Mohon tunggu...
Nabilah Permata
Nabilah Permata Mohon Tunggu... -

falling in love with rain

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Rahasia Kabut yang Terus Mengepul dan Tak Pernah Lenyap

24 Oktober 2015   20:41 Diperbarui: 24 Oktober 2015   20:56 1641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabut Ibu

A. Tema

Ketabahan, ketegangan, kesengsaraan dan kesedihan yang mendalam dialami oleh seorang ibu beserta anaknya.

B. Tokoh

-Ibu (Tokoh utama)

-Aku (Tokoh primer kedua)

-Abah (Tokoh sampingan)

C. Latar

1.Latar waktu

-Perististiwa tragis terjadi pada bulan Oktober 1965 saat malam hari

-Selepas duha, sewaktu sang tokoh utama melakukan perjalanan pulang ke rumahnya tetapi kemudian kembali lagi karena suatu hal yang sangat tak diinginkan terjadi

-Selepas ashar saat Ibu pulang dengan keaadaan tak karuan.

2.Latar tempat

-Kamar belakang tempat persembunyian tokoh.

-Rumah abah sebagai tempat pelarian.

-Rumah asli tokoh utama tempat terjadinya peristiwa tragis.

-Suatu kampung yang bisa dibilang cukup sepi sebagai tempat tinggal para tokoh.

-Kamar ibu sebagai sumber berasalnya kabut.

3.Latar suasana

-Suasan sangat mencekam saat kedua tokoh berusaha mati-matian melarikan diri.

-Sangat menyedihkan dan kepedihan begitu terasa saat sang ayah telah pergi.

-Begitu mengherankan saat muncul kabut yang bersumber dari kamar ibu.

-Membingungkan sekali ketika ibu tiba-tiba menghilang tanpa jejak.

D. Penokohan

-Ibu : Perhatian, perasaanya sangat rapuh, dan sangat sayang kepada keluarganya

-Aku : Sabar atas segala cobaan yang menimpa bertubi-tubi, penyayang, peduli, perhatian, tabah dalam merawat ibunya

-Abah : Suka menolong, sabar, tabah, dan perhatian kepada saudaranya

E. Alur

Alur pada cerpen “Kabut Ibu” adalah maju, karena penulis menceritakan kehidupannya mulai anak-anak sampai dewasa.

Saat masih anak-anak, sekitar umur 10 tahun, tokoh aku mengalami suatu kejadian yang kejam dan sangat mempengaruhi kehidupannya di masa mendatang. Peristiwa tragis itu dimulai dengan penyerangan yang melahap nyawa ayahnya, dan parahnya, hal itu juga menyebabkan ibunya mengalaimi gangguan mental. Sang ibu seperti tidak mempunyai harapan lagi untuk hidup. Dia bahkan tak peduli dengan anaknya sendiri. Hari-hari berikutnya, ibu hanya mengurung diri di kamar, segala hal yang menyangkut kebutuhan hidupnya diatur oleh tokoh aku dan abah. Anehnya, kamar ibu selalu berkabut. Kabut yang selalu muncul tiba-tiba. Hingga suatu ketika, tokoh aku dan abah mendobrak pintu kamar ibu untuk mengetahui kondisinya. Ternyata tak ada siapapun disana. Setelah berhari-hari dilakukan pencarian, ibu tetap saja menghilang tanpa jejak. Akan tetapi, kabut di kamanya tetap ada hingga sekarang.

F. Tahapan Alur

-Tahap pengenalan : kejadian tragis yang menimpa keluarga tokoh aku.

-Tahap penampilan masalah : Sang ayah meninggal dan ibu mengalami gangguan mental.

-Tahap konflik : selalu mucul kabut yang mengepul dalam kamar ibu dan menyebabkan keheranan luar biasa bagi semua orang. Kabut yang tak bisa lenyap itu mulai menyebabkan gosip-gosip tidak baik  yang menyebar di masyarakat.

-Klimaks : Sang ibu lenyap tanpa jejak, hanya meninggalkan kabut di kamarnya.

-Tahap penyelesaian : Kabut itu tetap mengepul dan hampir memenuhi seisi rumah, akan tetapi tokoh aku dan abah sudah terbiasa dan tak perlu lagi memedulikan berbagai macam ocehan orang-orang yang tak jelas kebenarannya.

 G.Sudut Pandang

Sudut pandang orang pertama pelaku sampingan.

H. Gaya Bahasa

Penulis banyak membumbuhi ceritanya dengan diksi yang indah dan sangat sering menggunakan citraan perasaan dengan mengungkapkan isi hatinya. Akan tetapi, untuk menarik minat pembaca, penulis tidak menceritakan seluruh kejadian dengan alasan yang sangat jelas agar pembaca penasaran dan dapat mengira-ngira sendiri apa maksudnya.

I. Amanat

-Jangan menyebarkan sesuatu yang tidak pasti, cari tahu dulu kebenarannya.

-Jadilah anak yang patuh pada orang tua, seburuk apapun keeadaannya, karena sebenarnya pengorbanan orang tua lebih besar dari pada sang anak.

 

 

Baca cerpen pilihan Kompas : https://cerpenkompas.wordpress.com/2012/07/08/kabut-ibu/

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun