Mohon tunggu...
Nabilah Cw
Nabilah Cw Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Orang yang tertarik dengan dunia baru ;)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Berkembanganya Isu Aktual Bisnis Organisasi di Dalam Kementerian Keuangan RI dan Bagaimana Menghadapinya

17 November 2023   10:43 Diperbarui: 17 November 2023   10:45 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suryadi (Kepala Seksi Pencairan Dana Kantor Pelayanan Perbendaharaan Mataram, Direktorat Jenderal Perbendaharaan Prov. NTB)

Adanya isu perkembangan Bisnis Organisasi pada Kementerian Keuangan RI saat ini terus berubah seiring waktu dan zaman, serta  mengacu pada perubahan sejarah, perkembangan, dan pemahaman akan pentingnya menjaga operasi bisnis yang lancar, terutama dalam menghadapi gangguan, krisis, atau bencana. adapun latar perubahan isu tersebut disebabkan oleh:

  • Sejarah Bencana dan Krisis
  • Perobahan Teknologi secara Global
  • Kepedulian Lingkungan yang membangun
  • Peraturan yang berobah dan Kepatuhan
  • Kesadaran akan Risiko dan adanya kesuksesan serta kegagalan
  • Kasus COVID-19 (Pandemi global COVID-19 yang dimulai pada tahun 2019 menjadi contoh nyata tentang bagaimana krisis tak terduga dapat mengganggu bisnis di seluruh dunia. Pandemi ini telah memperkuat kesadaran akan pentingnya Kelompok Manajemen Keberlangsungan Bisnis (MKB).
  • Keinginan Organisasi untuk Bertahan dengan melakukan pengawasan dan Audit

Adapun Manajemen Keberlangsungan Bisnis (MKB) diatur juga dalam ISO 22301:2019 yang merupakan standar internasional dalam membantu organisasi untuk merencanakan, mengembangkan, menerapkan, mengoperasikan, memantau, meninjau, memelihara, dan terus meningkatkan sistem manajemen keberlangsungan bisnis mereka. Adapun yag diatur dalam Manajemen Keberlangsungan Bisnis berdasarkan ISO 22301:2019, yakni:

  • Kepemimpinan dan Komitmen
  • Perencanaan dan Penilaian Risiko (Hal ini mencakup pengembangan Business Impact Analysis (BIA) untuk menentukan dampak potensial dari gangguan dan analisis risiko untuk mengidentifikasi sumber risiko yang mungkin)
  • Pengembangan Strategi serta implementasi
  • Pemantauan dan Pengukuran
  • Pengkajian dan Peningkatan
  • Komunikasi dan Kesadaran
  • Pemulihan Setelah Kejadian

Dengan mengikuti prinsip-prinsip dan praktik yang diatur oleh ISO 22301:2019, organisasi dapat meminimalkan dampak gangguan bisnis dan meningkatkan kemampuan mereka untuk bertahan dalam situasi darurat atau bencana. Hal ini membantu menjaga keberlangsungan bisnis dan melindungi reputasi serta kepercayaan pemangku kepentingan.

Manajemen Keberlanjutan Bisnis (MKB) di Kementerian Keuangan merupakan aspek penting dalam menjaga stabilitas dan kelancaran fungsi kementerian dalam mengelola keuangan negara. Identifikasi dan penilaian risiko serta ancaman yang dapat mempengaruhi kinerja dan kelangsungan operasional Kementerian Keuangan adalah langkah awal. Ini melibatkan pengidentifikasian potensi gangguan seperti bencana alam, serangan siber, dan perubahan kebijakan. Selain itu, pengelolaan anggaran, perbendaharaan, dan kebijakan fiskal, juga merupakan potensi gangguan yang harus segera dideteksi dan ditangani dengan cepat. Sehingga hal-hal  tersebut telah diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan nomor KMK-520/KMK.01/2021 tentang manajemen Keberlangsungan Bisnis Kementerian Keuangan.

Namun sistem MKB juga harus diuji secara berkala melalui simulasi gangguan atau uji coba darurat.  Hal ini disampaikan langsung oleh Suryadi (Kepala Seksi Pencairan Dana Kantor Pelayanan Perbendaharaan Mataram Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi NTB)  melalui press release secara tertulis, Kamis (16/11/2023). 

"Hasil dari uji coba ini harus digunakan untuk memperbaiki rencana pemulihan dan prosedur. Pelatihan harus diberikan kepada personel kementerian untuk memastikan bahwa mereka memahami peran dan tanggung jawab mereka dalam pelaksanaan rencana MKB. Kesadaran akan pentingnya MKB juga harus ditingkatkan di seluruh organisasi. " Ujar Suryadi.

Sehingga Kementerian Keuangan harus memiliki sistem komunikasi krisis yang efektif untuk memberikan informasi kepada pemangku kepentingan internal dan eksternal selama situasi darurat atau krisis. Setelah terjadi gangguan atau krisis, kementerian perlu dapat memulihkan fungsi mereka secepat mungkin. Dalam hal ini melibatkan evaluasi dampak jangka panjang dan pemulihan perekonomian.

Dikutip dari press release, Suryadi mengatakan bahwa MKB tidak boleh menjadi proses statis, perlu secara teratur mengevaluasi dan memperbarui rencana mereka sesuai dengan perubahan dalam lingkungan operasional, teknologi, atau risiko yang mungkin muncul. ini harus menjadi bagian dari proses berkelanjutan di Kementerian Keuangan untuk memastikan bahwa mereka memiliki kapabilitas MKB yang kuat.

"Pelatihan dan kesadaran (awareness) dalam konteks Manajemen Keberlanjutan Bisnis (MKB) di Kementerian Keuangan sangat penting untuk memastikan bahwa personel di semua tingkatan organisasi memahami peran mereka dalam menjaga keberlanjutan bisnis dan tanggap terhadap situasi darurat atau krisis." ungkapnya

Sehingga Kementerian Keuangan harus mengidentifikasi kebutuhan pelatihan bagi karyawan mereka berdasarkan peran dan tanggung jawab mereka dalam MKB. Semua karyawan harus menerima Keberlangsungan latihan  tentang prinsip-prinsip MKB, peran mereka dalam rencana pemulihan, dan prosedur darurat yang harus diikuti. Karyawan yang memiliki peran kunci dalam pelaksanaan MKB, seperti anggota tim pemulihan, perlu menerima pelatihan lebih lanjut yang lebih mendalam tentang aspek-aspek teknis dan taktis MKB. Pelatihan simulasi atau uji coba darurat dapat membantu karyawan memahami bagaimana mereka harus bertindak dalam situasi krisis dan menguji kesiapan mereka.

Lanjutnya, Suryadi menyatakan bahwa adannya kegiatan Kementerian Keuangan aktif dengan kesadaran tentang MKB ke semua karyawan dan pemangku kepentingan. Ini bisa melibatkan kampanye kesadaran, seminar, dan komunikasi reguler. Karena semua karyawan harus memiliki pemahaman yang jelas tentang peran dan tanggung jawab mereka dalam menjalankan rencana MKB dan langkah-langkah darurat. Kementerian Keuangan juga harus memiliki tim atau departemen yang bertanggung jawab atas pelatihan dan kesadaran MKB. Tim ini dapat membantu merencanakan, mengembangkan, dan melaksanakan program pelatihan serta mengelola inisiatif kesadaran.

Adanya keberlangsungan yang kuat pada pelatihan dan kesadaran, Kementerian Keuangan dapat meningkatkan kesiapannya dalam menghadapi situasi darurat atau gangguan bisnis, sehingga dapat meminimalkan dampak dan mempercepat pemulihan bisnis. Selain itu, kesadaran tentang MKB dapat membangun budaya organisasi yang responsif terhadap risiko dan siap menghadapi tantangan yang mungkin timbul dalam operasi mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun