Segala upaya dilakukan demi bertahannya TPA Sarimukti, mulai dari perluasan lahan hingga adanya batasan dalam pengiriman sampah. Namun, alam berkata lain, karena semakin hari banyak sampah yang datang. Pada website opendata.jabarprov.go.id tercatat, tahun 2023 lalu terdapat kurang lebih 130.000 truk sampah yang masuk ke TPA Sarimukti.
Kota Bandung menjadi kota dengan penyumbang sampah terbesar di TPA Sarimukti, dengan persentase 77,15 persen pada periode 2006 hingga 2022. Hal ini yang menjadi salah satu penyebab TPA Sarimukti overload. Namun, hingga hari ini masih tetap berjalan seperti pada hari-hari sebelumnya, karena telah dilakukannya penataan.
Dari keempat zona yang ada, posisi zona terakhir atau zona 4 sudah tidak aktif sejak 2023, karena terjadinya longsor, jika diaktifkan kembali nantinya akan berpengaruh terhadap Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang berada di bawahnya.Â
"Terkait zona 1, 2, dan 3 kita gunakan secara bergantian, sebagai salah satu penanganan di TPA untuk pembatasan kiriman sampah" ucap Dicky Prasetyo.
Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka yang nantinya akan menggantikan TPA Sarimukti, terletak di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. Setelah pindah, nantinya TPPAS ini bukan hanya menampung sampah dari Bandung Raya seperti TPA Sarimukti, melainkan sampah dari Sumedang dan Garut juga turut dipindahkan ke sana.
Tahun ini, TPA Sarimukti melakukan penataan, penutupan sampah dengan tanah, penambahan alat berat, pembatasan pengiriman sampah dari daerah di Bandung Raya. Solusi tersebut sebagai pondasi agar TPA Sarimukti tetap berjalan sebelum nantinya akan dipindahkan ke TPPAS Legok Nangka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H