Mohon tunggu...
Nabilah Amany
Nabilah Amany Mohon Tunggu... -

Bogor | Fakultas Kehutanan IPB 2013

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menunda Taubat

11 Maret 2018   22:21 Diperbarui: 11 Maret 2018   22:31 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah sampaikah kepadamu kisah kaum Nuh AS yang Allah hukum dengan banjir sepuncak gunung? Kaum dimana fenomena kemusyrikan terjadi pertama kali di dunia ini. Sembilan ratus lima puluh tahun nyatanya tak cukup bagi Nabi Nuh AS untuk berdakwah, hanya sebagian kecil yang pada akhirnya beriman.

Lalu pernah sampaikah kepadamu kisah kaum 'Ad? Kaum dimana Nabi Hud AS Allah utus untuk berdakwah. Sosok laki-laki yang secara fisik dan pemikiran paling sempurna di antara kaumnya. 

Kekuatan fisik kaum 'Ad membutakan hati mereka. Ajakan Nabi Hud untuk beriman kepada Allah pun ditolak mentah-mentah dan mengatakan bahwa tidak ada sesuatu apapun yang lebih kuat dari mereka. Kesombongan itulah yang menjadikan Allah murka, hingga kebijaksanaan Allah lah yang menjadikan musim kekeringan bagi kaum 'Ad selama tiga tahun, tanpa air, tanpa hujan.

Belum lagi kisah yang Allah sampaikan kepadamu tentang Kaum Tsamud, Kaum Ibrahim, Kaum Luth, dan Bani Israil. Mereka adalah bukti bahwa siksaan Allah itu benar adanya.

Namun, jangan kau lupakan kisah suatu kaum pendusta yang Allah curahkan hidayah pada akhirnya.

Nabi Yunus AS, kesabaran beliau dalam berdakwah hanya membuahkan sedikit yang beriman, sebagian itu pun hanyalah sekumpulan orang miskin yang tak miliki kuasa apa-apa. Tanpa perintah Allah, Nabi Yunus meninggalkan kaumnya, "Lihatlah, siksaan Allah akan datang kepada kalian!".

"Dan (ingatlah kisah) Dzunnun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu mereka menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: 'Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah orang-orang yang lalim.' Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman." (QS. al-Anbiya': 87-88)

"Sesungguhnya Yunus beriar-benar salah seorang rasul. (Ingatlah) ketika ia lari ke kapal yang penuh muatan, kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. 

Maka kalau sekiranya ia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. Dan kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada seratus orang atau lebih. Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu." (QS. ash-Shaffat: 139-148)

Qadarullah, kepergian beliau pada akhirnya meninggalkan kasih sayang Allah yang amat dalam. Pada hari ketika Allah akan mendatangkan azabNya dengan awan gelap dan petir. Kaum Ninawa mulai gelisah, karena seketika cuaca berubah menjadi mendung, wajah-wajah mereka berubah menjadi pucat pasi dan angin bertiup kencang yang membawa suara bergemuruh. 

Kaum Ninawa pun menjadi takut akan ancaman Nabi Yunus. Akhirnya mereka sadar bahwa perkataan Nabi Yunus adalah benar. Mereka kemudian beriman dan menyesali perbuatan mereka terhadap Nabi Yunus.

Kaum Ninawa lari tunggang langgang mencari Nabi Yunus dan berteriak meminta pengampunan Allah SWT atas dosa mereka. Allah SWT Yang Maha Pemaaf-pun mengampuni mereka, dan keadaan kembali seperti semula. Para kaum Ninawa tetap mencari Nabi Yunus untuk mengajari dan menuntun agama kepada mereka.

"Dan mengapa tidak ada penduduk suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu yang tertentu." (QS. Yunus: 98)

Allah memberi hidayah kepada siapa yang Ia hendaki. Jangan menunda taubat hingga siksa Allah menghampiri. Pekalah terhadap teguran-teguran Allah yang masih berupa kegelisahan hati, sebelum Allah menegur kita dengan siksa yang melukai fisik. Sesalilah segala perbuatan dosa yang kita perbuat, berhenti melakukan dosa tersebut, dan bertekad untuk tidak melakukannya lagi.

Semangat memperbaiki diri!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun