"Hai Mia. Jalan sama kita yuk"
"Mia, aku punya jajan lebih nih"
"Mia, pinjam aja bukuku gapapa kok"
Dalam sekejap sosok Mia pun menjadi terkenal di kalangan murid-murid. Perilaku anak-anak di sekolah tersebut pun berubah 90 derajat dari biasanya. Mereka sekarang bersikap sangat ramah pada Mia. Bahkan di sepanjang Mia berjalan tidak ada satupun dari mereka yang tidak tersenyum padanya. Hal ini membuat perasaan Mia berbunga-bunga, dia senang dengan perilaku mereka saat ini.
Viona melihat dari kejauhan dengan perasaan yang membara di dalam hatinya.
"Puas-puaskan aja kamu saat ini Mia. Karena sebentar lagi senyuman di wajahmu itu tidak akan pernah terlihat lagi" Batin Viona dalam hati dengan seringai kejam di wajahnya.
Kringg...Kringgg...
Bel sekolah berbunyi menandakan istirahat telah berlangsung. Para siswa bergegas keluar dari kelas mereka masing-masing untuk menikmati waktu istirahat mereka. Tidak terkecuali Mia, ia sedang duduk di bangku taman sekolah dengan membaca buku favoritnya.
Viona yang melihatnya mulai berjalan menuju ke arahnya.
Mia yang melihat kedatangan Viona merasa was-was.
"Uhm..Mia boleh kita bicara sebentar?" Ucap Viona dengan suara lebih lembut sangat berbeda dengan kebiasaannya.
Mia sedikit terkejut dengan perubahan nada bicaranya. Dan ia hanya mengangguk pelan.
"Um.. Jadi gini.. aku sadar selama ini telah berbuat jahat padamu. Dan aku tahu mungkin kamu tidak percaya kalo aku telah menyesal telah melakukan semua ini. Tapi, aku benar-benar mau minta maaf sama kamu. Aku telah insaf sama semua perbuatan buruk yang telah aku lakukan. Jadi..bolehkah kita berteman lagi?" Ujar Viona sambil mengenggam tangan Mia degan senyum manis yang tersungging di bibirnya.
Mia tersentak dengan perubahan sikap Viona yang tiba-tiba. Dia masih diam dan sepertinya berdebat dengan pikirannya sendiri. Setelah beberapa lama Mia akhirya membuka suara dengan menghela nafas sebelumnya.
"Yasudah. Tidak apa-apa, lagian itu semua sudah terjadi. Jadi tidak usah dipikirkan" Ujar Mia
Viona segera menarik Mia mendekat dan memeluknya dengan erat.
"Terimakasih. Kamu memang orang yang sangat baik" Ujar Viona terlihat senang.
Mia membalas pelukan itu dengan senyuman di wajahnya. Ia merasa lega bahwa ahirnya ini semua telah selesai, dan dia dapat berbaur seperti anak normal  lain-lainnya.
Viona melepaskan pelukannya tersebut dan memasan senyuman manis di wajahnya.
"Oh iya. Sebagai permintaan maaf aku punya sesuatu buatmu" Ujar Viona sambil mengeluarkan sebuah kotak dengan berwarna merah cerah.
"Hm? Apa ini?" Ucap Mia bingung.
"Buka aja" Ujar Viona tidak sabar dan menyerahkan kotak itu padanya.
Mia mulai membuka kota itu dan menemukan sebuah kalung dengan hiasan manik-manik di sekelilingnya. Ia terkejut kita melihatnya.
"Ini buat aku?" Tanya Mia dengan wajah terkejut.
Viona hanya mengangguk.
"Sini biar aku bantu pakaikan" Ucap Viona dan kemudian mulai memasangkan kalung tersebut di leher Mia.
"Ini bagus banget. Terimakasih" Ujar Mia dengan senyuman senang di wajahnya.
"Sama-sama. Aku harap kamu selalu memakainya ya"
"Tentu saja. Sekali lagi terimakasih banyak"
Viona hanya membalasnya dengan senyuman manisnya.
"Kalau gitu aku pergi dulu ya. Aku masih ada urusan disana" Ujar Viona dan mulai beranjak dari tempat duduknya.
Mia mengangguk.
"Bye.." Ucap Mia senang sambil melambaikan tangannya pada Viona dengan memperhatikan kalung itu dengan perasaan berbunga-bunga. Tanpa mengetahui bahwa ia telah masuk ke dalam jebakannya Viona.Â
Viona berjalan meninggalkannya dengan seringai puas di balik topengnya.Â
"kena lo"
Bersambung..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H