Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi kesempatan bagi orangtua untuk lebih dekat dengan anak, lebih mengetahui gaya belajar anak serta melatih kesabaran orangtua dalam mengasuh anak.Â
Peran serta keberadaan orangtua selama PJJ ini sangatlah penting bagi anak. Pola pengasuhan yang tepat, kasih sayang, apresiasi, serta dukungan dari orangtua menjadi hal yang sangat dibutuhkan oleh anak di masa pandemi ini. Lalu, bagaimana cara agar orangtua dapat mendukung anak secara positif selama mendampingi anak melaksanakan pembelajaran jarak jauh?
Menurut Jackie Bresnahan (seorang terapis okupasi), terdapat 4 cara untuk mendukung anak secara positif, di antaranya:
1. Mengakui ide-ide yang diungkapkan anak
Dengan mengakui ide-ide anak, memungkinkan anak merasa didengarkan oleh orangtuanya dan dapat melatih anak untuk mengekspresikan dirinya secara verbal (melalui kata-kata). Hal yang sebaiknya kita lakukan ketika anak sedang mengungkapkan ide-idenya, dengarkan dengan penuh perhatian dan berikan validasi pada ide anak dengan mengatakan hal-hal seperti "Ohh.. adek lebih suka kalau belajarnya pakai papan tulis, ya? Nanti kita cari papan tulisnya, ya? Sekarang belajar dengan buku tulis dulu.".
2. Hargai usaha kecil yang telah dilakukan anak
Jika anak mengalami kesulitan saat mengerjakan sesuatu, tetap bangun kepercayaan diri anak dengan mencari kesempatan ketika anak berhasil melakukan tugasnya dengan benar. Bisa dengan hal-hal yang sederhana seperti memberikan apresiasi pada anak dengan kata-kata. Kita bisa mengatakan hal-hal seperti "Wah, hebat adek udah berhasil mengerjakan satu soal." atau "Susah ya, dek? Makasih udah percaya sama ibu/ayah untuk bantu adek.".
3. Bekerja sama dengan anak dalam menyelesaikan tugas yang sulit
Apa yang tampak kecil bagi kita, belum tentu kecil juga bagi anak. Bisa jadi menjadi beban bagi anak yang baru belajar merencanakan dan melaksanakan keterampilan (skill) baru.Â
Jika anak mengalami kesulitan dalam membersihkan kamar atau menyelesaikan tugasnya, gunakanlah kalimat seperti "Ayo dek, kita bereskan/selesaikan sama-sama yuk.. Ibu sama adek jadi satu tim sekarang, jadi ayo kita kerjasama.". Perlu kita ketahui bahwa sedikit dukungan dari orang tua dapat memberikan dorongan kepercayaan diri yang dibutuhkan anak untuk memulai melakukan sesuatu.
4. Perhatikan keterikatan dengan anak dalam rutinitas sehari-hari
Seringkali anak menjadi merasa nyaman dengan perlakuan orangtuanya yang suka merawat atau membantunya setiap kali, yang akhirnya menimbulkan kebergantungan anak pada orangtua. Anak menjadi sering berkata "Aku gak bisa.." atau "Ibu aja deh yang nyelesaiin.."
Ketika anak menjadi bergantung pada orang tua, hendaknya orangtua tetap tegas dan pastikan bahwa anak tahu jika orangtuanya tetap akan memberikan waktu khusus atau bantuan untuknya walau mereka harus melakukan rutinitasnya secara mandiri.
Hal-hal yang telah disebutkan di atas bukanlah cara yang mutlak, masih banyak cara lain yang dapat kita gunakan untuk mendukung anak secara positif. Karakteristik anak berbeda-beda, karena itu dibutuhkan cara yang berbeda-beda pula. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan bisa diterapkan pada anak selama masa pandemi maupun setelah pandemi berakhir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H