Mohon tunggu...
Nabila Hasna D
Nabila Hasna D Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

nabilahasna461@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Bagaimana Peran Pemimpin dalam Mengatasi Konflik pada Tim?

7 Agustus 2021   21:07 Diperbarui: 7 Agustus 2021   21:17 3686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Didalam suatu tim di sebuah organisasi keberadaan seorang pemimpin sangat penting karena pemimpin menjadi salah satu ujung tombak dari keberhasilan dalam tim di sebuah organisasi. Maka tugas pemimpin adalah mempengaruhi bawahannya untuk mencapai perubahan dengan menciptakan koordinasi yang lebih mudah, membentuk tim kerja dalam mencapai tujuan tim di sebuah organisasi.

Seorang leader menekan ego sendiri, menghargai kontribusi orang lain dan menunjukkan pada bawahan bahwa mereka sangat dihargai. Pemimpin mendorong keberanian untuk menerima kegagalan dan kesalahan, mendengar apa yang dikatakan bawahan, menunjukkan kepercayaan pada orang lain dan mau belajar dari orang lain termasuk dengan bawahannya.

Dalam mencapai tujuan tim di sebuah organisasi membutuhkan beberapa faktor pendukung yaitu alat, modal, alam dan manusia. Diantara faktor-faktor tersebut manusialah yang sangat dominan untuk memegang peranan penting dalam menentukan masa depan organisasi. Walaupun modal yang tersedia besar dan teknologi yang digunakan canggih, organisasi tidak akan mampu berjalan dengan baik jika tidak ada manusia yang berada di organisasi tersebut.

Dan perlu di sadari bahwa keberhasilan pengelolaan tim di sebuah organisasi sangat ditentukan oleh sumber daya manusia dengan didukung seorang pemimpin yang mampu memimpin suatu tim di sebuah organisasi, dituntut untuk mempunyai pemikiran terbuka, mau menerima ide-ide baru, rela menerima kritikan dan mau belajar serta mendengarkan kebenaran yang disampaikan oleh bawahnnya.

Pemimpin dituntut untuk menciptakan hubungan personal dengan orang lain dari pada kebutuhannya sendiri, dan harus berani menerima kegagalan. Setiap pemimpin perlu menyadari bahwa untuk mewujudkan hubungan manusiawi yang efektif, perlu memilki kemampuan memperlakukan orang lain sebagai subyek bukan objek, sebagaimana layaknya benda mati, yang dapat diperlukan sekehendak hati. Istilah dalam kepemimpinan "Return On Individual" yang artinya agar pemimpin menaruh perhatian pada setiap individu yang dipimpinnya.

Tanda-tanda awal konflik terlihat dalam peningkatan intensitas ketidak sepakatan diantara anggota-anggota. Konflik dalam diri individu dinyatakan melalui keluh kesah, gerakan-gerakan kegelisahan pada wajah, perilaku gagap, melamun, dan ucapan-ucapan yang ketus. Sedangkan konflik antar individu maupun kelompok ditandai dengan semakin menurunnya ketidak saling percayaan, ketidak saling terbukaan, dan kerjasama kelompok diantara kedua belah pihak. Akibat adanya konflik yang terjadi disuatu organisasi berakibat pada renggangnya hubungan antar individu di tim di sebuah organisasi tersebut. Selain itu berakibat pula pada perkembangan organisasi itu sendiri.

Tidak mudah bagi pemimpin dalam menyelesaikan konflik yang terjadi di suatu organisasi yang dipimpinnya, sehingga pimpinan mempunyai hambatan dalam mengatasi konflik tersebut. Hal itu disebabkan adanya ketidak terbukaan antara bawahan dan atasan.

Di dalam suatu organisasi memang terdapat sumber daya manusia yang terdiri dari bermacam-macam individu atau pribadi. Setiap individu pasti memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Salah satu tugas atau peran pimpinan yaitu harus dapat menyelesaikan konflik yang sifatnya merugikan untuk menciptakan suatu tim dalam organisasi yang sehat dan tertib dengan cara menggunakan metode pendekatan penyelesaian yang tepat untuk menangani konflik sehingga setiap konflik itu dapat diselesaikan dengan baik dan tidak ada yang merasa dirugikan.

Sumber : https://www.qerja.com/journal/view/171-enam-strategi-menghindari-konflik-di-tempat-kerja/
Sumber : https://www.qerja.com/journal/view/171-enam-strategi-menghindari-konflik-di-tempat-kerja/

Peran pemimpin saat mengatasi konflik dalam tim yaitu seperti peran sebagai fasilitator, Seorang pemimpin harus dapat mendorong dan menumbuhkan kesadaran para kelompok di suatu tim dalam organisasi yang dipimpinnya supaya kesadaran para kelompok di suatu organisasi yang dipimpinnya supaya melakukan perubahan yang diharapkan untuk meningkatkan perkembangan suatu tim dalam organisasinya. Pemimpin harus dapat memberikan berbagai kemudahan bagi para kelompoknya dengan cara :

  • Mengorganisasikan kegiatan para tim untuk memudahkan organisasi mencapai tujuannya.
  • Membuat keputusan yang mengacu kepada penyusunan skala prioritas tugas-tugas yang hendak dikerjakan oleh organisasi dan para kelompoknya.

Peran sebagai penghubung sumber, Seorang pemimpin harus dapat mencari sumber-sumber yang berkenaan dengan kondisi dan kebutuhan tim dalam organisasi. Dengan sumber-sumber tersebut, pemimpin dapat membantu tim dalam organisasi atau kelompok untuk mengetahui cara-cara pendekatan yang dapat dilakukan untuk memperoleh bantuan yang diperlukan dalam rangka memecahkan masalah yang sedang dihadapi.

Peran sebagai komunikator, Seorang pemimpin harus dapat mengkomunikasikan gagasannya kepada orang lain, yang kemudian disampaikan kepada orang lain, yang kemudian disampaikan kepada orang lain secara berlanjut. Bentuk komunikasi harus dilakukan secara dua arah supaya gagasan yang disampaikan dapat dibahas secara luas, yang mencakup para pelaksana dan khalayak sasaran perlu menguasai teknik berkomunikasi secara efektif.

Sesuai dengan peran-peran tersebut, seorang pemimpin harus mampu mengelola tim dalam organisasi. Apabila salah satru individu maupun tim mempunyai perbedaan pendapat yang kemudian menimbulkan suatu konflik, maka seorang pemimpin harus dapat mengatasi konflik dengan penuh kewibawaan tanpa memihak salah satu dari mereka yang sedang berkonflik sehingga masalah tersebut dapat segera berkyurang atau teratasi dengan baik dan tidak ada yang merasa dirugikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun