Mohon tunggu...
Nabilah Khairani
Nabilah Khairani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Gizi Masyarakat IPB

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manajemen Sumber Daya Keluarga Daerah Pegunungan

17 November 2021   15:51 Diperbarui: 17 November 2021   16:07 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap keluarga memiliki tujuan untuk mensejahterakan anggota keluarga. Tujuan tersebut yang mendorong anggotanya untuk berusaha agar dapat mencapai titik tujuan. Manajemen sumberdaya keluarga merupakan penggunaan sumber daya keluarga dalam usaha atau proses mencapai tujuan atau sesuatu yang dianggap penting oleh keluarga. Manajemen keluarga dapat berupa kegiatan pengambilan keputusan dalam suatu keluarga. Setiap anggota keluarga memiliki peran masing-masing dalam manajemen sumberdaya keluarga. Setiap keluarga memiliki manajemen yang berbeda satu sama lain sehingga menciptakan keragaman manajemen sumberdaya keluarga. Letak wilayah merupakan salah satu faktor yang mendorong keragaman manajemen sumberdaya keluarga.

Karakteristik Masyarakat Pegunungan 

Mayoritas masyarakat pegunungan memiliki anggota keluarga yang terdiri dari 4 orang yaitu ayah, ibu, dan 2 orang anak. Tingkat pendidikan masyarakat pegunungan sebagian besar yaitu di tingkat SMA sederajat dengan penghasilan kurang dari 4,5 juta rupiah per bulan. Sementara itu, biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat pegunungan tergolong rendah yaitu dibawah 3,7 juta rupiah per bulan. Hal ini disebabkan oleh mayoritas masyarakat memiliki lahan pekarangan yang dimanfaatkan untuk bercocok tanam dalam upaya pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Sebagian besar masyarakat pegunungan memiliki pemilihan pangan yang kurang tepat yaitu masih menerapkan semboyan 4 sehat 5 sempurna padahal saat ini pedoman gizi yang digunakan yaitu mengonsumsi makanan yang beragam sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Hal tersebut menunjukkan bahwa eksistensi pedoman gizi seimbang belum banyak diketahui oleh masyarakat luas.

Pendidikan dan Mata Pencaharian 

Tingkat pendidikan keluarga pada masyarakat di daerah pegunungan rata-rata  sudah mencapai anjuran pemerintah, yakni pendidikan minimal 9 tahun. Peningkatan capaian pendidikan dipengaruhi oleh faktor-faktor, seperti kondisi sosial, ekonomi keluarga, dan motivasi yang berbeda antar keluarga. Tingkat pendidikan yang tinggi berhubungan erat dengan mata pencaharian yang semakin bervariasi. Mata pencaharian yang bervariasi disebabkan karena peningkatan kesadaran masyarakat terhadap peluang usaha non pertanian yang semakin terbuka. Keluarga pada masyarakat pegunungan yang memiliki tingkat pendidikan rendah menjadi hambatan dalam mengelola pertanian menggunakan teknologi terbaru yang berdampak pada kemajuan dan kehidupan masyarakat.

Upaya Mencapai Tujuan Keluarga 

Tingkat pendidikan terhadap mata pencaharian juga mempengaruhi keberhasilan tercapainya tujuan keluarga. Keberhasilan dalam mencapai tujuan dibutuhkan keterampilan dan pendidikan yang dapat mendukung setiap usaha yang dilakukan agar tepat sasaran. Masyarakat dari keluarga dengan pendidikan rendah membutuhkan usaha yang lebih besar dalam mencapai tujuan karena adanya keterbatasan ekonomi akibat rendahnya pendapatan yang berasal dari bertani, buruh dan berdagang di wilayah pegunungan. Pendapatan yang rendah menjadi hambatan dalam menempuh pendidikan sehingga sumber daya manusia dalam keluarga memiliki keterampilan yang terbatas dalam mengelola lahan pertanian serta terhambat dalam meningkatkan perekonomian keluarga.

Kemampuan Mengatur Konsumsi Pangan

Kebiasaan makan keluarga dibentuk oleh tingkat pendapatan, sosial-budaya, dan karakteristik keluarga. Kebiasaan makan juga dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jenis kelamin, umur, pendidikan ibu, pengetahuan ibu tentang gizi, sikap ibu tentang gizi, jumlah anggota keluarga, dan pantangan. Pendapatan yang rendah berkorelasi positif dengan pemilihan bahan makanan. Kemampuan mengatur atau manajemen dalam keuangan keluarga sangat penting dalam upaya tercapainya kesejahteraan keluarga, yang tercermin dari pemilihan bahan pangan yang baik. Pemilihan pangan dipengaruhi oleh berbagai kondisi, seperti kondisi pendapatan keluarga, pengetahuan atau persepsi, dan ketersediaannya. Keluarga yang tinggal di daerah pegunungan biasa mengonsumsi hasil panen dari lahan yang mereka miliki. Pemilihan pangan yang kurang tepat akan menyebabkan kebiasaan makan yang kurang baik.

Lahirnya Motivasi Belajar 

Motivasi orang tua dalam memberikan dorongan pendidikan lanjutan bagi anak menjadi hal penting karena anak akan merasa mendapat dukungan dari keluarga mereka. Hal ini juga merupakan bentuk kepedulian serta perhatian orang tua terhadap anak-anaknya. Dalam memberikan dorongan, orang tua perlu memiliki pemahaman tentang pentingnya pendidikan sehingga anak akan lebih memahami tentang makna dan pengaruh pendidikan di masa depan. Dorongan atau dukungan tersebut haruslah selaras dengan minat anak mereka. Membangun minat anak tentang dunia pendidikan perlu dibangun sejak dini, sebab berbagai pengaruh negatif dari luar tentu dapat mempengaruhi motivasi anak kapan pun. Meskipun, faktor lainnya dapat turut berpengaruh namun dukungan dari orang-orang terdekat juga sangatlah penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun