Aspek perkembangan anak usia dini ada lima tahapan. Pertama ada aspek fisik-motorik, kedua aspek kognitif, ketiga aspek bahasa, keempat aspek sosial-emosional, dan yang terakhir moral. Perkembangan fisik pada anak yaitu apabila jika anak mengalami perubahan pada ukuran tangan, kaki, badan yang semakin meninggi, memanjang, dan membesar.
Pengertian motorik ialah proses mengontrol gerak tubuh melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot yang terkoordinasi. Motorik sendiri terbagi menjadi dua yaitu motorik halus dan motorik kasar. Motorik halus adalah aktivitas yang menggunakan otot-otot halus atau otot-otot yang ada di jari tangan dan mata. Sedangkan motorik kasar ialah aktivitas yang memakai otot-otot besar atau otot-otot seluruh tubuh.
Dalam kemampuan motorik, anak memiliki kemampuan koordinasi motorik. Faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan koordinasi anak yaitu faktor keseimbangan, ketahanan tubuh, kelenturan, ketangkasan, kecepatan, dan kekuatan dari si anak. Aspek kognitif yaitu aspek yang terdiri dari kecerdasan dan pemecahan masalah.
Anak usia TK bisa melakukan gerakan yang penuh dengan kontrol serta teratur sesuai dengan pola (Mulyani, 2016). Pada masa ini, kemampuan motorik kasar dan halus berkembang dengan pesat. Anak usia TK dapat menguasai tubuhnya dengan baik. Salah satu contoh gerakan yang bisa dilakukan anak ialah gerakan seni tari.
Seni tari menurut KBBI ialah seni yang berkaitan dengan tari-menari atau gerak-gerik yang berirama. Pengertian lainnya yaitu seni tari merupakan seni menggerakkan tubuh atau olah tubuh untuk mengungkapkan ekspresi manusia secara berirama yang diiringi musik.
Seni tari pada anak usia dini merupakan suatu proses melatih anak agar anak dapat mengendalikan gerak tubuh, memanipulasi gerak benda-benda tubuh serta menanamkan harmoni antara pikiran dan tubuh. Pada seni tari anak usia dini poin-poin yang ditekankan adalah gerak, keharmonisan gerak, mengontrol gerak motorik kasar dan gerak motorik halus yang dapat melatih kecerdasan anak.
Gerakan yang terdapat pada seni tari membantu perkembangan fisik dan pola gerak pada anak. Latihan menari yang dilakukan bersama teman maka akan membantu meningkatkan daya berpikir, mengatur emosi, dsb. Salah satu seni tari yang dapat dilakukan dan diajarkan pada anak usia dini adalah balet.
Balet adalah seni tari yang berkembang di negara-negara Eropa, terutama berasal dari masa Renaisans. Kata balet sendiri berasal dari bahasa Italia, ballo yang berarti tarian. Dari Italia, tari balet berkembang ke Perancis sebagai bagian dari opera.
Di Indonesia, masyarakat mengenal balet karena diperkenalkan pada zaman penjajahan oleh orang Belanda. Sekarang tari balet di Indonesia semakin berkembang karena bangsa Indonesia menghargai perbedaan budaya (Sedyawati, 1982:161).
Balet sendiri memiliki manfaat yaitu melatih kelenturan dan kelincahan tubuh. Balet juga melatih daya ingat dan daya nalar pada anak. Fokus pembahasan kali ini ialah mengapa tari balet penting bagi anak usia dini? Apa hubungan tari balet dengan kemampuan gerak (motorik) dengan kecerdasan?
Gerakan-gerakan yang terdapat pada tari balet terdiri dari gerakan dasar dan gerakan inti. Pada gerakan dasar ini, gerakan kaki diibaratkan seperti bunga yang mekar. Gerakan seperti ini membantu mengetahui kontrol pada gerak tubuhnya dan menunjukkan koordinasi. Teknik pemanasan berikutnya yaitu exercise for hands.Â
Exercise for hands merupakan teknik pemanasan dengan posisi tangan meluncur ke depan, ke atas, ke samping dengan posisi badan tegak, duduk di lantai dengan kaki diluruskan dan pandangan mata ke depan. Gerakan ini berguna untuk tangan dan kaki agar otot-otot tidak tegang atau kaku saat melakukan teknik gerakan berikutnya.
Teknik balance ialah teknik gerakan yang dilakukan untuk menjaga keseimbangan tubuh. Contoh dari teknik gerakan ini ialah mengangkat sebelah kaki ke samping atas mengarah kepala dan gerakan mengangkat sebelah kaki ke belakang menyerupai burung pesawat. Ini berguna juga untuk melatih kelenturan tubuh anak.
Pada otak kecil manusia, otak kecil berperan dalam hal motorik dan fungsi kognitif. Koordinasi gerak, keseimbangan tubuh, dan porsi tubuh berpengaruh terhadap fungsi kognitif, salah satunya adalah atensi. Atensi terlibat dalam jaringan otak yang terdiri dari orienting, alerting, dan jaringan eksekutif.
Pertama ada fungsi jaringan orienting network. Fungsi jaringan ini adalah memilih informasi yang tertangkap sensori. Lalu yang kedua ada jaringan alerting network. Jaringan ini memiliki peran dalam mencapai dan mempertahankan keadaan waspada. Lalu yang terakhir ada jaringan eksekutif. Jaringan eksekutif merupakan perilaku sadar otak yang mengalami keterlibatan dengan proses pengamatan dan penyelesaian konflik yang terjadi dalam pikiran, perasaan, dan respon.
Pada saat anak menari balet, bagian otak yang berkaitan dengan atensi akan aktif. Fungsi yang pertama yaitu fungsi jaringan alerting. Fungsi dari jaringan ini yaitu untuk mempertahankan kesiagaan dan kewaspadaan anak. Dalam menari balet, anak harus mempertahankan kewaspadaan dan kesiagaannya agar dapat mengoptimalkan penampilannya ketika melibatkan fungsi kognitif.
Fungsi yang kedua yaitu fungsi jaringan orienting. Fungsi dari jaringan ini yaitu untuk mengendalikan pergerakan kepala dan mata. Setiap tarian balet mempunyai pergerakan kepala dan mata yang berbeda sehingga anak perlu melatih pergerakan kepala dan mata dalam menari balet.
Fungsi yang terakhir yaitu fungsi jaringan eksekutif. Jaringan eksekutif memiliki peran atas perencanaan, memori, dan gerak. Fungsi dari jaringan ini yaitu untuk penyelesaian konflik. Saat menari balet, anak akan dihadapkan berbagai macam konflik atau permasalahan terutama dalam hal keakuratan arah dan gerak.
Dalam tarian balet terdapat teknik port de bras. Teknik ini memiliki arti mengayunkan lengan. Dalam praktiknya lengan harus digerakkan dengan lembut ke berbagai arah dan di saat bersamaan bisa mengubah tumpuan dari satu kaki ke kaki lainnya. Teknik ini merupakan gerakan dasar untuk melatih keseimbangan tubuh anak dan kekuatan otot anak dalam melakukan setiap pergerakan. Semakin kuat otot anak, maka semakin ringan anak dalam mengatasi beban yang dihadapi.
Dalam tarian balet juga, anak diajarkan untuk berimajinasi dan berkreativitas. Contohnya yaitu anak diajak untuk mengambil buah apel di atas pohon. Lalu mereka dituntut untuk berjinjit dan mengarahkan tangannya ke atas agar anak bisa mengambil buah apel tersebut. Hal ini melatih daya ingat dan daya nalar pada anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H