Kawasan percandian Muaro Takus terIetak di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupa ten Kampar, Provinsi Riau atau berjarak 130 km dari pusat ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru. Secara geografis, Muara Takus terIetak di tepian Sungai Kampar yang bermuara ke SeIat MaIaka di timur PuIau Sumatera. Keberadaan gugusan percandian Muara Takus pertama kaIi diIapor kan oIeh Cornet De Groot pada 1860 yang di muat daIam Tijdschrift voor Indische TaaI, Iand en VoIkenkunde berjuduI Koto Tjandi. Menurut F. M. Schnitger percandian Muara Takus berasaI dari kurun abad ke-11 hingga ke-12 M. Candi ini merupakan pusat peribadatan kuno yang di bangun pada saat berkembangnya kebudayaan KIasik Hindu-Buddha di Daerah AIiran Sungai Kampar  Percandian Mua ra Takus adaIah situs Candi Tertua di Sumatera dan merupakan satusatunya situs bukti sejarah yang berbentuk Candi di Riau. Kawasan percandian Muara Takus dapat diiden tifikasikan dengan ragam bangunan candi beser ta seIuruh fasiIitas yang terdapat di daIam nya. Candi Muara Takus sebagai salah satu ar tefak kuno peninggalan zaman kejayaan pera daban buddhis di Kec. XIII Koto Kampar Pro vinsi Riau.
Kawasan Candi Muara Takus yang memiliki ketertarikan, keunikan seperti adanya souvenir, makanan khas dari kawasan Candi Muara Takus, serta cerita rakyat yang pernah terjadi dan keterkaitaan dengan budaya Adat Istiadat. sehingga dengan secara tidak langsung akan mengundang wisatawan ke Candi Muara Takus. Namun di lapangan peneliti melihat bahwa informasi tentang objek wisata tidak tersebar kemasyarakat luar. Selain itu di dalam kegiatan mempromosikan objek wisata kawasan Candi Muara Takus di XIII Koto Kampar mengalami keterbatasan dana. Promosi hanya dapat dilakukan di daerah local dan sekitarnya saja. Partisipasinya masyarakat sangat dibutuhkan dalam mendukung pengembangan pariwisata. Masyarakat diharapkan dapat kut menciptakan suasana Sapta Pesona yaitu tujuh kondisi yang harus diciptakan pada suatu kawasan objek wisata atau daerah tujuan wisata. Pemerintah Kabupaten Kampar menggunakan kekuatan yang dimilikinya untuk menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke kawasan objek wisata sejarah dan religi ini yaitu dengan berusaha meningktakan kualitas Obyek dan daya tarik wisata dan berusaha meningkatkan aksesbilitas (keterjangkauan) yaitu akses jalan yang sudah ada sebagian di Aspal.
Selain itu koordinasi dengan instansi lain yang terkait juga tidak dapat dielakkan sehingga Dinas Pariwisata dan kebudayaan terus berkoordinasi dengan instasnsi lainnya untuk mewujudkan tumbuh dan berkembangnya kegiatan pariwisata. Walaupun pemerintah Kabupaten Kampar mempunyai kekuatan dan peluang untuk bersaing akan tetapi Kabupaten Kampar juga memiliki kelemahan dan ancaman-ancaman yang sangat berpengaruh dalam pencapaian pengembangan pariwisata. Sebagai instansi terkait Dinas Pariwisata, pemuda dan olahraga berupaya untuk melakukan usaha mencari dan melaksanakan kegiatan mulai dari perencanaan, pembangunan, dan merealisasikannya kelapangan guna memajukan pariwisata di Kabupaten Kampar. Dari hasil wawancara dapat kita lihat bahwa kawasan candi masih memiliki makna bukti sejarah dan religi. Kawasan percandian muara takus memiliki bentuk arsitektur yang sama juga dengan kawasan Candi Muara jambi, keduanya merupakan peninggalan kerajaan Melayu Kuno. Arsitektur bangunan percandian Muara Takus ada kemiripan dengan arsitektur bangunan Candi Asoka di India, seperti terlihat pada kapitel, roda dan kepala singa dan ada juga persamaan dengan candi yang ada di Myanmar juga dengan candi Bihar mahal di Sumut dan teras-teras atasnya mirip dengn Candi Borobudur di Jawa Tengah. Percandian Muara Takus adalah situs Candi Tertua di Sumatera dan merupakan satusatunya situs bukti sejarah yang berbentuk Candi di Riau.
Dalam rangka mencapai suatu tujuan maka dalam hal penyusunan kebijakan dan strategi harus mampu memberi arahan dan motivasi baik manajerial, kierja maupun perilaku sehingga setiap apratur dapat melaksankan tugas dengan baik, sesuai dengan yang diharapkan. Adanya koordinasi yang baik antar aparatur dapat mengatasi persoalan yang ada dalam usaha pengembangan pariwisata. Dalam menghadapi berbagai kelemahan dan ancaman yang ada, dinas pariwisata, pemuda dan olahraga kabupaten Kampar.
Ditambah lagi dengan motif ekonomi yang diharapkan oleh masyarakat dari kedatangan wisatawan tersebut.Masyarakat tentu mengharapkan keuntungan secara ekonomi dari wisatawan yang berkunjung. Pada mulanya wisatawan diterima dengan baik, dengan harapan akan membawa perkembangan bagi daerahnya. Dengan meningkatnya jumlah kunjungan maka sebagian masyarakat lokal mulai menyediakan berbagai fasilitas yang memang khusus dipersiapkan dan diperuntukkan bagi wisatawan.Hubungan-hubungan pariwisata mulai terjadi antara wisatawan dengan usaha pariwisata, wisatawan dengan masyarakat lokal.Hubungan atau interaksi umumnya tidak setara. Pada umumnya masyarakat lokal merasa lebih inferior, wisatawan lebih kaya, lebih berpendidikan dan dalam suasana berlibur.
Dilihat dari Geografis, Candi Muara Takus sangat berpotensi di kembangkan dan diyakini mampu meningkatkan taraf perekonomian masyarakat lokal, namun hal ini sangat bertolak belakang dengan fenomena yang ada. Wacana dalam pembangunan candi muara takus sebagai sebagai kawasan wisata unggulan di Propinsi Riau belum melihat kan kemajuan dan berbagai aspek perekonomian.
Penutup
      Strategi pengembangan pariwisata kabupaten Kampar belum bisa dilaksanakan dengan baik hal ini berkaitan erat dengan berbagai kendala-kendala yang sangat signifikan sehingga mempengaruhi keberhasilan strategi yang telah ditetapkan di dinas pariwisata, pemuda dan olahraga. Pemerintah daerah sulit untuk melakukan pembangunan karena selama ini dana yang dianggarkan. Pemerintaan daerah sulit untuk melakukan pembangunan karena selama ini dana yang dianggarkan untuk pengembangan pariwisata sangat terbatas. Selain itu belum adanya investor yang tertarik untuk menanamkan modalnya di kabupaten Kampar, sehingga pembangunan di kabupaten Kampar menjadi sangat lambat.
Masyarakat setempat (disekitar Candi Muara Takus) masih kuat memegang adat istiadat dan budaya mereka yang telah dibina dan dipertahankan selama ini, sehingga mereka belum bisa menerima adanya hal-hal baru yang dibawa wisatawan yang dirasakan bertentangan dengan nilai dan norma yang mereka punya.
Secara umum masyarakat menerima dengan baik semua wisatawan yang datang dan menunjukkan rasa senang terhadap wisatawan yang datang. Karena ini juga terkait dengan factor ekonomi. Wisatawan yang datang juga dianggap dapat membawa keuntungan bagi masyarakat setempat.
Referensi