Mohon tunggu...
Nabila Hasna D
Nabila Hasna D Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

nabilahasna461@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apa Saja Teori Perkembangan Moral Kohlberg?

21 Juli 2021   15:49 Diperbarui: 21 Juli 2021   16:05 26834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : www.researchgate.net

Terdapat 3 teori perkembangan moral, pada level 1 terdapat prekonvensional, level 2 konvensional dan level 3 postkonvensional, jadi tahapan perkembangan moral merupakan ukuran dari tinggi hingga rendahnya teori moral individu berdasarkan perkembangan penalaran teori moralnya. 

Teori perkembangan moral Kohlberg yang ditemukan oleh psikolog Kohlberg memperlihatkan bahwa perbuatan moral itu bukan dari hasil sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan dan hal-hal lain yang berhungan dari norma kebudayaan (Sunarto,2013:176). 

Teori ini menyatakan bahwa penalaran moral lah yang merupakan dasar dari perilaku yang etis dan mempunyai stadium perkembangan moral dengan tingkat atau level yang teridentifikasi yaitu sebagai berikut :

Level 1 (Prekonvesional)

Pada level pertama ini merupakan tingkat prekonvesional dari penalaran moral seperti seseorang yang berada didalam tingkat prekonvesional menilai moralitas dari tingkah laku yang ada dan dibuat berdasarkan konsekuensinya langsung. Terdapat 2 tahap awal pada level prekonvesional yaitu tahapan awal dan murni melihat diri dalam bentuk egosentris. Tahap pertama individu yang memfokuskan diri pada konsekuensi nya langsung dari tingkah laku yang dibuat mereka yang dirasakan sendiri. 

Contoh nya seperti sebuah tingkah laku yang dibuat dijadikan atau dianggap keliru jika dinilai secara moral jika orang yang memperagakannya di tingkat hukum. Sedangkan pada tahap kedua yaitu dengan nyata melihat diri dalam bentuk egosentris, tahap kedua ini menempatkan posisi apa saja yang keuntungan yang didapat untuk diri sendiri, perilaku yang ada diartikan sebagai hal yang paling diminatinya. Dalam tahap ini terdapat dua perhatian bagi oranglain yang tidak didasari oleh factor atau loyalitas yang bersifat intrinsic.

Level 2 (Konvensional)

Pada level kedua ini umumnya berada pada seorang yang sudah matang dalam pemikiran atau seorang remaja, orang yang ada pada ditahapan ini menilai moralitas dengan sebuah tingkah laku yang dibuat dengan membandingkannya dengan pandangan dan keinginan. 

Pada level kedua ini terdapat 2 tahap yaitu tahap ketiga dan keempat lanjutan dari level pertam, pada tahap ketiga seseorang memiliki peran social atau individu ini ingin menerima ketidaksetujuan dan persetujaun yang di dapatkan dari masyarakat atau orang-orang lain yang disebabkan karena hal seperti itu yang mereflesikan persutujuan orang lain terhadap peran yang dimilikinya. 

Selanjutnya pada tahap ke empat adalah tahap yang penting untuk mematuhi keputusan dan hukum. Perkembangan moral dalam tahap ke empat ini dapat bertambah dari sekedar kebutuhan akan penerimaan individual seperti yang ada pada tahap ketiga. 

Jadi jika seseorang mampu melanggar hukum maka kemungkinan orang lain juga akan seperti itu sehingga berada tugas atau kewajiban untuk mematuhi aturan dan hukum. 

Maka jika seseorang melanggar hukum makan dia akan keliru secara perkembangan moral, sehingga hinaan atau celaan dijadikan sebagai factor yang sangat signifikan ditahap keempat ini dengan alas an memisahkan yang buruk dari yang sama berat.

Level 3 (Pasca-Konvensional)

Pada level ketiga ini banyak dikenal dengan tingkat yang sangat berprinsip, dilevel ketiga ini terdapat dua tahap lanjutan dari level pertama dan kedua yaitu tahap kelima dan keenam dari perkembangan moral. 

Pada tahap kelima banyak individu dipandang sebagai individu yang mempunyai banyak pendapat dan nilai-nilai yang tidak sama, yang paling penting pada tahap kelima ini yaitu bahwa tanpa memihak mereka akan dihormati dan dihargai. Tidak akan dianggap sebagai relative permasalahan yang seperti kehidupan dan pilihan sehingga terhambat atau ditahan.

Selanjutnya pada tahap terakhir yaitu tahap keenam dari level pasca konvensional ini adalah penalaran yang moral berdasarkan dari penalaran niskala yang menggunakan prinsip etika universal. 

Tingkat hukum itu hanya valid jika berdasarkan dengan keadilan, dan komitmen terhadap keadilan juga menyertakan keharusan untuk tidak mematuhi hukum yang tidak senaknya.

Jadi 3 tingkat perkembangan moral ini merupakan ukuran dari tinggi dan rendahnya dari moral individu dari segi proses penalaran yang mendasarinya bukan dari perbuatan moral. Teori ini berpandangan bahwa penalaran moral yang merupakan dasar dari perilaku etis, mempunyai stadium perkembangan moral dengan tingkatan level yang teridentifikasi yaitu pre konvesional, konvesional dan terakhir postkonvesional.

Perkembangan moral mempunyai keterkaitan atau hubungan yang sangat erat dengan perkembangan kognitif. Upaya fasilitasi pengembangan moral maupun potensi individu diperlukan untuk mempertimbangkan dan disesuaikan dengan tahapan perkembangan moral yang sedang dijalaninya. 

Ketika individu sudah mulai sadar bahwa dalam lingkungan sosialnya terdapat aturan-aturan sebagai dasar dan sebagai patokan dari berperilaku, keputusan untuk melakukan sesuatu bedasarkan dari pertimbangan aturan-aturan yang berlaku dan dianutnya maka disebut dengan moralitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun