Artikel ini mengkaji fenomena kebosanan yang sering dialami oleh generasi Z dalam mempelajari studi metodologi Islam, serta mengeksplorasi faktor-faktor yang menyebabkan ketidakminatan terhadap kajian tersebut. Dalam konteks globalisasi dan perkembangan teknologi, generasi Z lebih cenderung tertarik pada hal-hal yang relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka, yang sering kali membuat mereka merasa sulit untuk terhubung dengan kajian-kajian yang dianggap kaku atau sulit dipahami. Artikel ini menawarkan perspektif baru tentang bagaimana studi metodologi Islam dapat disajikan dengan pendekatan yang lebih menarik dan kontekstual, mengintegrasikan teknologi, serta menghadirkan pembelajaran yang lebih interaktif dan aplikatif. Dengan demikian, diharapkan generasi Z dapat menemukan kembali minat mereka terhadap kajian ini dan mengaplikasikannya dalam kehidupan modern.
Dalam dunia pendidikan, terutama dalam kajian ilmu agama Islam, studi metodologi sering kali dianggap sebagai aspek yang teknis dan berat. Tak jarang, para mahasiswa atau peneliti merasa bosan atau kehilangan minat ketika harus mempelajari berbagai metode dalam memahami teks-teks klasik, tafsir, hingga hadis. Hal ini tidak hanya terjadi di kalangan generasi sebelumnya, tetapi juga mulai dirasakan oleh banyak mahasiswa dari generasi Z. Di tengah gempuran informasi yang mudah diakses dan cara belajar yang lebih praktis, generasi Z cenderung mencari metode belajar yang lebih relevan dan menarik.
Namun, apakah benar studi metodologi Islam harus selalu dianggap membosankan? Atau mungkin ada cara baru untuk membuatnya lebih menarik dan sesuai dengan gaya belajar generasi masa kini? Artikel ini bertujuan untuk memberikan wawasan mengenai pentingnya mempelajari metodologi Islam, serta bagaimana generasi Z dapat menghadapinya dengan pendekatan yang lebih segar dan aplikatif. Dengan memanfaatkan teknologi dan pendekatan yang lebih modern, metodologi Islam bisa jadi menjadi jembatan yang lebih mudah dipahami tanpa kehilangan esensinya.
1. Kenapa Studi Metodologi Islam Itu Penting?
Bagi banyak orang, mempelajari metodologi Islam terasa membosankan dan terkesan hanya sebagai "rangkaian teori" yang sulit dipahami. Namun, metodologi adalah pondasi penting dalam memahami dan mengaplikasikan ajaran Islam dengan benar. Dalam konteks ilmiah, metodologi Islam berfungsi untuk memberikan cara yang sistematis dalam menafsirkan teks-teks agama, seperti Al-Qur'an dan Hadis, serta menyelesaikan berbagai persoalan yang muncul dalam kehidupan umat Islam.
Metodologi membantu kita memahami sumber-sumber utama Islam secara lebih mendalam dan tidak hanya melihatnya sebagai teks yang datar. Dengan memahami berbagai metode seperti tafsir, hadis, dan fiqh, kita bisa lebih bijaksana dalam menginterpretasikan ajaran Islam sesuai dengan konteks zaman.
2. Tantangan bagi Generasi Z dalam Mempelajari Metodologi Islam
Generasi Z, yang dikenal dengan kecanggihan teknologi dan akses informasi yang cepat, cenderung memiliki pola belajar yang lebih visual dan interaktif. Sebagian besar dari mereka lebih menyukai metode belajar yang praktis dan langsung bisa diterapkan. Oleh karena itu, belajar metodologi Islam yang sering kali melibatkan teori abstrak dan teks-teks klasik bisa terasa membosankan.
Selain itu, generasi Z juga hidup dalam dunia yang penuh dengan distraksi digital, yang membuat mereka sulit untuk fokus dalam mempelajari materi yang terasa kurang "fun" dan terlalu teoretis. Hal ini menyebabkan mereka lebih tertarik pada hal-hal yang bersifat instan, mudah dicerna, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
3. Memanfaatkan Teknologi untuk Menarik Minat Belajar
Namun, teknologi dan digitalisasi dapat menjadi alat yang efektif untuk mengubah cara generasi Z memandang metodologi Islam. Ada banyak sumber belajar yang dapat diakses secara online, seperti video tutorial, kursus daring, dan aplikasi pembelajaran berbasis gamifikasi yang dapat membantu menjelaskan konsep-konsep metodologi Islam secara lebih menyenangkan dan mudah dipahami.
Selain itu, podcast dan webinar dengan pembicara yang berkompeten dapat membuat topik-topik metodologi Islam menjadi lebih interaktif dan aplikatif. Dengan memanfaatkan teknologi ini, generasi Z dapat mempelajari metodologi Islam dengan cara yang lebih dinamis dan tidak terjebak pada cara-cara belajar konvensional yang membosankan.
4. Pendekatan Kontekstual dalam Studi Metodologi Islam
Untuk membuat studi metodologi Islam lebih menarik bagi generasi Z, penting untuk menerapkan pendekatan kontekstual. Ini berarti mengaitkan metodologi Islam dengan isu-isu kontemporer yang relevan dengan kehidupan mereka. Misalnya, bagaimana metodologi fiqh dapat digunakan untuk menjawab persoalan hukum kontemporer seperti masalah ekonomi digital, teknologi, dan hak asasi manusia.
Dengan menghubungkan studi metodologi Islam dengan persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat modern, generasi Z dapat lebih mudah melihat relevansi metodologi Islam dalam kehidupan sehari-hari. Ini juga membantu mereka mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh dalam menyelesaikan masalah praktis dan merespons tantangan zaman.
5. Solusi: Membuat Belajar Metodologi Islam Lebih Menarik
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membuat studi metodologi Islam lebih menarik antara lain:
- Penggunaan media visual: Menggunakan infografis, video, atau diagram yang memperjelas konsep-konsep metodologi Islam.
- Pembelajaran berbasis proyek: Mendorong mahasiswa untuk melakukan riset atau proyek yang mengaplikasikan metodologi Islam untuk menyelesaikan persoalan nyata.
- Kelas interaktif dan diskusi kelompok: Membuat pembelajaran lebih kolaboratif dengan diskusi kelompok atau forum daring yang membahas isu-isu aktual dalam kajian metodologi Islam.
- Integrasi dengan teknologi: Menggunakan aplikasi atau platform daring untuk mempelajari dan mendalami metodologi Islam secara lebih fleksibel dan menyenangkan.
Meskipun mempelajari metodologi Islam bisa terasa membosankan bagi banyak orang, terutama generasi Z, dengan pendekatan yang tepat dan memanfaatkan teknologi, hal tersebut dapat diubah. Penting bagi generasi muda untuk memahami bahwa metodologi Islam bukan hanya sekadar teori, melainkan alat untuk lebih mendalami dan memahami ajaran Islam dengan cara yang lebih aplikatif dan relevan. Dengan pendekatan yang lebih kontekstual dan teknologi yang mendukung, studi metodologi Islam bisa menjadi hal yang menarik dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis
Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
Sumber Referensi
- Munir, M. (2020). Metodologi Penelitian Islam. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Press. Â
- Yuliana, D. (2019). Pembelajaran Islam di Era Digital: Tantangan dan Peluang untuk Generasi Z. Jurnal Pendidikan Islam, 8(1), 112-125. Â
- Sulaiman, M. (2022). Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran Islam. Jakarta: Kencana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H