Misalnya, sekarang saya terdaftar sebagai salaah satu mahasiswa fakultas farmasi yang nantinya bercita-cita sebagai seorang apoteker. Sebagai apoteker (nantinya) bentuk pengabdian kita bukan berarti memberikan obat secara cuma-cuma kepada masyarakat, tapi bisa juga dengan ilmu yang kita miliki, contoh kecilnya menginfokan bahwa kandungan tertracycline pada obat super tetra dapat berdampak buruk bagi janin ibu hamil yang mengonsumsinya. Hal-hal seperti ini memang terdengar sangat sederhana, tapi sebenarnya sangat bermanfaat bagi masyarakat ataupun profesi apoteker itu sendiri karena hal-hal kecil seperti itulah yang banyak orang tidak tau.
Intinya adalah, tidak perlu pikirkan masa depan yang belum tentu terjadi, dan tidak perlu  berpikir tentang masa lalu yang notabenenya sudah berlalu. Hanya saja, indahkan hari ini. Karena hari ini akan berubah menjadi masa lalu dan juga penentu bagi masa depan mu.
Sekian untuk materi Tanggung Jawab Kaum Intelektual.
WAJAH ORGANISASI KEMAFAR-UH
 (Keluarga Mahasiswa Farmasi Universitas Hasanuddin)
Materi ini kami terima pada tanggal 28 Desember 2018 dan dibawakan oleh Kak Budiman Yasir, S.Si., Apt. atau akrab dipanggil Budi/Budiman. Beliau seendiri juga merupakan salah satu kader dari KEMAFAR-UH (Keluarga Mahasiswa Farmasi Universitas Hasanuddin) serta beliau sempat mejabat sebagai presiden BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Beliau mejabat pada pada periode 2015/2016.
Sebenarnya materi ini adalah materi paling dasar yang kami terima dan juga merupakan materi yang paling sering dibawakan mulai dari tahap pertama kami menginjakkan kaki di Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin. Akan tetapi, saat proses penerimaan materi saat itu kami menemukan penjelasan baru dan istilah-istilah baru yang belum pernah kami dengar sebelumnya.
Materi ini dibawakan dengan santai oleh Kak Bobby yang notabenenya memang telah memiliki jutaan pengalaman dalam dunia farmasi Universitas Hasanuddin mengingat beliau pernah mejabat sebagai presiden BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) pada periode 2015/2016.
Dalam materi ini, selain beliau menjelaskan tentang bagaimana struktur koordinasi dari Organisasi KEMAFAR-UH (Keluarga Mahasiswa Farmasi Universitas Hasanuddin), beliau juga menekankan kepada kami mengenai pentingnya berorganisasi.Â
Karena sperti yang kita ketahui bahwa telah lama berdear paradigm-paradigma di masyarakat tentang peran organisasi yang menghambat proses kuliah (akademik) sehingga berpotensi memnyebabkan seorang mahasiswa lama menyandang gelar sarjana.Â
Namun beliau menekankan bahwa ketika seorang mahasiswa menyebut organisasi sebagai penghambat wisuda, sebenarnya dia hanya berdalih seperti itu hanya untuk menyembunyikan kemalasannya. Beliau berkata seperti itu karena memang beliau telah mengalaminya sendiri. Jika dipikir lebih lanjut maka sangat tidak mungkin seorang presiden BEM bisa mendapat IPK=3,6 dan sarjana dalam waktu 3 tahun 8 bulan.