen untuk menemukan solusi yang saling menguntungkan dan bekerja sama untuk meningkatkan hubungan mereka.
Pada akhirnya, semua kembali pada apa yang dirasa terbaik untuk setiap anggota yang ada di dalam keluarga. Jika perceraian menjadi jawaban terbaik, maka orangtua bisa mencoba menjelaskan perceraian kepada anak secara perlahan agar anak dapat menerima perceraian yang terjadi antara kedua orangtuanya. Tekankan padanya bahwa anak tetap akan menjadi buah hati kedua orangtuanya. agar efek perceraian bagi anak tidak menjadi masalah yang perlu penanganan khusus.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H