Mohon tunggu...
nabilah syifasari zahra
nabilah syifasari zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa teknik kelautan 2021

mendalami topik mengenai perubahan lingkungan laut dan pengelolaan sumber daya di laut.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

"Membuang Garam Ke Laut", Peribahasa Semata atau Kasus Limbah Nyata?

13 Juni 2024   13:37 Diperbarui: 13 Juni 2024   15:56 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Industri garam di Indonesia memiliki sejarah panjang dan memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat. Garam merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dan digunakan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari konsumsi rumah tangga hingga industri. Indonesia memiliki garis pantai yang panjang dan iklim tropis yang ideal untuk produksi garam laut. 

Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara penghasil garam terbesar di dunia. Potensi industri garam di Indonesia sangat besar. Diperkirakan, Indonesia memiliki potensi produksi garam laut hingga 30 juta ton per tahun. Namun, saat ini, produksi garam di Indonesia masih tergolong rendah, yaitu sekitar 8 juta ton per tahun.

Tantangan dalam industri garam pun beragam. Pertama, ketergantungan pada musim. Dimana produksi garam di Indonesia masih sangat bergantung pada musim kemarau. Hal ini menyebabkan fluktuasi produksi dan harga garam. Kedua, teknologi yang masih tradisional. Banyak petani garam di Indonesia masih menggunakan teknologi tradisional yang tidak efisien dan ramah lingkungan. 

Ketiga, kurangnya infrastruktur untuk mendukung industri garam, seperti pelabuhan dan gudang penyimpanan, masih belum memadai. Terakhir, persaingan di pasar internasional. Harga garam di pasar internasional relatif rendah dan fluktuatif, sehingga menyulitkan petani garam Indonesia untuk bersaing.

Jumlah produksi garam tradisional di Indonesia bervariasi setiap tahunnya, tergantung pada beberapa faktor seperti kondisi cuaca, luas lahan tambak garam, dan harga garam di pasaran. Menurut data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), pada tahun 2022, produksi garam rakyat (garam tradisional) di Indonesia mencapai 2,3 juta ton. 

Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 2,6 juta ton. Perkiraan permintaan garam nasional Indonesia berada di kisaran 4-5 juta ton per tahun. Dimana produksi garam nasional, terutama dari sektor tradisional, belum mencukupi kebutuhan dalam negeri. 

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), di tahun 2023, nilai impor garam Indonesia mencapai 135,3 juta USD atau setara dengan 2,8 juta ton. Dimana Australia merupakan negara pemasok garam terbanyak ke Indonesia, disusul India dan Selandia Baru. Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa daerah yang menjadi sentra produksi garam tradisional. Pulau Madura merupakan sentra produksi garam tradisional terbesar di Indonesia. 

Pada tahun 2022, produksi garam di Madura mencapai sekitar 1,2 juta ton. Jawa juga merupakan daerah penghasil garam tradisional yang cukup besar. Pada tahun 2022, produksi garam di Jawa mencapai sekitar 0,8 juta ton. Sulawesi juga memiliki beberapa daerah penghasil garam tradisional, seperti Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Utara. Pada tahun 2022, produksi garam di Sulawesi mencapai sekitar 0,3 juta ton.

Pamekasan merupakan salah satu Kabupaten di Madura memiliki 15.000 hektar lahan tambak garam dan ini merupakan potensi yang sangat besar yang harus dikembangkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun