5. Pemantauan dan Evaluasi Berkala: Setelah implementasi, Anda perlu secara teratur memantau dan mengevaluasi kinerja investasi. Ini memungkinkan Anda untuk mengidentifikasi perubahan yang diperlukan dan memastikan bahwa investasi memberikan hasil yang diharapkan.
6. Perhitungan Biaya dan Manfaat: Hitung biaya operasional dan manfaat investasi seiring berjalannya waktu. Ini memungkinkan Anda untuk menghitung ROI dengan lebih akurat.
7. Mengukur "Manfaat Lunak":Â Meskipun sulit, mencoba untuk mengukur manfaat yang sulit diukur seperti peningkatan kepuasan pelanggan atau pengambilan keputusan yang lebih baik. Hal ini dapat melibatkan survei pelanggan, analisis wawancara, atau studi kasus.
Studi Kasus: Contoh Nyata Mengukur ROI
Untuk mengilustrasikan bagaimana pengukuran ROI dalam investasi bisnis berbasis data dapat berfungsi, mari kita lihat sebuah studi kasus sederhana. Misalkan sebuah perusahaan e-commerce memutuskan untuk menginvestasikan dalam sistem bisnis berbasis data dengan tujuan meningkatkan tingkat konversi dan penjualan.
Langkah-langkah yang diambil oleh perusahaan ini melibatkan:
1. Investasi dalam Alat Bisnis Berbasis Data: Perusahaan membeli perangkat lunak bisnis berbasis data dan melatih tim mereka untuk menggunakannya.
2. Pengukuran Awal: Sebelum investasi, tingkat konversi rata-rata adalah 2%. Penjualan tahunan adalah $1 juta.
3. Pengukuran Hasil: Setelah investasi, perusahaan berhasil meningkatkan tingkat konversi menjadi 3%. Penjualan tahunan meningkat menjadi $1,5 juta.
Mari kita hitung ROI dalam kasus ini:
ROI = ((Keuntungan Bersih - Biaya Investasi) / Biaya Investasi) x 100%
Keuntungan Bersih = ($1,5 juta - $1 juta) = $500.000
Biaya Investasi = $50.000
ROI = (($500.000 - $50.000) / $50.000) x 100% = 900%
Dalam contoh ini, perusahaan mencapai ROI sebesar 900%. Investasi dalam bisnis berbasis data jelas-jelas sangat menguntungkan.