Daft (2008) mengilustrasikan budaya seperti gambar di atas. Ada dua bagian dari budaya: yang terlihat (visible) dan yang tidak terlihat (invisible). Budaya yang tidak terlihat memainkan peranan yang sangat besar bagi kesuksesan suatu organisasi karena di dalamnya termasuk nilai-nilai, keyakinan dan asumsi-asumsi.
Sementara menurut Schein (2004), terdapat beberapa tingkatan budaya (Gambar 3).
Dalam Artifacts, misalnya seorang anggota baru memasuki suatu organisasi yang telah memiliki proses dan struktur organisasional yang visibel dan menghadapi suatu kelompok baru dengan budaya yang unfamiliar baginya. Artifacts mencakup produk jasa dan pelayanan bahkan pola perilakiu para anggota kelompok yang berada dalam suatu organisasi.
Espoused Values misalnya ketika karyawan baru mempertanyakan apa yang seharusnya dapat mereka berikan untuk melakukan sesuatu. Pada tingkatan ini, organisasi maupun SDMnya membutuhkan tuntunan strategi, tujuan (goals) dan filosofi-filosofi dari pemimpin organisasi. Espoused Values meliputi simbol, sejarah, jargon, seremoni dan statement of principle yang telah ditanamkan para pendirinya.
Underlying Assumptions misalnya ketika anggota organisasi percaya bahwa mereka diterima secara baik untuk melakukan sesuatu secara benar dengan cara yang tepat. Asumsi-asumsi dasar ini dapat mempengaruhi perasaan, penalaran, persepsi, kepercayaan dan pikiran bawah sadar para anggota organisasi.
Schein (2004) mengembangkan gagasan bahwa perusahaan dan budaya organisasi harus diorganisasikan dan beradaptasi untuk bisa bertahan hidup di lingkungan eksternal. Dia menggunakan istilah adaptasi eksternal untuk mengingatkan bahwa organisasi harus untuk mempertahankan diri terhadap ancaman eksternal. Baginya, perusahaan harus terus bertahan hidup dan beradaptasi, selalu belajar hal-hal baru.
Mengapa Budaya Sangat Penting
Internal integration yaitu: (1) dengan adanya budaya maka dapat menyatukan semua anggota dalam organisasi sehingga mereka tahu bagaimana untuk saling berhubungan dan bekerja sama satu dengan lainnya; (2) budaya membantu anggota organisasi untuk mengembangkan suatu kebersamaan identitas, sehingga masing-masing anggota tahu bagaimana mereka dapat berkerja sama secara efektif dan efisien; dan (3) budaya dapat menjelaskan bagaimana masing-masing anggota dapat berkomunikasi di dalam organisasi.
Eksternal adaptation yaitu: (1) budaya dapat membantu organisasi untuk beradaptasi terhadap lingkungan luar organisasi. Budaya dapat menjelaskan bagaimana suatu organisasi mempersatukan tujuan dan mencapai kesepakan dengan pihak luar; (2) nilai-nilai budaya yang benar dapat membantu organisasi untuk menanggapi respon dengan cepat terhadap kebutuhan konsumen atau mengurangi persaingan dengan pihak luar; dan (3) budaya mengikat karyawan untuk bersama dan bersatu membuat komunitas organisasi bersama daripada hanya kumpulan organisasi yang bersifat individu.
Tabel 1 menunjukan perbedaaan perilaku antara perusahaan yang menganut budaya yang adaptif dan non-adaptif terhadap perubahan lingkungan.