Mohon tunggu...
Nabila Hakim
Nabila Hakim Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dinamika Peran Farmasis di Era 4.0

1 April 2019   22:15 Diperbarui: 2 April 2019   00:44 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peran Farmasis di Era Industri 4.0

Apa yang terlintas dibenak anda ketika mendengan kata farmasis? Ya, obat. Saya yakin bahwa 98% dari teman-teman menjawab obat. Padahal, farmasi tidak hanya mempelajari soal obat saja. Kosmetik, makanan kemasan dan sebagainya pun tidak luput dari keahlian Farmasis. Seorang Farmasis telah dilatih untuk mengetahui hal-hal yang tersebut diatas tadi. Jangan meragukan kemampuan seorang farmasis. Jangan pernah ragu untuk menanyakan hal-hal yang berbau tentang kesehatan kepada seorang Farrmasis.

Sebagai seorang Farmasis sudah semestinya dapat memahami dengan baik apa-apa saja isu-isu kesehatan serta pengobatan-pengobatan yang terus berkembang pesat.  Berbicara mengenai perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tentunya seorang Farmasis haruslah dapat memanfaatkannya dengan baik.

Revolusi industry 4.0 sedang hangat-hangatnya diperbincangkan.  Apa saja yang membedakan era 4.0  dengan era sebelumnya?

Konsep revolusi industry 4.0 pertama kali diperkenalkan oleh Profesor Klaus Schwab. Ekonom terkenal asal Jerman dalam bukunya "The Fourth Industrial Revolution".

 Revolusi Industri 1.0( yang pertama) yaitu penemuan mesin uap. Revolusi industry yang pertama ini terjadi pada akhir abad ke-18

Revolusi Industri 2.0 (yang kedua) yaitu digunakannya alat produksi missal berdasarkan pembagian kerja. Revolusi industry ini berlangsung pada awal abad  ke-20

Revolusi industry 3.0 (yang ketiga) dimulai dengan penggunaan sistem otomatin yakni bentuk pekerjaan berbasis computer yang membuat mesin bekerja tanpa dikendalikan lagi oleh manusia.

Revolusi industry 4.0 (yang sedang berlangsung) ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dengan komunikasi yaitu dengan sistem cyber-physical.

Dengan mudahnya memperoleh informasi tentunya akan banyak mendapatkan manfaat khususnya bagi seorang farmasis.

Misalnya saja kita dapat memperluas dan dapat dengan mudah mendomonstrasikan suatu bahan obat atau produk obat agar dapat dikenal di kalangan masyarakat. Kita juga dapat mengendalikan penyalahgunaan obat-obatan di masyarakat. Nah, bagaimana caranya?  Kita bisa memanfaatkan media-media sosial dalam hal ini. Dengan cara membuat konten-konten yang berisi edukasi obat-obatan yang menarik dapat memberi sedikit wawasan bagi masyarakat awam. Melalui ini pengetahuan masyarakat mengenai obat-obatan akan menjadi bertambah.

Tidak hanya bagi masyarakatnya saja terkhusus bagi teman-teman farmasis juga dapat dengan mudah memperkaya wawasan mengenai bidang yang digeluti.

Seperti yang dikutip dari sebuah jurnal teknologi

"Seperti yang telah didiskusikan sebelumnya bahwa Revolusi Industri keempat memberikan dampak besar pula bagi industri bioteknologi terutama bioteknologi kesehatan. Penggunaan bioteknologi dalam industri obat-obatan dan farmasi adalah perkembangan yang paling berpengaruh di dunia teknologi di abad ke-21 ini. Dalam upaya untuk memahami biologi, memberantas penyakit dan menjaga kesehatan dan kekuatan, bioteknologi telah mencapai tingkat yang sangat tinggi dalam usaha menemukan rahasia kehidupan serta memanipulasi kehidupan.

Untuk meraih apa yang dijanjikan bioteknologi dalam industri farmasi dan alat-alat kesehatan diperlukan identifikasi struktur molekul, penciptaan molekul aktif dan pengembangan terapi yang novel dan komprehensif, seperti immunotherapy, terapi seluler dan organisme dengan sel rekayasa genetika.

Namun, sejumlah besar data dan informasi saja tidaklah cukup untuk mendapatkan entitas molekul baru dan terapi baru, karena melakukan sintesis jutaan senyawa tetap tidak akan mengisi dunia struktur molekul yang potensial maupun tidak akan memungkinkan identifikasi struktur-struktur tiga dimensi khusus yang berinteraksi dengan target."

Dari kalimat-kalimat diatas membuktikan bahwa revolusi industry memberi dampak yang sangan besar khususnya dibidang kefarmasian. Teknologi ini banyak diterapkan untuk memanipulasi berbagai bahan biologis yang dapat dipakai sebagai terapi untuk berbagai kondisi dan jenis penyakit, terutama yang bersifat mematikan.

Semakin pesat informasi berkembang semakin besar pula kemungkinan penemuan-penemuan obat baru untuk dapat diteliti. Saat, ini telah banyak penelitian yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia pada era 4.0 ini.

Kita tidak dapat terlepas dari 4.0 karena kita memang telah berada di zaman ini, yang harus dilakukan adalah bagaimana cara untuk memanfaatkan hal tersebut sehingga hal itu dapat berguna.

Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap zaman memiliki anaknya. Berada di era ini semestinya membuat kita sadar bahwa kita merupakan anak dari era ini sudah menjadi semestinya kita menjadikan era sekarang ini menjadi era terbaik dibandingkan era-era sebelumya.

Pesatnya informasi saat ini bukannya tidak membawa dampak negative. Diantara segudang dampak positif tentunya ada saja celah yang menjadi tinta hitam di kertas putih.

Pesatnya perkembangan informasi justru membuat mental semakin menurun. Teknologi seolah seperti pisau bermata dua. Dia yang mengembangkan dia pula yang menghancurkan. Justru dengan mudahnya mengakses informasilah yang menjadikan kita seolah enggan untuk mempelajari hal-hal yang dianggap kecil yang mudah diperoleh di internat.

Padahal, ukuran kecerdasan seseorang bukanlah seberapa lincah dia mencari informasi di internet melainkan bagaimana cara menyelesaikan masalah melalui pemikiran. Kembali lagi ditekankan khususnya sebagai seorang Farmasis yang kadang-kadang jenuh dengan ilmu-ilmu seputar pengombatan.

Memang tidak mudah untuk menjadi seorang Farmasis. Selain karena keilmuannya yang selalu berkembang, materi-materi yang mutlak harus diketahui oleh seorang Farmasis juga terbilang padat dan banyak.

Seorang farmasis ditekankan kembali untuk dapat fleksibel dengan perkembangan industry. Jangan menjadi penonton dalam hal ini. Kita haruslah menjadi pelaku utama dalam hal ini yaitu tidak dikendalikan oleh perkembangan informasi tetapi, kitalah yang harus mengendalikan informasi itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun