Mohon tunggu...
Nabilah Fathin LH
Nabilah Fathin LH Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Saya Nabilah Fathin Lutfiah Hakim, seorang Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Tahun ajaran 2021/2022. Hobi saya adalah membaca buku, menulis dan memiliki ketertarikan serta menyukai dunia kesastraan. Oleh karena itu saya menempatkan diri saya pada Fakultas Humaniora Jurusan Sastra Inggris,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perspektif Islam dalam Seni

7 Juni 2022   01:53 Diperbarui: 7 Juni 2022   02:11 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Untuk sebagian orang, mungkin merasakan jauh dalam kehidupan sehari-hari mengenai seni. Tetapi, sesungguhnya ketika kita refleksikan lagi, setiap saat dalam kehidupan kita itu dekat sekali dengan seni, ekspresi dan keindahan yang ada di sekitar.

Misalnya ketika berada disebuah ruangan, tentunya kita melihat sesuatu yang unik serta indah, dimana hal tersebut memperkaya kehidupan kita sehari-hari.

Seni merupakan sebuah keindahan, inti sari dari ekspresi kekreatifan manusia. Seorang manusia yang tidak memiliki jiwa seni adalah manusia yang cacat mentalnya.

Namun perlu diingat, seni memiliki batasan dan aturan. Pemilahan wajib dilakukan dalam seni. Karena terdapat batasan-batasan berseni dalam Islam. Beberapa atasan-batasan atau larangan Islam terhadap berbagai seni seperti patung, ada beberapa alasan untuk melarang seni ini, yaitu: umatnya. Sikap Al-Qur'an terhadap patung bukan hanya menolaknya, tetapi ingin menghancurkannya.

Di sini, Tuhan menghendaki agar patung-patung yang dibuat oleh manusia bukanlah sesuatu yang di peruntukkan untuk tujuan dipuja atau menggambarkan pencipta tertinggi, yaitu dewa atau berhala untuk disembah.

Tapi, bagaimana sih, seni sesungguhnya dalam pandangan Islam?

Jika dirumuskan secara sederhana, seni adalah ekspresi keindahan dan kelembutan. Jika kita menemukan sabda Nabi, bahwa tidak ada sesuatu yang disertai dengan kelemah lembutan kecuali itu menghiasinya, dan tidak ada sesuatu yang disertai dengan kekerasan dan kekejaman kecuali itu memperburuknya.

Atas dasar tersebut, jika tidak ada seseorang yang tersentuh hatinya ia ketika melihat sebuah hal atau pemandangan yang indah, mendengar suara yang merdu, maka orang tersebut mengidap penyakit yang sulit diobati. Bahkan, sebelum kita membaca ayat Al-Qur'an, dengan melihat atau mendengarkan Al-Qur'an itu, kita tidak bisa berkata-kata bahwa Al-Qur'an itu penuh dengan keindahan, kelemah lembutan, suara-suara alunan ayat Al-Qur'an yang begitu menyentuh. Hal tersebutlah juga merupakan seni.

Oleh karena itu, seni tidak mungkin dipisahkan dalam Islam. Hal tersebut merupakan fitrah manusia. Segala yang merupakan fitrah manusia tidak mungkin bertentangan dengan fitrah keagamaan. Jadi, bukan saja Islam membolehkan seni, melainkan menganjurkannya.

Hanya saja, harus diakui dalam rangka mengekspresikan sebuah keindahan itu, ada batasan-batasan yang perlu diperhatikan. Batasan utamanya yaitu jangan sampai seni menggerakkan negatif manusia, jadi jangan menciptakan seni yang mengundang nafsu dan tepuk tangan seseorang.            

Seni dianggap sebagai fenomena penting peradaban dan budaya manusia, termasuk peradaban Islam. Seni Islam dianggap sebagai salah satu wahyu yang paling menyeluruh dan bersih dari bentuk-bentuk peradaban Islam, dan bahkan seni Islam ini merupakan cermin peradaban manusia, karena seni Islam dianggap sebagai seni teragung di antara seni-seni lain yang dihasilkan oleh peradaban masa lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun