Mohon tunggu...
Nabila Khusna
Nabila Khusna Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Ketika mulut tak lagi dapat berbicara

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketertarikan Gen Z terhadap Politik

9 Desember 2024   10:12 Diperbarui: 9 Desember 2024   10:28 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: bangka.sonara.id

Ketertarikan  Generasi Z terhadap politik tidak bersifat sementara, melainkan memiliki potensi untuk membawa perubahan dalam sistem politik. Sebagai generasi di era digital, Generasi Z memiliki akses yang luas terhadap informasi yang memengaruhi cara mereka memahami dan berinteraksi dengan politik. Menurut Muhammad Danu Winata, seorang ahli Komunikasi Politik dari Universitas Negeri Surabaya, Generasi Z merupakan salah satu faktor kunci dalam Pemilu 2024 di Indonesia. Dari segi kuantitas, generasi ini mencakup 60 persen dari total pemilih. Namun, partisipasi politik mereka di Indonesia masih tergolong rendah.

Karya tulis  ini bertujuan untuk memberikan pemahaman  tentang alasan di balik ketertarikan Generasi Z terhadap politik. Serta memberikan wawasan mengenai peran Generasi Z dalam membentuk politik masa depan, serta menginspirasi pendekatan dalam menghadapi perubahan dinamika politik.

Generasi Z menunjukkan minat yang signifikan terhadap politik, terutama karena mereka memiliki keinginan yang kuat untuk mendorong perubahan struktural. Motivasi utama mereka adalah menggunakan suara politik sebagai sarana untuk mengatasi ketimpangan dan masalah yang ada dalam masyarakat. Ini mencerminkan bahwa mereka tidak hanya berfokus pada perubahan yang bersifat sementara, tetapi juga pada upaya yang lebih mendalam untuk memperbaiki struktur dalam sistem politik, dengan tujuan menciptakan keadilan sosial dan keberlanjutan di masa depan.

Sebab Ketertarikan Gen Z Terhadap Politik

Peranan penting generasi Z dalam membentuk masa depan politik melalui partisipasi aktif mereka ditandai oleh keinginan untuk mengubah sistem politik. Generasi ini memiliki semangat yang sangat tinggi untuk meningkatkan kondisi politik. Semangat tersebut tidak hanya sekedar aspirasi, tapi juga diimplementasikan melalui langkah nyata dengan masuk ke dalam dunia politik, baik dalam bentuk ikut sertanya dalam pemilu, aktivisme, maupun menjadi bagian dari institusi politik.

Laporan dari Deloitte Global Millennial and Gen Z Survey (2022), menunjukkan bahwa hampir 50% Gen Z di seluruh dunia tidak percaya pada institusi politik. Mereka merasa bahwa para pemimpin politik sering kali tidak memahami atau menangani isu-isu penting seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan ekonomi, dan keadilan sosial yang menjadi fokus utama generasi ini. Gelombang protes yang dipimpin oleh Gen Z, seperti gerakan Fridays for Future yang diprakarsai oleh Greta Thunberg, menunjukkan ketidakpuasan mereka terhadap sistem politik yang ada. Mereka memilih untuk mengadvokasi perubahan melalui demonstrasi dan kampanye publik.

Generasi Z merasa bahwa sistem politik, ekonomi, dan sosial saat ini lebih menguntungkan kelompok tertentu, seperti elit politik, perusahaan besar, atau individu berkuasa. Ketidakpuasan ini menciptakan visi tentang sistem alternatif yang lebih mencerminkan nilai-nilai keadilan sosial, keberlanjutan lingkungan, dan partisipasi inklusif. Harapan ini mendorong upaya mereka untuk menciptakan perubahan melalui inovasi sosial dan politik.

Implikasi atau Keterlibatan Gen Z Pada Masa Depan Demokrasi

Keterlibatan Generasi Z dalam politik memiliki potensi untuk mendorong perubahan positif dalam kesadaran politik masyarakat, terutama di kalangan generasi mendatang. Sebagai generasi muda yang sangat akrab dengan teknologi dan informasi, Gen Z dapat memanfaatkan platform digital untuk mengangkat isu-isu penting, meningkatkan pemahaman politik, dan mendorong partisipasi yang lebih luas. Seperti Rian Fahardhi, seorang content creator yang memanfaatkan platform media sosial TikTok untuk menyampaikan ide-ide dan pemikiran kritisnya mengenai isu-isu politik. Ia sering menggunakan strategi audiovisual, di mana ia merespons berbagai isu politik dengan memberikan tanggapan atau komentarnya dalam bentuk video. Kadang-kadang, ia juga melakukan stitching video untuk menyampaikan opininya.

Gen Z berpotensi membangun budaya politik yang lebih kritis, inklusif, progresif, dan berbasis fakta, menggantikan sikap apatis yang sering terlihat pada generasi sebelumnya. Peran aktif Gen Z dalam politik bukan hanya sekadar aktivitas sementara, melainkan merupakan investasi sosial yang penting untuk membentuk generasi yang lebih sadar, peduli, dan berdaya dalam menghadapi tantangan politik di masa depan. Melalui keterlibatan ini, Gen Z tidak hanya mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang politik, tetapi juga berfungsi sebagai agen perubahan yang dapat menyuarakan aspirasi mereka melalui platform digital dan aktivitas sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun