Mohon tunggu...
Nabilah Syahla
Nabilah Syahla Mohon Tunggu... Mahasiswa UPN Veteran Jakarta

Hobi menulis, akan sharing banyak hal tentang rekomendasi tempat.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Waspada Penipuan: Modus Mengaku sebagai Bank untuk Mencuri Uang Lewat M-Banking

20 Juni 2023   07:39 Diperbarui: 20 Juni 2023   07:45 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber: Dokumen Pribadi

Di era yang terus berkembang ini, kemajuan teknologi memiliki dampak signifikan dalam kehidupan kita. Salah satu aspek yang sangat mempengaruhi adalah media sosial. 

Media sosial telah membuktikan bahwa perkembangan teknologi mampu mengubah banyak aspek kehidupan manusia. Namun, di balik kemudahan yang ditawarkan oleh media sosial, kita juga harus mewaspadai ancaman serius seperti penipuan uang melalui ponsel di platform tersebut.

Semakin meningkatnya popularitas penggunaan media sosial sebagai platform komunikasi dan transaksi memberikan peluang bagi para penipu untuk melakukan tindakan mereka. 

Penipuan semacam ini tidak hanya menyebabkan kerugian finansial bagi korban, tetapi juga menghancurkan kepercayaan dan ketenangan para pengguna media sosial.

Mahasiswa berusia 20 tahun asal Depok, bernama Fira, menceritakan pengalamannya ketika menjadi korban penipuan online lewat media sosial. 

Saat itu, korban sedang menggunakan aplikasi mobile banking untuk melakukan transaksi online dengan rekannya yang akan mengirim uang. Rekan korban telah berhasil mengirim uang dan terdapat bukti mutasi rekening, namun uang tersebut tidak masuk ke akun mobile banking korban.

Setelah menunggu cukup lama tanpa ada kejelasan, korban memutuskan untuk mencari tahu lewat sosial media Twitter dengan membuat satu tweet. Korban bertanya kepada followers-nya apakah mereka pernah mengalami kendala yang sama dengannya. 

Salah satu akun yang mengatasnamakan BCA menulis komentar pada tweet korban dan menawarkan bantuan dengan cara memberikan link WhatsApp untuk customer service. Tanpa curiga, korban langsung menghubungi akun WhatsApp tersebut, menganggapnya sebagai akun resmi BCA tanpa melakukan pengecekan lebih lanjut.

Korban mengeluhkan semua kendalanya kepada pelaku penipuan melalui akun WhatsApp tersebut. Pelaku memberitahu korban bahwa masalahnya bisa segera diproses dengan memberikan data privasi, seperti nama lengkap, nomor kartu ATM, jumlah saldo di ATM, foto KTP, dan NIK. 

Tanpa curiga, korban memberikan semua informasi yang diminta, percaya bahwa itu adalah prosedur yang wajar. Pelaku bahkan meminta informasi dan data yang sama dari rekan korban yang mengirim uang, dengan dalih agar uang yang ditransfer oleh rekannyanya bisa segera masuk ke ATM korban. 

Selanjutnya, pelaku meminta kode OTP yang dikirim melalui SMS. Begitu korban memberikan kode OTP tersebut, pelaku segera menjalankan aksinya dan menguras semua uang di ATM korban dan juga rekannya. 

Pelaku bahkan mencoba meminta data ATM dari rekan korban yang lain dengan modus yang sama. Korban menyadari ada yang tidak benar dan baru tersadar bahwa ini adalah penipuan. Pelaku segera menghilang dan memblokir nomor korban. Akibat kejadian ini, korban dan rekannya mengalami kerugian finansial yang sangat besar.

Tindakan pertama yang dilakukan korban yaitu menghubungi customer service resmi BCA untuk melakukan pemblokiran mobile banking. Menurut Putra (25), seorang pegawai Bank BCA asal Tangerang, kasus ini terjadi karena kecerobohan korban. Uang yang hilang tidak dapat dikembalikan karena pelaku telah mentransfer uang tersebut ke platform penyimpanan uang yang lain. 

Putra mengungkapkan kasus penipuan melalui media sosial masih sering terjadi. Namun, banyak pelanggan yang sudah pintar dan tahu modus para penipu. Sehingga mereka gagal menjadi korban penipuan.

Sebagai pegawai bank, Putra mengimbau para pelanggan untuk lebih berhati-hati dan bijak dalam menerima informasi di media sosial. Bank BCA tidak pernah meminta data pribadi pelanggan melalui media sosial. 

Penting bagi kita untuk selalu melakukan verifikasi dan pengecekan keaslian akun serta informasi yang diberikan melalui media sosial. Tidak boleh sembarangan membagikan informasi pribadi dan sensitif kepada siapa pun. 

Edukasi mengenai penipuan online dan keamanan digital juga sangat penting agar kita dapat mengenali dan menghindari modus penipuan yang semakin berkembang.

Dengan meningkatkan kebijaksanaan dan terus berhati-hati dalam menggunakan teknologi, kita dapat menjaga diri dari ancaman penipuan. Dengan cara ini, kita tetap dapat merasakan manfaat positif dan menikmati segala kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi tanpa khawatir akan menjadi korban penipuan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun