Hai sobat neuroscience!
Setelah kemarin kita membahas mengenai struktur neuron, pada kali ini kita akan membahas mengenai bagaimana saraf itu bekerja. Seperti yang kita tahu, sistem saraf itu bekerja dengan sangat rumit dan cepat.Â
Agar sistem saraf tetap dapat berkomunikasi dan membawa pesan antara satu neuron dengan neuron yang lain, maka diperlukan peran dari yang namanya neurotransmitter.Â
Dalam bekerja, neurotransmitter juga memerlukan hormon-hormon yang dihasilkan otak dan neuron yang saling bekerja sama agar dapat menyampaikan sebuah pesan.Â
Apa sih neurotransmitter itu? Bagaimana sistem saraf bekerja? Apa saja hormon-hormon yang berperan dalam proses penyampaian pesan dalam sistem saraf? Daripada penasaran, yuk simak penjelasannya di bawah ini!
Neurotransmitter merupakan senyawa organik endogenus atau senyawa kimia yang ada di dalam tubuh yang berfungsi untuk mengantarkan sinyal atau mengirimkan pesan dari neuron ke neuron lainnya menuju berbagai jaringan tubuh, contohnya otot.Â
Pengantaran sinyal dalam neuron bisa dilakukan dengan cara chemical signaling dan electrical signaling. Chemical signaling yaitu neurotransmitter berada dalam gelembung presynaptic dan akan dilepaskan dari terminal akson melalui eksositosis ke dalam celah sinaptik, dan melalui membran pada postsynaptic dari neuron terdekat serta direabsorpsi untuk di daur ulang. Sedangkan electrical signaling yaitu potensial aksi yang diikuti dengan pelepasan neurotransmitter pada sinapsis.
Pengiriman pesan melalui neurotransmitter membantu otak untuk menjalankan fungsinya dengan baik, meningkatkan dan menyeimbangkan sinyal di otak, serta membantu mengelola respons otomatis tubuh contohnya pernapasan dan detak jantung. Berdasarkan dari situs Hello Sehat, neurotransmitter pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan Austria bernama Otto Loewi pada tahun 1921.
Dikutip dari jurnal Psychoneuroimmunology in Dermatology, ciri-ciri dari neurotransmitter di antaranya :
- Berat molekulnya kecil dan panjangnya satu asam amino
- Pelepasannya terjadi di terminal akson
- Sintesisnya yaitu sitosol pada ujung sinaps
- Tempat kerja neurotransmitter itu di membran subsinaps sel pasca sinaps
- Kecepatan dan durasi kerjanya terjadi dengan cepat dan singkat
- Efek dari neurotransmitter yaitu mengubah potensial sel dengan membuka saluran ion
Dalam pengiriman pesan, neurotransmitter dibantu oleh hormon-hormon yang dihasilkan oleh otak dan neuron. Hormon-hormon tersebut terdiri dari empat, yaitu serotonin, dopamin, asetilkolin, dan norepinefrin.
Serotonin ialah hormon yang dihasilkan di batang otak untuk mengatur suasana hati, nafsu makan, kecemasan, siklus tidur, dan mengontrol rasa sakit. Selain itu serotonin juga diproduksi dalam saluran pencernaan sebagai respon terhadap makanan.Â
Serotonin berperan sebagai neurotransmitter. Itulah mengapa jika kita sering mengalami badmood, itu terjadi akibat kekurangan hormon. Selain itu depresi, kecemasan, hingga pikiran untuk bunuh dini disebabkan karena kurangnya hormon serotonin.
Dopamin merupakan hormon yang dihasilkan di beberapa bagian otak, terutama di substantia nigra, hipoalamus, dan bagian tegmental ventral. Dopamin juga termasuk neurohormon.Â
Dopamin tidak hanya sebagai neurotransmitter yang menghantarkan sinyal di dalam otak, tetapi juga mempunyai fungsi pada organ lain. Peran dopamin dalam sistem saraf pusat (SSP) yaitu mengatur pergerakan, pembelajaran, daya ingat, emosi, rasa senang, tidur, dan kognisi.Â
Sedangkan peran yang lainnya yaitu mengatur gerakan motorik dan membentuk postur tubuh agar menjadi proporsional. Jika terjadi kekurangan dopamine dalam tubuh, maka seseorang akan mengalami penyakit Parkinson.
Asetilkolin merupakan neurotransmitter yang ditemukan pertama kali. Asetilkolin dihasilkan di sistem saraf pusat (SSP) oleh neuron dan badan selnya terdapat di batang otak dan forebrain. Asetilkolin juga disintesis dalam saraf lain di otak.Â
Asetilkolin memiliki peran dalam sistem saraf perifer, di mana asetilkolin dilepaskan oleh neuron motorik untuk membantu mengatur atau mengontrol gerakan otot.
Asetilkolin berperan dalam sistem saraf pusat untuk konsentrasi, fungsi kognitif, serta memori dan pembelajaran. Itulah orang yang mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi serta mengalami gangguan memori dan pembelajaran disebabkan oleh adanya masalah pada asetilkolin. Selain itu demensia dan Alzheimer juga disebabkan oleh masalah pada asetilkolin.
Norepinefrin atau noreadrenalin dan epinefrin (adrelin) merupakan neurotransmitter yang berasal dari tirosin. Fungsi dari keduanya yaitu mengatur fokus mental, gairah, perhatian, dan kognisi pada manusia. Sedangkan tugasnya yaitu membuat otak tetap sadar dan terjaga.Â
Hormon adrenalin dihasilkan di kelenjar anak ginjal (adrenal gland) yang letaknya di atas ginjal dan norepinefrin (noradrenalin) dihasilkan di otak. Norepinefrin juga berperan dalam respon fisiologis terhadap keadaan gawat atau dikenal sebagai respon melawan atau lari dan stress akut dengan peran untuk memobilisasi energi.
Itu tadi penjelasan seputar neurotransmitter. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H