Pola asuh merupakan hubungan yang kuat dengan perkembangan anak dan memengaruhi kehidupan anak di masa depan. Pola asuh juga sesuai dengan tugas perkembangan yang harus dijalani anak pada setiap tahap perkembangannya. Dengan kata lain, anak menerima pengaruh pola asuh sejak lahir hingga dewasa. Namun, apakah dampak pola asuh tersebut positif atau negatif tergantung pada pemahaman orang tua tentang anak dan cara pola asuh yang diterapkan.
Pola asuh permisif adalah pola perilaku orang tua yang memberikan anak kebebasan untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan tanpa banyak pertanyaan atau kendali. Dalam pola asuh ini, orang tua cenderung tidak memberlakukan aturan yang ketat atau memberikan bimbingan yang tegas, sehingga anak dibiarkan untuk membuat keputusan sendiri tanpa banyak intervensi atau pengawasan dari orang tua.
Dalam pola asuh permisif, orang tua cenderung tidak menerapkan aturan yang ketat dan memberikan sedikit bimbingan kepada anak. Hal ini menyebabkan kurangnya kontrol, pengendalian, dan tuntutan yang diberikan kepada anak.Â
Dengan kata lain, anak diberikan kebebasan penuh untuk membuat keputusan sendiri tanpa pertimbangan dari orang tua. Mereka dapat bertindak sesuai keinginan mereka tanpa adanya pengawasan atau kendali yang ketat dari orang tua. Dalam konteks ini, anak memiliki kebebasan yang lebih besar dalam menentukan perilaku dan keputusan mereka tanpa adanya intervensi yang signifikan dari orang tua.
Pola asuh permisif ini, orang tua cenderung mengutamakan kenyamanan anak dan menyatakan layaknaya teman kepada anak. Anak yang menerima pola asuh ini jarang mendapatkan aturan atau hukuman dari orang tuanya, namun orang tua menjadi lemah terhadap setiap keinginan anaknay.Â
Ciri-ciri pola asuh permisif meliputi:
1. Kurangnya Aturan yang Jelas: Orang tua yang menggunakan pola asuh permisif tidak memiliki aturan yang tegas dan jelas untuk mengatur perilaku anak.
2. Ketidak Konsistenan dalam Memberikan Hukuman: Orang tua cenderung tidak konsisten dalam memberikan hukuman, sehingga anak tidak merasa didorong untuk mengubah perilaku mereka.
3. Memberikan Hadiah Berlebihan: Orang tua permisif sering memberikan hadiah berlebihan tanpa mempertimbangkan apakah anak benar-benar pantas mendapatkannya.
4. Kurangnya Keterlibatan: Orang tua yang mempraktikkan pola asuh permisif kurang terlibat dalam kehidupan anak, sehingga anak sering merasa kesepian dan tidak dihargai.
5. Kurangnya Konsekuensi yang Jelas: Orang tua permisif tidak memberikan konsekuensi yang jelas atas perilaku yang tidak diinginkan, sehingga anak tidak memahami akibat dari tindakan mereka.