Mohon tunggu...
Nabilah Aristawati
Nabilah Aristawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Maliki Malang

Hobi dengerin musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pola Asuh yang Tepat Kunci dari Perkembangan Moral yang Baik

23 November 2022   21:22 Diperbarui: 23 November 2022   21:39 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Baru baru ini kita dihebohkan dengan berita seorang pelajar yang mengendarai motor plat T menendang seorang nenek yang sedang berjalan. Hal ini menjadi bukti bahwa pendidikan mengenai moral masih menjadi masalah yang serius di Indonesia.

Lalu apa sih yang dinamakan moral itu? Secara bahasa moral berasal dari bahasa latin mos atau bentuk jamaknya mores yang berarti adat atau kebiasaan. Moral ialah sebuah ide atau gagasan yang dianut seseorang tentang benar dan salah, terutama yang berkaitan dengan perilaku atau sikap dalam menjalani kehidupan.

Faktor-faktor yang memengaruhi moral yaitu nilai-nilai yang dianut oleh masing-masing keluarga, waktu, dan tempat tinggal. Itulah mengapa moral bersifat subjektif dan pribadi.

Meskipun moral ini bersifat subjektif, terdapat 7 sikap moral yang dianggap sulit atau jarang dipengaruhi oleh waktu dan tempat. Tujuh sikap moral tersebut di antaranya keberanian, keadilan, sikap menghormati hak orang lain, ketaatan terhadap aturan yang berlaku, balas budi, sikap mencintai keluarga, dan sikap mau membantu.

Seringkali kita sering mendengar istilah moral dan etika itu sama. Padahal keduanya memilki perbedaan makna. Etika ialah ide atau gagasan untuk menciptakan keteraturan yang diakui bersama oleh sebagian besar atau semua orang dalam satu kelompok sosial, seperti lingkungan masyarakat, profesi, budaya, hingga agama. Etika dibangun berdasarkan kelompok dan harus dipatuhi oleh semua orang yang ada dalam kelompok tersebut.

Etika dan moral memiliki makna yang berbeda sehingga bisa mengalami pertentangan antara keduanya. Contohnya yaitu lingkungan kita menganggap pacaran merupakan hal yang dianggap tidak beretika. Tetapi, nilai moral yang dianut oleh keluarga kita menganggap pacarana sebagai hal yang normal dan wajar.

Selanjutnya mengenai teori perkembangan moral yang digagas oleh Piaget dan Kohlberg. Piaget membagi tahap perkembangan moralitas heteronom dan moralitas otonom. Tahap moralitas heteronom terjadi pada usia 4-7 tahun. Heteronom sendiri memiliki arti tunduk pada aturan yang diberlakukan orang lain. Oleh karena itu, pada tahapan ini sering disebut juga dengan moralitas paksaan.

Pada tahap moralitas heteronom, anak dihadapkan pada orang tua yang memberi tahu mereka mana yang benar dan yang salah. Anak juga beranggapan bahwa jika mereka melanggar aturan maka mereka akan dihukum.

Tahapan yang kedua yaitu tahapan moralitas otonom. Tahapan moralitas otonom terjadi pada usia 6 tahun ke atas. Tahapan moralitas otonom disebut juga dengan moralitas kerja sama. Pada tahapan ini anak mengikuti aturan melalui suara hatinya.

Sedangkan menurut Kohlberg, tahapan perkembangan moral dibagi menjadi 3 tahapan. Tahapan tersebut yaitu tahapan pra konvensiional, tahapan konvensional, dan tahapan pascakonvensional.

  • Tahap Pra konvensional

Tahapan pra kovensional adalah tingkat terendah dari penalaran moral menurut Kohlberg. Pada tahap ini baik dan buruk diinterpretasikan melalui reward (imbalan) dan punishment (hukuman) eksternal.

  • Tahap Konvesional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun